Mengenal Padang Arafah, Tempat Wukuf Jamaah Haji dari Seluruh Dunia

AsSAJIDIN.COM – Wukuf di Padang Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah merupakan puncak ritual ibadah haji di tanah suci.
Padang Arafah adalah sebuah padang luas yang tak berpenghuni saat nonmusim haji, tapi menjadi tempat yang paling didatangi dan berarti saat musim haji.
Mengutip laman Kementerian Agama, Arafah adalah lambang “maqam ma`rifah billah” yang memberikan rasa dan citra bahagia.
Padang Arafah adalah tempat berkumpulnya jamaah haji yang datang dari berbagai penjuru dunia.
Padang Arafah saat belum memasuki musim haji ibarat wilayah tak berpenghuni dan tak ada aktivitas.
Di situ tidak ada toko, tidak ada pasar apalagi tempat tinggal tapi yang ada hanyalah sejumlah bangunan yang digunakan jutaan jama’ah dari belahan dunia saat puncak haji.
Hamparan padang pasir seluas sekitar 5,5 x 3,5 kilometer
Padang Arafah sudah tidak asing lagi bagi umat Islam yang menjalanlan ibadah haji atau umrah. Arafah menjadi salah satu tempat suci di Mekkah selain Baitullah atau Ka’bah yang dijadikan sebagai tempat untuk melakukan wukuf. Sejarah padang Arafah pun menjadi menarik untuk diulas karena terdapat kisah yang bersejarah bagi umat Islam.
Lantas bagaimana sejarah Padang Arafah? Simak informasi selengkapnya yang perlu diketahui jemaah haji 2022 berikut ini.
Sejarah Padang Arafah
Arafah dikenal dengan “Jabal ar-Rahmah” (Gunung Rahmah) yang berada di sebelah timur kota Mekkah, dengan ketinggian 70 meter. Dilihat dari kenampakan alamnya, tempat ini merupakan lembah berupa hamparan pasir dan batu yang dikelilingi oleh bukit-bukit berbatu.
Baca Juga:
Perbandingan Biaya Haji di Indonesia Vs Malaysia, Lebih Murah Mana?
Untuk menuju Arafah, jemaah umrah dan haji harus menaiki bus melewati bukit Mina dan Muszdalifa. Kawasan padang Arafah dikelilingi oleh sebuah jalan lingkar Arafat Ringroad. Di tengahnya dibagi menjadi blok-blok yang bertujuan untuk membangun tenda-tenda jemaah haji dari setiap negara untuk melaksanakan kegiatan wukuf.
Arafah yang diperkirakan berjarak sejauh 21 kilometer dari dari kota Mekkah dengan luas sebesar 8 kilometer persegi ini, menyimpan banyak sejarah. Tempat ini menjadi tempat berpisah Adam dan Hawa AS diturunkan dari surga. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT yang artinya:
“Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.” (QS. Thaha: 123).
Setelah beberapa lama saling mencari, Adam dan Siti Hawa kemudian dipertemukan di Padang Arafah. Sejak saat itulah keduanya tidak pernah berpisah lagi kecuali dipisahkan oleh maut.
Kisah ini pun kemudian menjadi keajaiban di Padang Arafah karena merupakan bagian yang paling penting dalam sejarah pertemuan manusia pertama dengan pasangannya.
Selain itu, terdapat kisah lain yang menyebutkan bahwa di padang Arafah para malaikat juga mengingatkan Adam dan Hawa, setelah keduanya diturunkan ke bumi dan dipertemukan kembali. (*)