SYARIAH

Hukum dalam Islam Bila Menerima Barang Titipan

AsSAJIDIN.COM — Dalam kehidupan sehari-hari, mungkin kita sering mengalami hubungan sosial dititipkan barang atau diamanahkan sesuatu oleh rekan kerja, kerabat atau tetangga. Mari kita coba untuk melihat ini dari sudut pandang Islam. Apa hukum menerima barang titipan? Berikut penjelasan Ustadz Muhammad Abduh Negara.

Salah satu akad muamalah yang banyak berlaku adalah akad wadi’ah, yang maknanya akad yang berisi permintaan untuk menjaga barang milik seseorang.

Gambarannya, Ahmad berkata kepada Anies, “Saya titipkan sepeda motor saya ini kepadamu”, kemudian Anies menjawab, “Saya terima”, atau dia ambil sepeda motor tersebut sebagai tanda ia menerimanya.

Akad wadi’ah adalah akad yang berisi amanah, dan orang yang menerima amanah titipan barang ini, mendapatkan pahala, selama ia memang orang yang bisa menjaga amanah tersebut.

Lihat Juga :  Aturan Hubungan Suami-Istri di Bulan Ramadan dan Hukum Puasa Sebelum Mandi Wajib

Dalam perinciannya, hukum menerima barang titipan (wadi’ah) ada lima, yaitu:

1. Hukum menerima barang titipan pertama wajib, dengan dua syarat. Satu, hanya dia yang bisa dipercaya untuk menerima dan menjaga barang titipan tersebut. Dua, pemilik barang khawatir barangnya hilang atau musnah jika masih di tangannya.

2. Hukum menerima barang titipan kedua mandub. Jika bukan hanya dia yang bisa dipercaya menerima barang titipan tersebut, dan ia sendiri percaya bahwa dirinya bisa menjaga amanah titipan tersebut, di masa sekarang dan akan datang.

Jika ada beberapa orang yang percaya bahwa mereka bisa amanah dalam menjaga titipan barang tersebut, maka masing-masing dari mereka, mandub hukumnya menerima barang titipan tersebut.
hukum menerima barang titipan

Lihat Juga :  Arti Sebuah Mimpi Menurut Islam

3. Hukum menerima barang titipan ketiga mubah, jika ia tidak percaya dengan dirinya sendiri, bisa menjaga amanah titipan barang tersebut, dan si pemilik barang mengetahui keadaannya tersebut.

4. Hukum menerima barang titipan keempat makruh, jika ia tidak percaya dengan dirinya sendiri, bisa menjaga amanah tersebut di masa akan datang, dan si pemilik barang tidak mengetahui keadaannya tersebut.

5. Hukum menerima barang titipan kelima haram, jika ia yakin ia akan berkhianat saat itu juga, tidak amanah dalam menjaga barang tersebut, dan si pemilik barang tidak mengetahui keadaannya tersebut.

Demikian juga, haram hukum menerima barang titipan jika ia tidak mampu untuk menjaga barang titipan tersebut. (*/Sumber: islampos)

Back to top button