MOZAIK ISLAM

Hari – Hari Telah Berlalu

Oleh: Hj. Desmawati Djuliar – Pemimpin Perusahaan Pada AsSAJIDIN.com

ASSAJIDIN.COM – Bila bercita-cita membuat trobosan yang memperbaiki kehidupan masa depan tentu merupakan sebuah rencana yang brilian. Namun mengenang masa lalu, kemudian bersedih atas nestapa dan kegagalan yang pernah dicapai adalah tindakan bodoh. Itu, sama artinya dengan membunuh semangat, memupuskan tekad dan mengubur masa depan.

Sudahlah pupus saja itu lembaran masa lalumu, dan kubur ia dalam-dalam, lupakan!. Kalau DR Aid Al Qorni, Ulama Besar Saudi Arabia dan Penulis Buku La Tahzan, menyebut bahwa   masa lalu telah berlalu dan habis. Mengenangnya hanya menimbulkan kegundahan yang panjang dan kegalauan yang mematikan.

Pesan yang diinginkan, adalah jangan pernah hidup dalam mimpi buruk masa lalu, atau di bawah payung gelap masa silam. Selamatkan diri Anda dari bayangan masa lalu! Apakah Anda ingin mengembalikan air sungai ke hulu, matahari ke tempatnya terbit, seorok bayi ke perut ibunya, air susu ke payudara sang ibu, dan air mata ke dalam kelopak mata? Ingatlah, keterikatan Anda dengan masa lalu, keresahan Anda atas apa yang telah terjadi padanya,  adalah kondisi yang sangat naif, ironis, memprihatinkan, dan sekaligus menakutkan.

Lihat Juga :  Seribu Milenial Hadiri Tabligh Akbar Peringati Isra Mikraj

Membaca kembali lembaran masa lalu hanya akan memupuskan masa depan, mengendurkan semangat, dan menyia-nyiakan waktu yang sangat berharga. Dalam al-Qur’an, setiap kali usai menerangkan kondisi suatu kaum dan apa saja yang telah mereka lakukan, Allah selalu mengatakan, “Itu adalah umat yang lalu.”Begitulah, ketika suatu perkara habis, maka selesai pula urusannya. Dan tak ada gunanya  memutar kembali roda sejarah. Memang perlu hanya untuk dijadikan pelajaran, ikhtibar dan inspirasi masa depan.

Orang yang berusaha kembali ke masa lalu, adalah tak ubahnya orang yang menumbuk tepung, atau orang yang menggergaji serbuk kayu. Adalah bencana besar, manakala kita rela mengabaikan masa depan dan justru hanya disibukkan oleh masa lalu. Itu, sama halnya dengan kita mengabaikan istana-istana yang indah dengan sibuk meratapi puing-puing yang telah lapuk. Padahal, betapapun seluruh manusia dan jin bersatu untuk mengembalikan semua hal yang telah berlalu, niscaya mereka tidak akan pernah mampu.

Lihat Juga :  Allah SWT tak Butuh Amal Saleh Hamba-Nya, Lalu untuk Siapa Kita Beramal?

Orang yang berpikiran jernih tidak akan pernah melihat dan sedikitpun menoleh ke belakang. Pasalnya, angin akan selalu berhembus ke depan, air akan mengalir ke depan, setiap kafilah akan berjalan ke depan, dan segala sesuatu bergerak maju ke depan.  Pesannya sahabat, agar kita berkualitas hari ini untuk menyongsong masa depan yang gemilang.(*)

 

Back to top button