Uncategorized

Zaman Fitnah, Lebih Baik Diam atau Berkata yang Benar

ASSAJIDIN.COM —  Zaman ini zaman fitnah (ujian) merupakan salah satu tanda akan dekatnya hari kiamat. Namun, kembali lagi hanya Allah Ta’ala yang tahu kapan waktunya tiba.

Dalam perspektif Islam, dari banyak fitnah (ujian) yang terjadi, fitnah terbesar di akhir zaman adalah munculnya Dajjal dan pengikutnya.

Fitnah Dajjal merupakan salah satu tanda Kiamat. Dajjal memiliki tipuan luar biasa hingga dapat menyesatkan manusia dengan mudah. Dia diberi kemampuan menyulap kebenaran dengan kebatilan, menghidupkan orang mati dan sebagainya.

Lalu, bagaimana sikap kita menghadapi fitnah yang terjadi saat ini? Syaikh Ahmad Al-Misri, Dai lulusan Mesir yang kini berdakwah di Indonesia mengatakan, sekarang ini umat harus hati-hati. Sebaiknya kita dekatkan diri kepada Allah Ta’ala dan berhijrahlah kepada Allah karena ini zaman fitnah.

“Zaman fitnah sekarang ini harus hati-hati berbicara. Saya lebih baik bicara yang Haq (kebenaran). Kalau ada orang mencela Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam di sini beri nasihat atau tinggalkan,” kata Syaikh Ahmad saat mengisi kajian di Masjid Jami’ Al-Ijtihad, Jalan KH Hasyim Ashari Tangerang, belum lama ini.

Lihat Juga :  HAB Kemenag, Tingkatkan Layanan, Kuatkan Moderasi Beragama, dan Persaudaraan

Syaikh Ahmad berpesan Jika Anda sudah masuk Islam, jangan belajar dari orang lain karena banyak kelirunya, tapi belajarlah dari akhlak Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Kalau Ulama mengukur segala sesuatu dengan ilmu. Kalau orang lain mengukurnya dengan hawa nafsu. Ulama kalau melihat sesuatu diam dulu. Kalau orang lain langsung merespons dan menyebarkannya.

“Fitnah itu sedang tidur, maka janganlah Anda membangunkan fitnah itu karena akan menyebabkan perpecahan dengan bangunnya fitnah tersebut,” jelas Syaikh Ahmad.

Khalifah Umar bin Abdul Azis radhiyallahu ‘anhu berkata: “Jika engkau bisa, jadilah seorang ulama. Jika engkau tidak mampu, maka jadilah penuntut ilmu. Bila engkau tidak bisa menjadi penuntut ilmu, maka cintailah mereka. Dan jika engkau tidak bisa mencintai mereka, janganlah engkau membenci mereka.”

Lihat Juga :  99 Asmaul Husna, ini Keutamaan Menghafal dan Khasiatnya

Allah Ta’ala berfirman:

“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba Nya adalah mereka para ulama.” (QS Fathir: Ayat 28)

Jadi kesimpulannya, menyikapi fitnah harus dengan kebijaksanaan ilmu. Dan ilmu yang dimaksud hanya bisa didapat dari akhlak Nabi dan para ulama. Jangan terpengaruh dengan perkataan atau kabar dari orang lain. Jika tak mampu berbicara baik, lebih baik diam.

“Semoga Allaah Ta’ala memberikan hidayah dan taufik-Nya serta menjaga kita dari kejahatan segala fitnah,” ujarnya. Wallahul Musta’an. (*/SUMBER: ISLAMPOS)

Back to top button