Betapa Mulianya Berbagi kepada Sesama

Oleh Aminuddin – Wartawan
” … Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri, (yaitu) orang-orang yang kikir, dan menyuruh orang lain berbuat kikir, dan menyembunyikan karunia Allah yang telah diberikan-Nya kepada mereka. Dan Kami telah menyediakan untuk orang-orang kafir (kafir terhadap nikmat Allah) siksa yang menghinakan.”
(QS An-Nisaa’ : 36-37)
WAHAI saudaraku …
Jika kamu hidup berkecukupan berbagilah kepada sesama. Berilah sedikit kelebihan rezeki yang kamu punya untuk saudaramu, sanak kera batmu, fakir miskin dan mereka yang hidup dalam serba kekurangan.
Karena dengan kita berbagi maka rezeki yang telah kita peroleh akan menjadi berkah dan bertambah.
Ketahuilah wahai saudaraku …
Zakat dan sedekah itu berdaya guna un tuk mensucikan dan mengembangkan harta kita dan tidak pernah mengura nginya.
Allah SWT telah mengingatkan kita tentang hal-hal yang bisa melenyapkan rezeki dalam Alquranulkarim. Antara lain kisah pemilik kebun, yang ayah mereka saleh itu, yang suka bersedekah kepada fakir miskin dari hasil kebunnya.
“Sesungguhnya Kami telah mencobai mereka (musyrikin Mekah) sebagaimana Kami telah mencobai pemilik-pemilik kebun, ketika mereka bersumpah bahwa mereka sungguh-sungguh akan memetik (hasil) nya di pagi hari, dan mereka tidak menyisihkan (hak fakir miskin), lalu kebun itu diliputi malapetaka (yang datang) dari Tuhanmu ketika mereka sedang tidur, maka jadilah kebun itu hitam seperti malam yang gelap gulita, lalu mereka panggil memanggil di pagi hari.”
“Pergilah di waktu pagi (ini) ke kebunmu jika kamu hendak memetik buahnya.”
“Maka pergilah mereka saling berbisik-bisikan.”
“Pada hari ini janganlah ada seorang miskinpun masuk ke dalam kebunku.”
“Dan berangkatlah mereka di pagi hari dengan niat menghalangi (orang-orang miskin) padahal mereka mampu (menolongnya).”
“Tatkala mereka melihat kebun itu, mereka berkata : “Sesungguhnya kita benar-benar orang-orang yang sesat (jalan), bahkan kita dihalangi (dari memperoleh hasilnya).”
“Berkatakah seorang yang paling baik pikirannya di antara mereka: “Bukankah aku telah mengatakan kepadamu, hendaklah kamu bertasbih (kepada Tuhanmu)?”
“Mereka mengucapkan : “Maha Suci Tuhan kami, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zhalim.”
“Lalu sebagian mereka menghadapi se bagian yang lain seraya cela mencela.”
“Mereka berkata: “Aduhai celakalah kita; sesungguhnya kita ini adalah orang-orang yang melampaui batas ”
“Mudah-mudahan Tuhan kita memberikan ganti kepada kita dengan (kebun) yang lebih baik daripada itu; sesungguhnya kita mengharapkan ampunan dari Tuhan kita.”
“Seperti itulah azab (dunia). Dan sesung guhnya azab akherat lebih besar jika mereka mengetahui.” (QS Al-Qalam : 17-33)
Wahai saudaraku …
Islam dengan tegas melarang kita untuk bakhil dan kikir. Karena kebakhilan dan kekikiran itu menjadi penghalang bagi tindak kebaktian dan penafkahan di jalan kebaikan.
Allah SWT berfirman : “Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menya ngka bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya pada hari kiamat …” (QS Ali Imran : 180)
Junjungan kita Rasulullah SAW mengi ngatkan kita untuk tidak bersikap kikir dengan sabdanya :
“Jauhilah kekikiran, karena kehancuran orang-orang sebelum kamu dahulu di sebabkan kekikiran. Kekikiran itu menyu ruh mereka memutuskan tali persauda raan, maka mereka pun memutuskan nya. Menyuruh mereka bersikap bakhil, lalu mereka pun menjadi bakhil. Dan me nyuruh mereka untuk mendurhaka, maka menjadi pendurhakalah mereka.”
Sabdanya lagi :
“Jauhilah kekikiran, karena kekikiran itu telah menghancurkan orang-orang sebelum kamu. Kekikiran itu juga mendorong mereka untuk saling menumpahkan darah serta saling melanggar hak dan kehormatan mereka.”
Wahai saudaraku …
Mulai sekarang, mari jauhilah sifat kikir dan bakhil. Karena Allah SWT sangat mencela orang yang kikir (teramat men cintai harta) sebagaimana firman-Nya berikut ini :
“Demi kuda yang berlari kencang dengan terengah-engah, dan kuda yang mence tuskan api dengan pukulan (kuku kaki nya), dan kuda yang menyerang dengan tiba-tiba di waktu pagi, maka ia menerbangkan debu, dan menyerbu ke tengah-tengah kumpulan musuh, sesungguhnya manusia itu sangat ingkar tidak berterima kasih kepada Tuhannya, dan sesungguhnya manusia itu menyak sikan (sendiri) keingkarannya, dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta.”
“Maka apabila dia tidak mengetahui jika dibangkitkan apa yang ada di dalam ku bur, dan dilahirkan apa yang ada di da lam dada, sesungguhnya Tuhan mereka pada hari itu Maha Mengetahui kebera daan mereka.” (QS Al-‘Aadiyaat : 1-11)
Wallaahu a’lam bishshawab