Uniknya Azan di Abu Dhabi, tapi tak Mungkin Diterapkan di Indonesia
ASSAJIDIN.COM –Azan di Abu Dhabi, Uni Emirate Arab (UEA) cukup unik. Sebab azan dikumandangan dari satu masjid pusat kemudian dipancarkan melalui saluran radio ke masjid-masjid lainnya sehingga azannya berlangsung serentak.
Lalu apakah metode azan seperti di Abu Dhabi pantas dipraktekkan di Indonesia?
Menanggapi hal ini, Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas mengatakan, memanggil umat untuk salat yaitu melalui kumandang azan adalah salah satu ibadah yang berpahala. Kemudian, apabila metode yanga ada di Abu Dhabi diterapkan di Indonesia, maka akan menghalangi orang lain yang ingin jadi Muadzin.
“Jadi kalau hanya satu orang yang azan, lalu azannya dipancarkan ke seluruh masjid, maka hal tersebut akan menghilangkan kesempatan bagi orang lain untuk beribadah, dan mendapatkan pahala. Juga kesempatan bagi umat Islam untuk mendidik dan memberi pengalaman kepada umat untuk bisa azan menjadi tertutup, atau berkurang secara signifikan,” katanya dikutip dari okezone.com.
Lebih lanjut kata Anwar, mensyiarkan dan menyemarakkan azan merupakan tugas mulia yang perlu umat Islam lakukan. Selain itu, masjid-masjid di Indonesia tidak bisa disamakan dengan di Abu Dhabi, ini karena sebagian adalah kepemilikan dari ormas-ormas Islam.
Masing-masing masjid, kata Anwar, punya kewewenangan tersendiri khususnya dalam pengelolaannya tidak semua bisa disama-ratakan begitu saja.
“Oleh karena itu apa yang ada di Abu Dhabi sana adalah tidak sama dengan apa yang ada di sini. Oleh karena itu, meniru cara di sana lalu menerapkannya di sini, jelas tidak pas dan kurang tepat. Sehingga kalau itu dipaksakan maka tidak mustahil jangankan akan menimbulkan ketertiban tapi malah akan menimbulkan masalah baru yang membuat gaduh dan merepotkan,” pungkasnya. (*/Sumber: okezone)