Uncategorized

Pertama Kali Dalam Sejarah Meniadakan Salat Jumat

Oleh: Bangun Lubis [ Wartawan ]

Hari ini Jumat (27/03-2020) adalah pertama kali dalam sejarah umat Islam di Indonesia diminta untuk tidak meninaikan shalat Jumat di Mesjid, karena adanya virus corona yang menyebar di dunia yang berawal dari Wuhan, China.

Rasa-rasanya hati tidak cukup tenang, atas himbauan Pemerintah Republik Indonesia (RI) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) tersebut. Sebab belum pernah merasakan bagaimana tidak salat jumat, terlebih dilakukan oleh seluruh masjid di wilayah negeri yang 90 persen adalah umat Islam ini.

Apalagi masyarakat yang sebagian besar tunduk kepada pemerintah dan ulamanya, selain karena ilmu yang masih belum sampai pada hakekat ilmu syariatnya soal himbauan ini, juga sebagai bukti ketundukan kepada penguasa yang menjalankan pemerintah di negarai ini.

Tidak ada alasan, untuk mau tidak mau atau suka tidak suka dalam kondisi ini. Karena ini adalah himbauan dan Fatwa, maka salat Jumat, yang biasanya selalu dipenuhi oleh umat Islam di Mesjid masing-masing, tentu harus mamatuhi peraturan medis tersebut. Alasannya adalah demi kesehatan sebagai akibat virus corona yang   menyebar, tidak hanya di Indonesia namun di seluruh dunia ini.

Himbauan bukan hanya di ibu kota Jakarta sebagai kasus Covid-19 yang terbanya, namun semua wilayah Provinsi di Indonesia juga menerapkan hal yang sama, menganjurkan umat Islam untuk tidak menunaikan ibadah Jumat di masjid namun menggantinya dengan salat zhuhur di rumah.

Terlihat juga unggahan video Ustan Abdul Somad, yang mengatakan, bahwa dirinya mematuhi gurunya yang ada di al azhar, yang juga mengimbau dunia Islam untuk mengganti Jumat di masjid dengan salat zhuhur di rumah-masing-masing. Dalam pernyataannya UAS, menyebut tidaklah aka nada kesalahan mengganti jumatan di masjid dengan menunaikan zhuhur di rumah-masing-masing.

Lihat Juga :  Keutamaan Surat Al-Mulk

Jumat (27/03-2020) ini sepertinya adalah hari pertama umat Islam tidak menunaikan salat Jumat di Mesjid, dalam sejarah Islam di negeri ini. Karena dunia Islam secara Internasional juga melakukan ini, agaknya umat Islam Indonesia tidak merasa enggan untuk menaati seruan ulama dan pemerintah tersebut. Namun, banyak warga masyarakat yang masih merasa tidak tenang hatinya dengan tidak menunaikan salat Jumat di masjid ini.

Memang, di Arab Saudi juga kondisi begini terjadi. Banyak imam-ima yang terlihat di video, menangis menyambut himbauan pemerintah Negara masing-masing di dunia tersebut. Malaysia yang juga demikian. Malah mereka malkukan Loockdown dengan meminta warganmya tak keluar rumah sama sekali.

Indonesia, sudah ada yang melakukan serupa, dengan  LockDown dalam wilayah-wilayah walaupun istilahnya, semacam karantina. DKI Jakarta, secara terang-terangan menyatakan LockDown tersebut. “Bila tak ada urusan penting, tak boleh keluar Jakarta, dan tak boleh masuk Jakarta, harus ada laporan polisi,”üjarnya Anis Baswedan, yang ketat menjalankan aturan pemerintah DKI Jakarta tersebut.

Apalagi pada hari Jumat itu, sudah ada 78 orang meninggal di Indonesia, dengan 893 kasus virus corona. Di dunia pun sudah cukup banyak Dari data yang dihimpun WHO, tercatat kasus virus corona di 199 kawasan dan negara di dunia sudah mencapai 465.915 orang. Sedangkan korban meninggal tercatat sebanyak 21.031.

Ini merupakan alasan, tentunya bagi pemerintah Indonesia dan MUI untuk mengambil berbagai kebijakan terutama menghindarkan warga berkumpul secara banyak. Termasuklah, pesta pernikahan, salat berjamaah di masjid dan salat Jumat berjamaah.

Sebuah Kebijakan yang terasa berat kendati harus dijalankan

Untuk meniadakan salat jumat di masjid ini, menjadi sebuah kebijakan yang sangat berat bagi pemerintah terutama MUI di seluruh Indonesia. Karena, masyarakat Islam Indonesia belum pernah mengalami kasus meniadakan salat berjamaah tersebut. Ustad Somad, menyatakan kesedihannya dengan suara yang lirih menyampaikan anjuran ini. Begitu juga ustadz Firanda, Felix dan Khalid Basalamah. Mereka sedih mendengar kenyataan ini.

Lihat Juga :  Hasil Quick Count Indo Baromater, Prabowo-Sandi Menang di 19 Provinsi, Jokowi - Ma'ruf Menang di 15 Provinsi, tapi Secara Total Capres 01 Unggul Sementara

Para ulama Indonesia telah banyak yang memberikan pernyataan sebagaimana kebijakan Pemerintah Indonesia dan MUI, untuk tidak menunaikan salah berjamaah Jumat di masjid. Kata mereka dalam kondisi seperti saat ini, terutama perkembangan virus corona yang belum surut, maka kondisi ini sebagai darurat, yang melatarbelakangi kebijakan meniadakan salat Jumat di masjid dengan mengganti salat zhuhur di rumah.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang memberikan berbagai advice, yang kemudian diambil juga sebagai bahan pertimbangan bagi Pemerintah Indonesia dan dunia, jaga jarak ( social distanching) adalah salah satu cara yang cukup ampuh, untuk menghindari persebaran yang luas. Minimal 1,5 meter jarak bila dua orang bertemu.

Kebijakan WHO ini tentu menjadi dasar bagi negara-negara untuk menerapkan aturan pergaulan tersebut di masyarakat. Tentu ini merupakan salah satu dasar bagi MUI untuk meniadakan salat jumat, dan mengambil himbauan salat di rumah. Dan ulama dunia dan Indonesia juga sepakat dengan kenyataan ini.

Luruh hati ini, dan derai air mata umat Islam Indonesia di mana-mana mengalir ketika mendengar himbauan dalam menerima kenyataan ini. “Saya sedih mendengar kenyataan ini. Mari kita berdoa agar lepas dari cobaan dan ujiaan ini,’’üjar ustadz  Umar Said, seorang ulama di Kota Palembang, Sumatera Selatan.

Semua umat Islam tentu sama dengan perasaan pemerintah dan ulama atas kenyataan ini. Aspani Yasland, seorang wartawan, bilang, ini kali pertama dalam sejarah umat Islam di negeri ini mniadakan salat jumat. Begitulah,’katanya.(*)

 

Back to top button