HAJI & UMROH

Kepala Pusat Kesehatan Haji : Semua Penyakit Kami Bawa Obatnya untuk Jemaah Haji Indonesia

AsSAJIDIN.COM — Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyediakan 70 ton obat-obatan untuk untuk para jemaah selama pelaksanaan ibadah haji 2018. Obat-obatan itu disiapkan untuk memastikan kesehatan para jemaah.

“Semua penyakit-penyakit kami bawa obatnya, kami punya,” kata Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes, Eka Jusup Singka, dikutip Dream dari laman Kemenkes, Senin 9 Juli 2018.

Menurut Eka, dari 70 ton obat-obatan itu, yang paling banyak dibawa adalah obat infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), obat batuk, flu, jantung, hipertensi, termasuk obat-obat untuk mengganti cairan karena suhu panas di Arab Saudi.

Sementara itu, penyakit yang paling dikhawatirkan pada pelaksanaan haji tahun ini ialah heatstroke. Eka mengatakan, penyakit tersebut kemungkinan terjadi karena suhu yang tinggi.

Lihat Juga :  Bacaan Doa Mohon agar Disampaikan ke Mekkah dan Madinah untuk Ibadah Umroh Bahkan Haji

“ Cuaca panas tahun lalu 53 derajat Celcius. Tahun ini kemungkinan sama,” kata Eka. Mers-CoV juga menjadi perhatian khusus.

Eka menyebut, penyakit yang paling banyak terjadi pada pelaksanaan haji tahun lalu yaitu batuk-batuk, ISPA, flu dengan pasien rawat jalan.

Selain itu, ada pula pasien rawat inap dengan penyakit gangguan pernapasan, seperti pneumonia. Sementara untuk penyakit yang banyak menyebabkan jemaah meninggal adalah jantung dan ISPA.

Tim Kemenkes, tambah Eka, akan mewaspadai penyakit-penyakit tersebut selama pelaksanaan haji tahun ini. Selain 70 ton obat, Kemenkes juga menyiagakan dokter umum, dokter spesialis, dan tim kesehatan.

Lihat Juga :  Besar Tarif Layanan Sewa Pendorong Kursi Roda untuk Jemaah Haji di Masjidil Haram

“ Kami menyiapkan dokter jantung 5 orang, dokter jiwa 6 orang, dokter paru 6 orang, dokter spesialis penerbangan 1 orang, dokter bedah 2 orang, anestesi 2 orang, dan dokter umum banyak, ditambah tim promotif, preventif, dan tim gerak cepat,” ucap Eka.

Bagi jemaah haji yang sakit, Kemenkes telah mengaturnya melalui kerja sama antara ketua regu, dan ketua rombongan. Ketua regu akan dimanfaatkan sebagai agen kesehatan supaya bisa menasehati jemaah agar menjaga kesehetan dan memahami kondisi tubuhnya masing-masing.

“ Kita sama-sama bekerja keras bagaimana melayani dengan baik. Jadi (kepada jemah haji) jangan melakukan kegiatan yang tidak penting jadi fokus saja ibadah,” tegas Eka.(*/sumber:dream.co.id)

Back to top button