ASSAJIDIN.COM — Mendukung tingginya minat olahraga sepeda di Kota Palembang, saat ini Pemerintah Kota Palembang telah menyiapkan 15 titik parkir sepeda di tiga rute sepeda yang ada saat ini.
Tempat parkir sepeda didesain seperti pada umumnya. Di halte itu, terdapat besi yang merupakan stan parkir sepeda. Sehingga pemilik sepeda bisa dengan aman mengunci dan memarkirkan sepedanya.
Baru-baru ini tempat khusus parkir sepeda yang terpantau sudah berdiri di beberapa titik jalan Palembang, seperti diantaranya di kawasan Jalan Merdeka, Kapten A Rivai, dan POM IX. Lalu di kawasan Kambang Iwak, Masjid Takwa, Benteng Kuto Besak, Seputaran Jakabaring Sport City dll Setiap kawasan ada satu sampai dua titik parkir.
Sekilas area parkir sepeda ini mirip dengan halte transmusi versi mini, memiliki struktur bangunan besi yang dicat berwarna biru khas perhubungan dan tulisan penanda “Tempat Parkir Sepeda/Bicycle Parking Area” bewarna kuning, dilengkapi atap dan yang pasti stand parkir sepeda.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Palembang, Agus Rizal mengatakan, parkir sepeda ini merupakan pembangunan yang dilakukan menggunakan anggaran dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Tahun 2020.
“Anggaran ini meliputi Jalur Sepeda yaitu pembuatan Marka Kambang Iwak (KI) – Benteng Kuto Besak (BKB) dan BKB – Jakabaring, pemasangan rambu 34 titik, dan termasuk parkir sepeda di 15 titik,” katanya.
Adanya fasilitas ini diharap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh pesepeda, apalagi memang olahraga ini banyak digemari selama pandemik Covid-19.
“Gunanya untuk pesepeda agar lebih aman dan nyaman, dan termasuk fasilitas pemberhentian/parking yang juga sudah terpasang,” ujarnya.
Salah seorang pesepeda Kota Palembang, Teya mengatakan, hobby bersepeda muncul sejak pandemi ini. Terutama saat ini sudah ada jalur sepeda sendiri sehingga dirasakan cukup aman saat bersepeda.
“Baru-baru ini di beberapa titik juga ada parkir sepeda, jadi fasilitasnya sudah cukup baik untuk mendukung pesepeda seperti kami,” katanya.
Hanya saja, menurutnya parkir sepeda di area umum apalagi tepat berada di pinggir jalan utama tidak representatif. Apalagi jika harus ditinggal beberapa waktu seperti nongkrong.
“Ini terkait keamanan, apalagi kalau sepedanya mahal. Untuk lokasi tertentu bisa memungkinkan jika di dekat gedung perkantoran atau mall karena ada penjaga/petugas keamanannya, kalau di pinggir jalan belum dapat percaya,” katanya. (*/sumber: assajidingroup/kamayel Ar-Razi)