Waspada DBD, Selain Menghindari Covid-19

AsSAJIDIN.COM — Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) nyatanya tidak hanya diimbau Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palembang untuk mewaspadai Covid-19 tetapi juga Demam Berdarah Dangue (DBD). Sebab, meskipun jumlahnya mulai menurun tetapi kasus DBD dinilai tetap harus diwaspadai.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Palembang, dr M Ayus Astoni mengatakan, pada pertengahan April lalu pihaknya kembali memberikan surat imbauan untuk masyarakat melalui puskesmas agar menerapkan langkah-langkah pencegahan perkembangbiakan jentik nyamuk.
“Jumlah kasus cenderung menurun, pada awal bulan April ada 12 kasus, minggu kedua ada 10, tapi kita harus tetap waspada,” katanya, Minggu (26/4/2020).
Sementara itu berdasarkan data hingga 21 April, kasus tertinggi DBD Kecamatan Sukarame 32 kasus, Gandus 21 kasus, Padang Selasa 20 kasus. Sementara itu berdasarkan kelompok umur, BDB lebih banyak menjangkiti usia 5-14 tahun ada 165, 15-44 tahun ada 118, 1-4 tahun ada 40, di atas 44 tahun ada 10 dan di bawah 1 tahun ada 7.
Ayus mengatakan, untuk menghindari pertumbuhan jentik nyamuk Aides Aigepty maka masyarakat harus melakukan PSN. PSN ini membersihkan tempat penampungan air, menutup rapat tempat penampungan air, menyingkirkan atau mendaur ulang tempat-tempat yang berpotensi jadi sarang jentik nyamuk. Seperti ban bekas, kaleng bekas, harus didaur ulang atau disingkirkan.
“DBD ini nyamuknya suka di air bersih dan tergenang, seperti di air kamar mandi, di tempayan, tatakan dispenser, vas bunga, tempat penampungan air,” katanya.
Sebagian orang masih berpikir melakukan kegiatan pemberantasan nyamuk dengan cara fogging. Padahal kegiatan 3M (Menimbun, Menguras dan Menutup) merupakan kegiatan yang paling baik untuk mencegah penyebaran perkembangbiakan nyamuk DBD. Sedangkan kegiatan fogging menjadi jalan terakhir untuk pemberantasan perkembangbiakan nyamuk DBD.
“Kalau fogging itu hanya membunuh nyamuknya langsung bukan jentik-jentik atau telur nyamuk setelah satu dua minggu jentik-jentik nyamuk itu akan berubah menjadi nyamuk lagi. Metode 3M itu lebih tepat karena dapat menghindari jentik-jentik nyamuk untuk dapat berkembang biak,” katanya. (*/sumber: maklumatnews.com/Kamayel Ar-Razi)