Janganlah Mengulangi Kekufuran

Oleh: Bangun Lubis I Wartawan AsSAJIDIN.COM
Pada masa lalu, kisah para sahabat begitu beragam. Dan kisah-kisah itu amatlah pantas untuk diteladani. Kisah yang ada tidak hanya cerita yang menyenangkan, melainkan banyak kisah yang begitu menggetarkan hati dan menyedihkan tentunya.
Ditengah kehidupan yang sulit dan tidak menentu misalnya, tentulah ada sikap seorang yang beragama Islam masih mudah terpengaruh. Namun, hendak pula berusaha tetap dalam iman, tidak terkecoh dan tidak mungkir dari keyakinannya.
Bila kita menengok kisah, Zubair bin Awwam adalah salah seorang sahabat yang mulia, maka kita pun tersadar dari lamunan yang terlalu jauh dan tak berguna. Ia adalah salah seorang dari enam ahli syurga, yang memusyawarahkan pengganti khalifah Umar bin Khattab, ini merupakan pengakuan terhadap keilmuan dan kematangannya.
Dicerikan bahwa Sahabat Rasulullah Zubair merupakan keponakan dari ibunda Khadijah , bernama Hawari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.Hawari Rasulullah ini dilahirkan 28 tahun sebelum hijrah, masuk Islam di Mekah saat berusia 15 tahun melalui perantara Abu Bakar ash-Shiddiq radhiallahu ‘anhu.
Tentu saja keislamannya menimbulkan kemarahan orang-orang kafir Quraisy, terutama dari kalangan keluarganya. Pamannya menggulung badannya dengan tikar, lalu dipanaskan dengan api agar ia kembali ke agama nenek moyangnya. Namun dengan keyakinan yang kuat ia berkata, “Aku tidak akan kembali kepada kekufuran selama-lamanya”.
Di antara keistimewaan Zubair yang lainnya adalah ia turut serta dalam dua kali hijrah, hijrah ke Habasyah lalu menikah dengan putri Abu Bakar, Asma binti Abu Bakar radhiallahu ‘anha, kemudian ke Madinah dan mendapat anugerah putra pertama yang diberi nama Abdullah dan putra kedua Mush’ab radhiallahu ‘anhuma.
Menghunus Pedang
Orang pertama yang menghunus pedang di jalan Allah adalah Zubair. Dari Aurah dan Ibnu al-Musayyib keduanya berkata, “Laki-laki pertama yang menghunuskan pedangnya di jalan Allah adalah Zubair.” Peristiwa tersebut terjadi saat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam diganggu, lalu ia menghunuskan pedangnya kepada orang-orang yang mengganggu Nabi.
– Hawari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dari Jabir bin Abdillah radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda di hari Perang Ahzab, “Siapa yang akan memerangi Bani Quraidhah?” Zubair menjawab, “Saya (ya Rasulullah)” Beliau kembali bertanya, “Siapa yang akan memerangi Bani Quraidhah?” Zubair kembali merespon, “Saya” Lalu Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya setiap nabi memiliki hawari (teman-teman setia), dan hawariku adalah Zubair.”
Dikisahkan, Malaikat Jibril tampil dengan fisik Zubair bin Awwam di Perang Badar. Dari Aurah bin Zubair, “Zubair mengenakan mantel kuning (di hari itu), lalu Jibril turun dengan menyerupai Zubair. Di Perang Badar, Rasulullah menempatkan Zubair di sayap kanan pasukan, lalu ada sosok Zubair dekat dengan Rasulullah, beliau berkata kepadanya, “Perangilah mereka wahai Zubair!” Lalu orang itu menjawab, “Aku bukan Zubair.” Akhirnya Rasulullah mengetahui bahwa itu adalah malaikat yang Allah turunkan dengan sosok Zubair, untuk membantu kaum muslimin di Perang Badar.(*)