Mulailah Bercerita Makna Puasa dan Jurus Jitu Lainnya Melatih Anak Berpuasa
AsSAJIDIN.COM — Marhaban ya Ramadhan. Bulan puasa segera tiba! Sudahkah anak Ayah Ibu melontarkan berbagai pertanyaan mengenai puasa? Selain terpapar iklan di televisi, anak akan segera mengamati perubahan perilaku orangtuanya yang berpuasa, setidaknya dalam hal makan dan minum. Ibadah puasa tentu tak mudah dilakukan, apalagi bagi anak yang pertama kali melakukannya.
Anak terbiasa dengan pola makan sehari-hari, bahkan ngemil di waktu-waktu tertentu. Itulah sebabnya belajar berpuasa akan mengubah kebiasaan mereka. Tak hanya perubahan perilaku, ibadah puasa juga membutuhkan perubahan kesadaran pada anak.
Biasanya anak masih terarah pada pemuasan kesenangan. Namun saat belajar berpuasa, anak belajar menahan diri. Itulah sebabnya melatih anak berpuasa perlu memperhatikan kesiapan fisik maupun psikologis mereka.
Apa yang perlu Ayah Ibu perhatikan saat melatih anak berpuasa untuk pertama kalinya? Sebaiknya kita lebih fokus pada kesiapan anak, ketimbang menuntut hasil yang harus diraihnya selama belajar berpuasa untuk pertama kalinya. Nah, berikut ini adalah 6 tips yang dapat dimanfaatkan Ayah Ibu dalam melatih anak berpuasa.
1. Bercerita Makna Puasa
Melatih anak berpuasa dapat diawali dengan bercerita kepada mereka tentang makna puasa itu sendiri. Ayah Ibu dapat mengemasnya dalam berbagai cerita yang menarik, termasuk pengalaman Ayah Ibu berpuasa saat masih kecil.
2. Jelaskan Pengertian Puasa
Anak bisa menerima perubahan apabila ia siap menghadapi perubahan tersebut, termasuk saat anak belajar berpuasa untuk pertama kalinya. Oleh sebab itu, Ayah Ibu perlu menjelaskan pengertian puasa dan mengingatkan pada anak beberapa hari sebelum bulan puasa dimulai. Gunakan kata-kata sederhana pada anak yang baru pertama kali belajar berpuasa, seperti tidak makan dan tidak minum setelah sahur sampai waktu berbuka. Ceritakan juga apa saja yang Ayah Ibu lakukan di rumah saat berpuasa, agar anak dapat membayangkan apa yang akan terjadi. Ekspresikan ibadah puasa dengan positif dan menyenangkan, sehingga anak tertarik melakukannya juga.
3. Tawarkan Anak untuk Belajar Berpuasa
Saat makna dan pengertian puasa telah disampaikan kepada anak, Ayah Ibu dapat menawarkan anak berpuasa untuk pertama kalinya. Tidak dengan memerintah, namun tawarkan sebagai sebuah kegiatan yang menyenangkan dan membanggakan. Mengajak anak dengan cara yang menyenangkan itu seperti saat mengajak anak bermain. Mengajak anak dengan cara yang membanggakan itu seperti menantangnya melakukan kegiatan yang belum pernah ia lakukan sebelumnya. Pesannya tetap sama, mengajak anak belajar berpuasa.
4. Ciptakan Suasana Berpuasa yang Menyenangkan
Selain kesadaran diri, anak juga akan melihat bagaimana orangtuanya menjalani ibadah puasa. Menciptakan suasana berpuasa yang menyenangkan dapat membuat anak mau terlibat. Ayah Ibu dapat memulainya dengan sahur yang menyenangkan, dengan persiapan dan waktu yang tidak terburu-buru. Lakukan sahur dengan gembira dan penuh syukur agar anak pun menikmati sahur, dan tidak melihat orangtuanya lesu. Selama seharian berpuasa, tunjukkan pada anak bahwa Ayah Ibu pun dapat melakukan berbagai kegiatan dengan semangat meskipun tidak makan dan tidak minum.
5. Menyiapkan Makanan yang Tepat
Makanan yang tepat untuk anak yang belajar berpuasa itu sesuai dengan kebutuhan dan kesukaannya. Siapkan makanan kesukaan anak yang sekaligus bisa memenuhi kebutuhan energinya, dan jika memungkinkan, sajikan di piring favorit anak agar anak semangat makan saat sahur dan buka puasa.
6. Apresiasi Tiap Capaian Anak
Saat anak belajar berpuasa untuk pertama kalinya, ia mungkin tak langsung berhasil berpuasa sehari penuh. Anak mungkin hanya bisa bertahan sampai pukul 9 pagi, 12 siang, atau 3 sore. Apapun capaian anak, beri apresiasi bahwa anak telah berusaha, dari belum pernah berpuasa menjadi berpuasa selama beberapa jam. Saat anak berhasil berpuasa lebih lama di hari berikutnya, apresiasi kemajuannya. Apresiasi adalah upaya menumbuhkan perilaku positif anak, termasuk saat anak belajar berpuasa. Gunakan kata-kata positif yang mengacu pada perilaku spesifik. Jangan menjanjikan hadiah pada anak. Pemberian hadiah hanya akan membuat kenikmatan berpuasa berpindah menjadi kenikmatan mendapat hadiah.
Barokallah, semoga upaya kita untuk memperkenalkan puasa sejak usia dini akan bermakna dan membekas hingga mereka dewasa kelak, aamiin ya robbal alamin.(*/sumber:temantakita.com)