Uncategorized

Hubungan Syukur dan Syariat Berwudhu

AsSAJIDIN.COM —  Allah telah menciptakan segala sesuatu di muka bumi ini adalah untuk kebahagiaan manusia itu sendiri, karena itu maka kita wajib bersyukur.

Telah dikemukakan juga, bahwa nikmat pertama yang harus kita syukuri adalah nikmat jasad, ruh dan jiwa. Hal ini jelas tertulis dalam firman Allah dalam Alquran yang diturunkan kepada Nabi Muhammad, nabi akhir zaman.
Lalu sekarang apakah semua manusia selamanya selalu bersyukur, atau lebih banyak yang kufur nikmat? Jawabannya, ternyata, manusia lebih banyak yang kufur/lupa nikmat.

Karena manusia sering lupa dengan perintah untuk bersyukur, Allah mengingatkan manusia, salah satunya dengan cara melaksanakan syariat berwudhu.

Firman Allah Quran Surat (QS) 5 (Almaidah) ayat 6
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan salat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedaua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit [403] atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh [404] perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.

“Biarpun beribu-ribu kali membasuh anggota wudhu, tapi kalau masih merugikan orang, pelit, selalu memprovokasi dan sebagainya, di mata Allah orang ini belum berwudhu. Sebab jiwanya masih kotor.

 

Lihat Juga :  Wanita Menopause Boleh Membuka Aurat?

Dalam ayat ini yang wajib dibasuh ketika wudhu adalah muka, tangan, kepala dan kaki. Saking pentingnya menjaga ucapan, penciuman maka dipertegas oleh nabi, sunah hukumnya membasuh keduanya.
Berwudhu diawali dengan membasuh muka.

– Berkumur- kumur : artinya mensucikan ucapan bukan membersihkan mulut, bukti orang itu benar berwudhu maka pasti yang keluar dari mulutnya adalah kata- kata yang mengndung kebaikan bukun propokasi.
– Membasuh hidung artinya mensucikan penciuman
– Bagian muka ada mata, artinya yang disucikan atau diwudukan adalah penglihatan mata
– Membasuh tangan artinya mensucikan perbuatan tangan. Orang yang betul-betul berwudhu tangan nya selalu menolong yang lemah bukan rekayasa tandatangan sehingga merugikan orang banyak.
– Membasuh kepala artinya mensucikan fikiran
– Membasuh telinga artinya mensucika pendengaran telinga
– Membasuh kaki artinya mensucikan perbatan kaki.
Jadi hakikat berwudhu itu adalah mensucikan jiwa yang ada dalam dada. Sehari semalam minimal umat Islam melakukan wudhu lima kali. Setiap anggota wudhu disunnahkan dibasuh tiga kali. Jadi sehari semalam minimal limabelaskali membasuh setiap anggota wudhu.

Lihat Juga :  Rahasia Minuman Kesukaan Rasulullah, dan Khasiatnya Bagi Kesehatan Tubuh

Pertanyanya sudah sucikah jiwanya?
Biarpun beribu-ribu kali membasuh anggota wudhu, tapi kalau masih merugikan orang, pelit, selalu memprovokasi dan sebagainya, di mata Allah orang ini belum berwudhu. Sebab jiwanya masih kotor.
Pada ayat ini Allah mengakhiri dengan kalimat agar kamu bersyukur artinya rahasia Allah telah diberitahu kepada hambanya bahwa yang bertanggung jawab nanti adalah jiwa (pendengaran, penglihatan dan hati) kulit tangan dan kaki yang bersaksi.

Firman Allah QS 17 (Al-isra) ayat 36
Artinya: Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.
Firman Allah QS. 24 (Annur) ayat 24.

Artinya : pada hari (ketika), lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.
firman Allah Qs. 36 (yaasin) ayat 65  artinya: Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan. Demikian semoga bermanfaat. (*/sumber: artikel yang ditulis Sukardi SThi, fasilitator paham qurani tinggal di Palembang)

Back to top button