Uncategorized

Empat Hikmah Kehidupan dari Istri Nabi, Siti Khadijah

AsSAJIDIN.COM — Khadijah adalah salah satu wanita yang sangat penting dalam perjalanan sejarah Islam. Wanita mulia itu menjadi salah satu figur yang mendukung jalan perjuangan Nabi. Dari Khadijah, ada beberapa pelajaran yang bisa kita petik. Berikut di antaranya.

1. Dia membagikan kekayaannya di kalangan orang miskin

Islam, agama yang tidak memisahkan antara kaya dan miskin, dan ini sudah dilakukan Khadijah. Khadijah bukan saja gemar membantu orang miskin dengan kekayaannya itu tapi juga membantu wanita muda di sekelilingnya.

Khadijah adalah wanita yang paling mengejutkan di dunia. Bahkan sampai hari ini, dia terus memotivasi siapapun yang membaca tentang dia dan keberadaannya dengan Nabi Muhammad SAW.

2. Dia adalah istri yang ideal

Lihat Juga :  Muslimah Berkarya, Belajar dari Kisah Maryam, Khadijah dan Ratu Balqis

Quran berbicara tentang pasangan yang menjadi pakaian untuk suami mereka, dan laki-laki juga sama untuk istri mereka. Baik, Nabi Suci (SAW) dan Khadijah, mengambil makna ini sebenar-benarnya dalam pernikahan mereka yang agung.

Ketika Nabi mendapatkan wahyu pertamanya, dia bergegas ke rumah dengan ketakutan. Namun, Khadijah tidak memerlukan bukti adanya kejadian tersebut dan saat itu juga mengakui apa yang telah terjadi. Pada hari-harinya yang paling merepotkan, Khadijah membantu Nabi (SAW) dan mendorongnya. Wajar, jika Nabi tidak pernah lagi lebih mendambakan orang selain kepada Khadijah.

3. Dia melamar Nabi Muhammad

Cinta ditemukan oleh orang yang tidak memburunya. Pertama kali melihat Nabi dalam waktu singkat di tengah sebuah pertemuan, Khadijah menyukainya karena pengabdian dan kejujurannya.

Lihat Juga :  Bulan Jumadil Awal, ini Empat Peristiwa Penting dan Bersejarah dalam Islam

Fakta bahwa Khadijah 15 tahun lebih tua daripada Nabi kita, menerobos semua aturan pernikahan waktu itu.

4. Dia adalah seorang pengusaha sukses

Seorang gadis kecil dari seorang pedagang terhormat dari suku Quraisy di Mekkah, dia mendapatkan kemampuan dan kekayaan ayahnya. Terlepas dari kenyataan bahwa masyarakat pada periode itu sebagian besar adalah pria yang sangat payah, Khadijah melanjutkan bisnisnya dan sedikit demi sedikit meningkatkan prestasinya.

Dari Mekkah ke Yaman dan kemudian ke Suriah, dia menukar produk dan kontrak dengan sangat penuh risiko. Oleh karena itu, bisnisnya menjadi lebih besar daripada semua suku Quraisy pun jika digabungkan. Khadijah hanya menjual barang-barang yang sangat berkualitas. [*/ Sumber: jalansirah.com]

Back to top button