Namimah
وَلَا تُطِعْ كُلَّ حَلَّافٍ مَّهِيْنٍ
Janganlah engkau patuhi setiap orang yang suka bersumpah lagi berkepribadian hina,
هَمَّازٍ مَّشَّآءٍۭ بِنَمِيمٍ
yang banyak mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah.
ASSAJIDIN.COM — Menurut Syekh Muhammad Yusuf Qardhawi dalam kitabnya Halal dan Haram Dalam Islam, mengadu domba dalam Islam disebut dengan Namimah.
Namimah adalah memindahkan omongan seseorang kepada orang yang dibicarakan itu dengan tujuan untuk menimbulkan permusuhan antara sesama manusia, mengotori kejernihan pergaulan dan atau menambah keruhnya pergaulan.
Tafsir
Berikut tafsir dua ayat di atas (Al-Qalam 10-11) dikutip dari tafsirweb.com dan bekalislam.firanda.net :
– Ayat 10
Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
وَلَا تُطِعْ كُلَّ حَلَّافٍ (Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah)
Yakni banyak bersumpah dengan sumpah palsu.
مَّهِينٍ (lagi hina)
Yakni remeh dan rendah.
– Ayat 11
Artinya adalah mengejek dengan lirikan mata, lisan, maupun gerakan. Adapun مَّشَّاءٍ بِنَمِيمٍ adalah berjalan kemana-mana untuk mengadu domba.
Dahulu ketika orang ingin Namimah, mereka harus berkeliling untuk menebar berita sehingga akhirnya semua orang ribut.
Akan tetapi zaman sekarang seseorang tidak perlu berajalan kemana-mana untuk mengadu domba, cukup dengan tulisan yang bisa membuat semua pihak ribut, lalu dikirim ke media sosial, maka Namimah itu akan segera terwujud.
Oleh karena itu hendaknya seseorang berhati-hati dalam masalah Namimah karena termasuk dalam dosa besar dan bisa menjerumuskan seseorang ke dalam neraka Jahannam.
Larangan
Salah satu hadits Rasulullah SAW tentang adu domba tertuang dalam buku 50 Hadis Pilihan karya Muhammad Murtadha, yang bunyinya,
عَنْ حُذَيْفَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ نَمَّامٌ.
Artinya: Dari Hudzaifah RA, ia berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah bersabda, ‘Tidak masuk surga orang yang suka mengadu domba.” (HR Muslim)
Para ulama sepakat bahwa terdapat larangan mengadu domba dalam Islam dan hukum perbuatannya tergolong haram.
Hal ini didasarkan pada dalil Allah SWT dalam surah Al-Qalam ayat 10-11 yang berbunyi,
وَلَا تُطِعْ كُلَّ حَلَّافٍ مَّهِيْنٍۙ ١٠ هَمَّازٍ مَّشَّاۤءٍۢ بِنَمِيْمٍۙ ١١
“Janganlah engkau patuhi setiap orang yang suka bersumpah lagi berkepribadian hina, suka mencela, (berjalan) kian kemari menyebarkan fitnah (berita bohong).”
Namimah atau mengadu domba dilarang dalam Islam karena dapat menimbulkan kedengkian, kebencian, dan permusuhan. Bahkan, Ibnu Katsir mengatakan bahwa menguping pembicaraan orang lain saja sudah tidak boleh.
Siksa Kubur
Ibnu Katsir menjelaskan Qattat adalah orang yang menguping pembicaraan orang lain tanpa sepengetahuan orang yang berbicara, lalu ia membawa pembicaraan tersebut kepada orang lain dengan tujuan mengadu domba.
Orang-orang yang gemar mengadu domba akan mendapat siksa kubur yang amat pedih. Ibnu Abbas meriwayatkan, Rasulullah SAW pernah melewati dua kuburan lalu berkata,
“Sesungguhnya penghuni kedua kubur ini sedang diazab. Keduanya tidak diazab karena perkara yang berat untuk ditinggalkan. Yang pertama, tidak membersihkan (sisa-sisa) air kencingnya. Yang kedua, ia berjalan kesana kemari untuk menyebarkan Namimah.” (HR Bukhari).
Cara Menghindari
Menukil DetikHikmah, berikut cara menghindari Namimah dalam buku yang ditulis Rofa’ah dengan judul Akhlak Keagamaan Kelas XII :
1. Menghindari permusuhan dengan menyebarkan kasih sayang kepada sesama.
2. Meningkatkan rasa toleransi dan tenggang rasa terhadap kondisi orang lain.
3. Selalu tabayyun atau mencari kebenaran atas sebuah berita terlebih dahulu sebelum menyebarkannya kepada orang lain.
4. Berusaha berprasangka baik kepada orang lain.
5. Berusaha mendekatkan diri kepada Allah SWT dan menaati-Nya.
Wallahu a’lam.
