MOZAIK ISLAM

Menguji Iman dari Bencana dan Musibah yang Datang

Peduli Palestina Jangan Lupa Peduli Masyarakat Sekitar Kita

ASSAJIDIN.COM –PUNCAK musim hujan ditambah meluapnya air Sungai Musi yang mengaliri provinsi Sumsel menyebabkan musibah banjir dialami sejumlah masyarakat di provinsi Sumsel di Bulan Januari 2024 ini.

Ada tujuh kabupaten/kota yang terdampak banjir yaitu Musi Rawas Utara (Muratara), Musi Banyuasin (Muba), Muara Enim, Musi Rawas, Prabumulih, Ogan Ilir, dan PALI serta Bayuasin.
Kepala Pelaksana BPBD Sumsel, M Iqbal Alisyahbana menjelaskan, untuk di Muratara yang terdampak banjir di Kecamatan Ulu Rawas, Rawas Ulu, Karang Jaya, Karang Dapo, Rawas Ilir dan Rupit.

Dampaknya tujuh jembatan gantung putus dan satu jembatan rusak berat. Lalu 68 unit fasilitas pendidikan terendam, 23.375 unit rumah terendam, 229 unit rumah rusak ringan, 8 unit rumah rusak berat, dan dua unit rumah hanyut.

Kemudian 58 unit fasilitas kesehatan juga turut terdampak. Lalu 126,65 km jalan terendam, 9,7 km irigasi terendam, 17 unit rumah ibadah terendam, 59 Perkantoran terendam, 679 hektare sawah terendam, 14 hektare kebun terendam, 6 unit kolam terendam dan 92.644 jiwa mengungsi.
BPBD Provinsi Sumsel memberikan bantuan berupa logistik seperti sembako sebanyak 1.200 paket dan lain-lain.

Hingga berita ini ditulis banjir masih melanda sejumlah daerah meskipun tidak separah ketika awal musibah.

 

 

Menguji keimanan dan kesabaran

Bencana adalah cara Allah SWT menilai kadar keimanan hamba-Nya. Lewat bencana yang dialami, setiap muslim hendaknya bersabar dan tawakal berserah diri hanya kepada Allah SWT.
Ujian dari Allah SWT bisa hadir dalam bentuk apapun, termasuk melalui bencana alam seperti gempa bumi, banjir, tsunami, tanah longsor dan lain sebagainya. Semua bencana merupakan cobaan dan ujian yang harus dilalui dengan sabar.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Anbiya ayat 35 yang menjelaskan tentang adanya ujian dari Allah SWT.

كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ ٱلْمَوْتِ ۗ وَنَبْلُوكُم بِٱلشَّرِّ وَٱلْخَيْرِ فِتْنَةً ۖ وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ

Arab-Latin: Kullu nafsin żā`iqatul-maụt, wa nablụkum bisy-syarri wal-khairi fitnah, wa ilainā turja’ụn

Artinya: “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.”

Dikutip dari buku Dahsyatnya Sabar, Syukur, Ikhlas, dan Tawakal oleh Abdul Syukur al-Azizi, dijelaskan sebagai muslim seharusnya meyakini bahwa bencana yang melanda merupakan cobaan untuk menguji seberapa besar kita bersabar dan
tawakkal kepada Allah SWT.

Lihat Juga :  One Day One Hadist : Janji adalah Utang, Tepatilah Janji

Sabar dalam menerima semua ujian dan cobaan memang tidak semudah membalik telapak tangan, terutama jika musibah yang menimpa cukup berat. Namun dengan meyakini takdir Allah SWT maka musibah berat pun akan terasa ringan karena Allah SWT meluaskan hati yang ikhlas.

Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda:

“Perkara orang mukmin mengagumkan, segala kondisi, baik baginya, dan ini tidak terjadi kecuali kepada orang mukmin. Apabila mendapat kesenangan, ia bersyukur dan ini lebih baik baginya. Namun, jika mendapat musibah ia bersabar, dan ini lebih baik baginya.” (HR. Muslim, no. 2999)

Mari Peduli

Dalam sebuah ayat, Allah menyampaikan bahwa kerusakan di muka bumi bisa terjadi karena ulah tangan manusia. Bisa jadi manusia merusaknya, dzalim memperlakukan alam, hingga yang terjadi adalah kerusakan. “Telah nampak kerusakan di darat dan di lautan disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS Ar Ruum:41)

Ketika ada bencana alam terjadi, sudah sepatutnya kita mengevaluasi diri. Apakah selama ini kita sudah benar-benar menjaga dan memelihara alam dengan baik. Jangan sampai kita menyalahkan Allah SWT atau menyalahkan alam itu sendiri atas segala bencana yang terjadi. Misalnya saja saat terjadi banjir, kebakaran hutan, kabut asap, semua itu terjadi karena adanya sebab akibat ulah tangan manusia.

 

Pantaslah jika Allah memperingati kita dengan ayat berikut, “Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di muka bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami senantiasa bertasbih memuji dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS: Al-Baqarah: 30)

Lalu sikap kita lainnya adalah bersikap empati, membantu dan peduli terhadap sesama

Dalam Islam, Itsar adalah sikap tertinggi dari hubungan persaudaraan sesama muslim. Itsar adalah sikap mendahulukan saudaranya sendiri, seperti yang pernah dilakukan oleh kaum Muhadjirin dan Anshar saat di Madinah, pada zaman Rasulullah SAW dulu. Mereka saling membantu, saling mendahulukan, dan tidak bisa jika melihat ada saudaranya yang sakit, terkena masalah, atau bersedih.

Lihat Juga :  Pj Wako Palembang Ratu Dewa Datangi Satu Persatu Rumah Warga Kebanjiran di 3-4 Ulu Palembang

Surah Al Baqarah Ayat 83 dalam Arab, Latin, dan Artinya
وَاِذْ اَخَذْنَا مِيْثَاقَ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ لَا تَعْبُدُوْنَ اِلَّا اللّٰهَ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا وَّذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَقُوْلُوْا لِلنَّاسِ حُسْنًا وَّاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتُوا الزَّكٰوةَۗ ثُمَّ تَوَلَّيْتُمْ اِلَّا قَلِيْلًا مِّنْكُمْ وَاَنْتُمْ مُّعْرِضُوْنَ

Artinya: “(Ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari Bani Israil, “Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin. Selain itu, bertutur katalah yang baik kepada manusia, laksanakanlah salat, dan tunaikanlah zakat.” Akan tetapi, kamu berpaling (mengingkarinya), kecuali sebagian kecil darimu, dan kamu (masih menjadi) pembangkang.”

Dalam Alquran tersebut dikatakan tentang urutan berbuat baik dimulai dari kepada kedua orangtua, lalu kerabat, anak yatim orang miskin.

Jadi berbuat baik mulai dari yang terdekat lalu yang jauh, itulah urutan yang benar.

 

Betapa indahnya jika kitapun bisa berlaku hal tersebut, apalagi terhadap saudara-saudara yang terkena bencana. Kita bisa memberikan bantuan berupa harta, tenaga sebagai relawan, dukungan, semangat, bahkan doa untuk mereka. Kita bisa merasakan bagaimana jika kita pun di posisi mereka yang terkena bencana tentu hal-hal tersebut sangat kita butuhkan sekali.

Betapa banyak masyarakat Indonesia yang peduli kepada rakyat Palestina yang nun jauh di negeri Timur Tengah. Miliaran bahkan triliunan dana terkumpul sebagai solidaritas muslim Indonesia kepada mereka.

Apalagi dengan saudara saudara kita satu daerah satu provinsi. Marilah kita bahu membahu membantu mereka yang mengalami musibah banjir.

Dalam berbagai bentuk kebaikan, Allah juga menjamin akan melipatgandakan pahala dan balasannya seperti halnya sedekah.”Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas karunia-Nya lagi Maha Mengetahui”. QS. Al-Baqarah: 261

 

Wallahualam bishawabi. (novi amanah/berbagai sumber)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button