Orang Baik dan Penyeru Kebaikan

AsSAJIDIN.COM — Imam Ibnu Qudamah pernah di tanya :
“Apa bedanya Orang Baik (Sholeh) dan Penyeru Kebaikan (Mushlih)…?”
Beliau menjawab :
الصالح خيره لنفسه والمصلح خيره لنفسه ولغيره.
1. Orang Baik (Sholeh), melakukan kebaikan untuk dirinya, sedangkan Penyeru Kebaikan (Muslih) mengerjakan kebaikan untuk dirinya dan juga untuk orang lain.
الصالح تحبه الناس. والمصلح تعاديه الناس .
2. Orang Baik dicintai manusia, Penyeru Kebaikan dimusuhi dan dibenci oleh banyak manusia.
Beliau ditanya lagi oleh muridnya :
“Kenapa demikian.. ?”
Jawabnya :
“Rasulullah saw sebelum di utus sebagai Rasul, Beliau dicintai oleh kaumnya karena Beliau adalah orang baik bahkan sampai dijuluki al Amin..
Namun ketika Allah swt mengutusnya sebagai Penyeru Kebaikan, kaumnya langsung memusuhi dan membenci dengan menggelarinya sebagai tukang sihir, pendusta, gila dan lainnya.
Ibnu Qudamah kemudian menambahkan :
Karena Penyeru Kebaikan menyikat batu besar “nafsu angkara” dan memperbaikinya dari “kerusakan”.
(Menegur setiap yg salah)
Itulah sebabnya kenapa sayidina Luqman Al-Hakim menasehati anaknya agar “BERSABAR” ketika melakukan perbaikan, karena dia pasti akan menghadapi permusuhan.
Di sebutkan dalam Al-Qur’an :
يا بني أقم الصلاة وأمر بالمعروف وانهَ عن المنكر واصبر على ما أصابك.
“(Lukman berkata) : Hai anakku tegakkan sholat, perintahkan kebaikan, laranglah kemungkaran, dan bersabarlah atas apa yg menimpamu.”
(QS. Luqman : 17)
Berkata Ahlul ‘Ilmi :
“Satu penyeru kebaikan lebih dicintai Allah swt daripada ribuan orang baik (yang tdk menyerukan kebaikan).”
Sesungguhnya melalui penyeru kebaikan itulah, Allah swt menjaga ummat ini.
Sedang orang baik hanya cukup menjaga dirinya sendiri.
Maka, sungguh beruntung orang yang mengambil peran sebagai Penyeru Kebaikan, karena dia menjadi penerus tugas Rasulullah saw, sebagai pengemban dakwah…
في اي ارض تطأ فأنت مسؤول عن اسلامها
” Dimanapun engkau berada maka engkau bertanggung jawab atas Islam di tempatmu ”
Demikianlah Al-Faqir ada dan masih bertahan di Prabumulih ini. Sekedar melanjutkan amanat Guru Yang Mulia.
InsyaAllah tidak ada niat lain.Mudah-mudahan kita semua bisa menjadi penyeru kebaikan. YaaRobb. (*)