Nasib Sungai Musi, Penuh Sampah Rumah Tangga, Padahal Islam Ajarkan Peduli Lingkungan

ASSAJIDIN.COM — Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Sumatera VIII memastikan sendimentasi yang terjadi di Sungai Musi didominasi sampah rumah tangga. Maka, perlu sinergi dengan pemerintah setempat untuk rutin membersihkan sungai agar air tidak tercemar.
Kepala BBWS Sumatera VIII Birendrajana mengatakan, sendimen datang dari hulu sungai, karena hulu relatif terjal dibawa ke hilir. Mayoritas sampah rumah tangga seperti plastik, bekas perabot rumah, ada juga sendimen.
“Kita sudah mengecek dari sepanjang dari Musi IV ke Musi VI untuk kebersihan sampah. Sampah yang menyebabkan sendimentasi sungai ini sampah rumah tangga,” katanya.
Ia mengatakan, lantaran Sungai Musi ini besar dan luas, pihaknya belum memutuskan untuk melakukan pengerukan sendimentasi. Tahun depan akan melakukan pengerukan Sungai Sekanak dan Sungai Bendung.
“Hal ini seiring dengan restorasi Sekanak dan Bendung untuk pengoptimalan Pompa Bendung,” katanya.
Wakil Walikota Palembang Fitrianti Agustinda mengatakan, pihaknya akan mengujicoba Eco Enzim yang dapat menjernihkan air sungai. Uji coba awal akan dilakukan untuk kolam retensi Siti Khodijah.
“Tim dari Universitas Muhammadiyah membuat ini, tapi kita ujicoba dulu selama 2 bulan, kalau berhasil baru kita terapkan untuk sungai di Palembang,” katanya.
Fitri mengatakan, 1300 hektar sampah diangkut setiap harinya dari rumah tangga juga pasar/ mall termasuk sampah di sungai. Sampah di sungai cukup banyak dan harus konsisten dan diiringi dengan menghilangkan kebiasaan warga membuang sampah di anak sungai.
“Kedepan kita akan membuatkan kotak sampah di pinggiran sungai mulai dari Musi IV sampai Musi VI,” katanya.
Banyaknya sampah rumah tangga yang dibuang di sungai menunjukkan masih banyak masyarakat yang belum peduli lingkungan. Padahal islam mengajarkan supaya manusia peduli lingkungan, bagian dari iman.
Albaqoroh : 60
Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman: ‘Pukullah batu itu dengan tongkatmu’. Lalu memancarlah daripadanya dua belas mata air. Sungguh tiap-tiap suku telah mengetahui tempat minumnya (masing-masing). Makan dan minumlah rejeki (yang diberikan) Allah, dan janganlah kamu berkeliaran di muka bumi dengan berbuat kerusakan.”
Al-Qashash (28): 77
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagian dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
Yuk mari kita menjaga lingkungan.(*/sumber: assajidin group/amayel Ar-Razi)