Tubuh dan Wajah Penuh Tato, Remaja ini tak Malu untuk Hijrah, Pesan Ibu Jadi Titik Balik

AsSAJIDIN.COM — Don’t judge the book by the cover. Jangan menilai buku dari sampulnya, kata pribahasa. Ungkapan ini bermakna luas. Jangan menilai buku dari sampulnya. Tapi coba baca isinya, barulah kamu menilai buku itu.
Dalam kehidupan sehari-hari pun, kita dilarang menilai seseorang hanya dari penampilannya. Penampilan belum tentu seperti apa yang kita duga. Bisa 180 derajat berbeda. Maka penting untuk selalu berhusnudzon.
Demikian bila kita melihat penampilan remaja ini. Roni Bodax namanya. Dia mendadak terkenal setelah tampil di acara Hafiz Indonesia 2019 yang ditayangkan salah satu tv swasta nasional. Sosok Roni memang terlihat menyeramkan dengan tato di sekujur tubuhnya.
Bahkan, wajah pria asal Solo itu juga dipenuhi dengan gambar dari tinta hitam. Namun di balik penampilan seperti itu, sebagai pendakwah Roni memiliki tekad mulia untuk membuat orang yang tersesat kembali ke jalan yang benar sesuai dengan tuntunan agama, dia hijrah dan ingin menjadi pendakwah.
Kisah inspiratif Roni Bodax bermula kala ia merupakan siswa biasa di SD Al-Islam 2 Jamsaren Surakarta, Kecamatan Serengan, Kota Solo. Ia mulai mengenal tato kala duduk di bangku kelas I SMP Al Islam 1 Surakarta, Kecamatan Serengan, Kota Solo.
Lingkungan luar yang buruk disebut sebagai pemicu Roni Bodax mulai mengenal tato dan minuman keras. “Dulu itu dari lingkungan yang kurang baik. Dulu kalau enggak mabuk ya di gim online. Suatu ketika disamperin anak punk terus ngajak kenalan, sampai akhirnya minum bareng. Itu awalnya kenal tato,” ucap Roni saat ditanya Irfan Hakim selaku pembawa acara Hafiz Indonesia 2019.
Roni yang tinggal di Kota Solo dan orang tuanya tinggal di Jakarta kemudian terjun ke dunia kelam. Sampai akhirnya, ayah Roni meninggal dunia di Jakarta dan dibawa pulang ke Solo.
Namun meninggalnya sang ayah justru tak membuat Roni Bodax berhenti berbuat maksiat. “Mabuk tato masih jalan terus,” lanjut Roni Bodax.
Hal yang kemudian mengubah hidup Roni Bodax ternyata adalah permintaan sang ibunda. Ibu Roni memintanya agar kembali ke jalan yang benar dan meninggalkan perbuatan maksiat yang selama ini digandrungi.
“Ibu mau pulang ke Solo tapi ada syaratnya, ibu cuma meminta Mas Roni salat lagi, mengaji lagi, seperti waktu masih kecil. Enggak sadar mulut langsung mengucap ‘iya bu’,” jelasnya.
Roni mengaku kembali belajar mengaji mulai dari Iqra’ IV meski usianya sudah dewasa. Meski demikian, Roni Bodax mampu membuktikan dirinya mampu berubah dan kembali ke jalan yang benar.
Kini, Roni berdakwah dengan menghampiri preman-preman bertato di tepi jalan. Uniknya, Roni mengajak preman untuk bertaubat dengan cara yang sangat halus.
Roni Bodax hanya mengajak para preman untuk menongkrong di depan masjid. Namun lama-kelamaan, beberapa preman mulai tertarik untuk salat setiap azan berkumandang tanpa ada ajakan dari Roni Bodax.
Kisah inspiratif pendakwah Roni Bodax asal Solo itu kemudian memicu perhatian lebih dari warganet. Banyak yang terinspirasi dari perjalanan hidup Roni Bodax. “Lebih baik menjadi orang jahat yang bertaubat dibanding orang baik yang bermaksiat” begitu kalimat yang ramai dilontarkan warganet dalam kolom komentar video kisah Roni Bodax di saluran Youtube Hafiz Indonesia.(*/sumber:okezone.com)