Reuni Akbar 212, Damai, Tertib, Beretika, Aman dan Nyaman
slam itu memang Indah dan Damai. Rahmatat Lil’alamin. Mereka ciptakan Keamanan dan Kenyamanan dalam Reuni 212 yang menghadirkan Juta Umat Islam
Oleh: H. Bangun Lubis
Pemimpin Umum ASSAJIDIN.Com
JAUH HARI sebelum Ahad 2 – 12 – 2018, Reuni 212 sudah bergema ke seantero dunia. Seorang berkebangsaan Australia di medsos juga telah mengumumkan bahwa suaminya akan ikut bergabung pada Reuni Akbar 212 yang digelar di Monas, Jakarta itu.
Saya mendengar teman-teman dari Kajian Islam dari berbagai majelis di Kota Palembang pun menjanjikan akan pergi bergabung dengan jamaah anggota 212 pada hari Ahad yang ditetapkan.”Reuni ini, tentu akan ramai orang yang berangkat ke Monas Jakarta itu. Kita berangkat ya bang..”kata Soni (31), seorang Jamaah Kajian Al Quran dari Majelis Assajidin Sumsel, tiga hari sebelum keberangkatan Sabtu 1-12-2018.
Begitu juga terlihat diberbagai media, bahwa jamaah dari daerah telah menetapkan keberangkatan mereka. Dari Jawa Timur,Jawa Tengah, Jawa Barat dan Banten juga terlihat mulai bergerak pada sepekan sebelumnya. Dari Padang Sumatera Barat, Palembang, Medan, Sumatera Utara juga tak mau ketinggalan. Ingin menghadiri Reuni akbar 212 tersebut.
Ahad 2 – 12-2018, dini hari ternyata sekeliling monas dan istiqlal, telah ramai dipadati jamaah yang menghadiri reuni ini. Laporan di beberapa group Medsos, bahkan sejulah media nasional juga telah melaporkan betapa antusias masyarakat untuk memadati Monas di hari 212 2018 tersebut.
Gema Takbir
Terdengar Azan Subuh bergema di sekeliling Jakarta di sekitar Monas Jakarta sebagai tanda dimulainya Salat Subuh berjamaah dan diikuti seluruh peserta Reuni 212, setelah rangkaian acara sudah dimulai sejak pukul 03.00 WIB, Ahad dini hari itu.
Masyarakat yng datang dari berbagai penuuru daerah itu pun menyatu dengan jamaah yang dari Jakarta hingga pukul 06.30 wib, mulai memadati Monas dan sekitarnya. Takbir AllahuAkbar bergemuruh menyeru kepada yang Kuasa Allah SWT.
Seoarang ustad bernama Helmi usai peserta Reuni 212 melaksanakan shalat tahajud berjamaah dan doa, pun segera mengumandangkan azan subuh ahad itu. Terlihat kemudian jamaah yang mengikuti kegiatan tersebut salat sunnah qobla Subuh, dan melaksanakan shalat Subuh berjamaah, yang dipimpin KH Nashier Zein.
Dalam salat jamaah itu, terasa keheningan berlangsung. Khusus’ sekali jamaah menjalankan salat . Suara imam yang begitu indang melagukan bacaan salat, mengundang beberapa jamaah yang mendesah isakantangis kecil terdengar sendu. Lingkungan Monas yang tadinya hiruk pikuk oleh suara kerumunan ribuan orang seketika hening saat salat Subuh itu.
Bacaan surat oleh imam terdengar sahut menyahut dari sejumlah pengeras suara yang ditempatkan di titik yang berbeda-beda. Terlihat sejumlah tokoh hadir dan ikut salat Subuh berjamaah seperti Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais dan Ketua BPN Prabowo-Sandi, Djoko Santoso.
Amien tiba di Monas, Jakarta Pusat, pukul 04.08 WIB dengan mengenakan baju koko putih dan penutup kepala berwarna hitam yang bertuliskan kalimat tauhid. Dua menit berselang, Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid dan Sekjen PKS Mustafa Kamal hadir di Monas. Prabowo dan Sandiaga Uni juga turut hadir. Namun tidak ingin memanfaatkan memen itu sebagai arena kampanye politik.
Sebelumnya, Ketum PAN Zulkifli Hasan dan Sekjen PAN Eddy Soeparno sudah tiba terlebih dahulu di lokasi. Ada juga Ketum PA 212 Slamet Ma’arif dan Ketua FUI Al Khaththath. Semua larut dalam kerumunan lautan umat Islam yang menjalankan subuh berjamaah itu.”Saya tak boleh kampanye dan bicara politik. Saya hanya ingin hadir dan ingin melihat jutaan ummat Islam, dan ingin melihat terciptanya ke damaian di acara reuni umat Islam yang begitu besar jumlahnya itu,”kata Prabowo yang hadir saat itu.
