KALAMSYARIAH

Kubur Memanggilmu, Bersiaplah! (1) : Ingatlah, Kau Sendirian di Sana … 

ASSAJIDIN.COM — Hani’ Radhiyallahu anhu, bekas budak Utsmân bin Affân Radhiyallahu anhu, berkata,

كَانَ عُثْمَانُ إِذَا وَقَفَ عَلَى قَبْرٍ بَكَى حَتَّى يَبُلَّ لِحْيَتَهُ فَقِيلَ لَهُ تُذْكَرُ الْجَنَّةُ وَالنَّارُ فَلَا تَبْكِي وَتَبْكِي مِنْ هَذَا فَقَالَ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الْقَبْرَ أَوَّلُ مَنْزِلٍ مِنْ مَنَازِلِ الْآخِرَةِ فَإِنْ نَجَا مِنْهُ فَمَا بَعْدَهُ أَيْسَرُ مِنْهُ وَإِنْ لَمْ يَنْجُ مِنْهُ فَمَا بَعْدَهُ أَشَدُّ مِنْهُ قَالَ وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا رَأَيْتُ مَنْظَرًا قَطُّ إِلَّا الْقَبْرُ أَفْظَعُ مِنْهُ

“Kebiasaan Utsman Radhiyallahu anhu jika berhenti di sebuah kuburan, beliau menangis sampai membasahi janggutnya. Lalu beliau Radhiyallahu anhu ditanya, ‘Disebutkan tentang surga dan neraka tetapi engkau tidak menangis. Namun engkau menangis dengan sebab ini (melihat kubur), (Mengapa demikian?)’ 

Beliau, ‘Sesungguhnya Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, (yang artinya) ‘Kubur adalah persinggahan pertama dari (persinggahan-persinggahan) akhirat. Bila seseorang selamat dari (keburukan)nya, maka setelahnya lebih mudah darinya; bila seseorang tidak selamat dari (keburukan)nya, maka setelahnya lebih berat darinya.’

Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, ‘Aku tidak melihat suatu pemandangan pun yang lebih menakutkan daripada kubur.’” [HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Mâjah; dihasankan oleh syaikh al-Albâni]

Wahai saudara-saudaraku yang seiman …

Imam al-Baihaqi dalam kitab Itsbat ‘Adzab al-Qabr wa Sual al-malakain meriwayatkan sebuah nasihat berharga dari seorang tokoh sahabat Rasulullah SAW, Abu Ad-Darda’ tentang bagaimana gambaran alam kubur.

Lihat Juga :  Pastikan Berjalan Lancar, Asisten II Setda Muba Meraton Keliling Venue Lomba MTQ

Ketika sahabat Nabi tersebut tengah diserang sakit, seorang sahabatnya datang berkunjung. Lelaki itu berkata,”Wahai Abu ad Darda’, sesungguhnya engkau nyaris meninggal dunia, maka perintahkanlah aku suatu perkara yang bermanfaat bagiku dan akan mengingatkanmu.”

Abu Ad Darda’ menjawab : “Sungguh, engkau diantara umat yang diampuni, maka dirikanlah shalat, tunaikan zakat hartamu, berpuasa Ramadhan, dan jauhilah perkara keji, kemudian beritakanlah kabar gembira.”

Merasa tidak puas, lelaki itupun bertanya ulang. Abu Ad Darda membalas dan memintanya duduk dan merenungkan perkataannya.

“Bayangkan ketika engkau berada di hari tatkala tak ada lagi ruang kecuali liang lahat yang luasnya dua hasta sedangkan panjangnya empat hasta.

Keluarga yang konon tak bisa berpisah denganmu hari itu meninggalkanmu sendiri, kolegamu yang dulu membuat megah rumahmu kelak akan menimbunmu dengan tanah lantas beranjak pergi darimu.”

Di saat itu, sambung Abu Ad Darda dua malaikat berwarna hitam biru berambut keriting datang, mereka ialah Munkar dan Nakir.

Lihat Juga :  Landasan Dalil Agama Mengapa Perjudian Dilarang dalam Islam

Ia akan menanyakan tentang identitasmu, agama, Tuhan, dan nabi. “Jika jawabanmu tidak tahu menahu, maka demi Allah engkau telah tersesat dan merugi. Sedangkan bila jawabanmu : Muhammad Rasulullah dengan Kitab Sucinya Al Quran, maka demi Allah engkau selamat dan mendapat petunjuk.

Rasulullah SAW bersabda bahwa ketika seseorang telah dibaringkan di dalam kubur dan para pengantar telah meninggalkannya, maka dua malaikat, yakni Munkar dan Nakir, segera mendatangi dan menanyakan tentang tiga hal pokok, yakni: siapa tuhannya, apa agamanya dan siapa nabinya.

Pertanyaan -pertanyaan di atas tampak sepele untuk dijawab. Namun, sebenarnya tidak demikian sebab semua bergantung pada amal masing-masing semasa hidup.

Ketika seseorang sudah dibaringkan di dalam kubur, ia sendirian tanpa seorang pun menemani; sementara malaikat menyapa dengan garang sambil menarik orang itu agar berposisi duduk. Kedua malaikat kemudian mengajukan pertanyaan di atas.

Mereka yang senantiasa melaksanakan shalat lima waktu, terlebih yang suka menunaikan shalat berjamaah di masjid, sesungguhnya mereka telah memegang kunci sukses menjawab pertanyaan itu.

Sumber bacaan :

Media.alkhairaat.id

Al manhaj.or.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button