Seruan dari seorang orator memohon agar seluruh jamaah, berdoa untuk kejayaan bangsa Indonesia, dan untuk keselamatan bangsa Indonesia agar bangsa ini terhindar azab dan diridai pemimpin yang beriman, bertakwa, pemimpin yang adil, dan betul-betul membela islam dan kepentingan umat islam. Mudah-mudahan Allah mengabulkan doa kita bersama,” serunya dari atas panggung dengan menggunakan pengeras suara, sebagaimana dikabarkan Antara.
Satu hal yang begitu menyentuh,pada reuni akbar 212 ini, adalah tampaknya ketertiban, keteraturan dab keberetikaan jamaah peserta walaupun dikabarkan bahwa jamaah yang hadir hamper sepuluh juta orang.
“Lihatlah, tak ada tanaman di taman monas yang terinjak hingga membuat kerusakan parah. Semua seperti ingin berjalan di atas tanah yang beraspal dan bersemen yang tidak ditumbuhi tanaman. Rumputan pun tak tersentuh,”ujar Yetti (55) seorang sahabat alumni Universitas Muhammadiyah Jakarta menulis di Group Sobat UMJ.
Masak sih, ujarku.”Iya bang,”katanya seperti ingin mempercayakan bahwa ahad dengan momen Reuni 212 tersebut adalah pertumpahan massa jamaah yang walaupun berjuta-juta orang tetapi mereka memperlihatkan, sebagai syiar Islam yang menghindari pengrusakan atas lingkungan hidupnya.
Kalau kita jujur ketika menyaksikan acara Reuni Akbar 212 umat Islam ini, memang luar biasa massa jamaah Islam yang hadir. Kepadatan peserta kali ini luar biasa. Bahkan sampai Gunung Sahari, Jakarta Pusat dan wilayah lain sekitar Monas. Dalam foto-toto drone yang viral di media sosial, kepadatan juga terlihat. Dalam pantauan , suasana kali ini berbeda dengan 212 pada 2016 silam. Jalan Kramat Raya dan Kwitang pada dua tahun lalu masih bisa dijadikan parkir mobil pada sekitar pukul 06.00 WIB. Tapi hari ini, kendaraan sudah tidak bisa masuk. Massa pun terus berdatangan tak putus-putus.
Bila sebelumnya banyak elite dan orang-orang yang tak percaya atas keamanan dan ketertiba akan tercipta dengan baik, namun pastilah mereka terkesiama melihay Jamaah Islam yang hadir dalam reuni 212 – 2018 ini. Semua tertib dan semua ingin menghindari kerusakan akan acara itu. Kendati teriakan takbir ters menggema, namun tertib dan bahkan pihak pengaman yang hadir baik dari TNI maupun Polri dan tenaga-tenaga pengaman dari organisasi Islam, tersenyum melihat kondisi yang Damai ini.
Sejumlah anggota TNI menyalami para peserta jamaah Reuni 212 yang ingin pulang kembali kedaerah mereka . Kenyataan demikian juga sempat diabadikan sejumlah orang melalui video-video di mana anggota TNI yang berbaris memagari Jamaah Islam anggota reuni 212 yang hendak kembali pulang ke tempat tinggal mereka.
Kita juga bisa saksikan betara kebaikan dari sejumlah anggota TNI yang memberikan beberapa orang makanan yang berada dalam plastik. Dan jamaah – jamaah sebagian itu menerimanya dengan haru dan mereka mengucapkan kalimat “terima kasih pak tentara yang baik.” Kata mereka sembari mendoakan,”Barakallah.”
Di sebelah Monas ada Gereja Katedral, yang saat itu manjalankan Misa, namun tidak terusik dengan adanya Reuni Akbar 212 – 2018 dari jamaah umat Islam dari segela penjuru tersebut. “Ibadah misa berlangsung sepeprti biasa.” Begitu kata Sekretaris Sie Pengamanan dan tata Tertib Katedral,” ujar Albertus kepada media. Bahkan dalam misa itu mereka mendoakan Reuni 212 berjalan lancer dan tertib. Ini adalah bentuk kebhinnekaan yang diciptakan umat dari berbagai kalangan. Tak betul, Islam di Indonesia tak cinta dama dan kepada agama lain juga tetap toleran.
Begitulah babak yang diperlihatkan oleh umat Islam Indonesia, yang ingin menyebut bahwa Islam itu adalah Rahmatat Lil’alamin, rahmat bagi seluruh manusia di bumi ini. Menangkis semua tuduhan para ‘Islam Phobi’ yang masih selalu mengemukakan pendapat berbeda dan selalu menyudutkan Umat Islam Indonesia. Ini adalah fakta damainya menjadi umat Islam.(*)