Tradisi Ramadhan di Arab Saudi (7) : Menghidangkan Makanan Khas Ramadhan

ASSAJIDIN COM — Ikhwal kuliner, Arab Saudi punya makanan khas tersendiri yang dinamai makanan khas Ramadhan.

Keluarga di Arab Saudi sudah terbiasa berkumpul di rumah kepala keluarga. Buka puasa dilakukan dalam dua tahap, yaitu berbuka puasa dengan gahwa (kopi arab) dan kurma, dilanjutkan dengan hidangan utama dan shalat Maghrib.
Di wilayah barat, yang terdiri dari Makkah, Jeddah dan Madinah, buka puasa dimeriahkan dengan masakan Hijazi seperti roti shouraik, duggah (campuran bumbu Madini), berbagai jenis kurma seperti rutab dan sukkary, air Zamzam, sambosa, gahwa, balila dan foul.
Peneliti pusaka yang berbasis di Jeddah, Etidal Atiwi, mengatakan meja Ramadhan di wilayah Hijaz sangat kaya. Ramadhan memiliki cita rasa yang istimewa, karena hidangan yang dibuat pada bulan tersebut mengandung item khusus.
Dua hidangan terpenting yang wajib hadir di meja Ramadhan Hijazi adalah barley soup, yang dikenal dengan nama hab. Makanan ini terkenal dengan aromanya dan rasanya yang khas.
Selain itu, ada sambosa yang merupakan pastry gurih berbentuk segitiga dan digoreng garing, diisi dengan berbagai jenis isian seperti daging giling atau ayam.
Atiwi menyebut foul merupakan makanan utama dalam buka puasa Hijazi yang tak terbantahkan. Hidangan ini seringnya disajikan dengan ghee dan suhaira, yang merupakan jenis roti khusus yang dibuat dari buncis dan rempah-rempah.
Foul adalah makanan pokok di meja buka puasa dan sahur di Timur Tengah selama Ramadhan. Meskipun setiap daerah dan negara memiliki gayanya masing-masing, di Hijaz memiliki rasa berasap (smoky) yang khas.
Untuk hidangan penutup, mereka menikmati pisang, almond, keju, krim kunafa, serta jubniya yang terbuat dari adonan kue, diisi dengan keju manis, kemudian digoreng dan dicelupkan ke dalam sirup gula.
Atiwi menyebut ini adalah makanan penutup yang sangat tua dan biasanya disajikan (untuk) buka puasa. Hidangan manis lain yang populer di wilayah ini adalah sagdana, yang terbuat dari sagu, susu dan gula.

Aroma Khas
Minuman menyegarkan yang banyak disajikan di wilayah ini adalah sobia, yang diyakini telah sampai ke Kerajaan melalui para peziarah Mesir ratusan tahun yang lalu.
Terbuat dari barley, tepung terigu, roti kering dan gula, sobia biasanya dijual oleh pedagang kaki lima. Minuman populer lainnya adalah Qamr Al-Din, yaitu minuman aprikot yang kental dan manis.
Atiwi juga mencontohkan kebiasaan khusus rumah tangga Hijazi terkait dengan gelas air. Biasanya, cangkir atau gelas yang telah dicuci dan dikeringkan ini diasapi, dengan tujuan memberikan aroma khas setelah digunakan.
“Selain itu, kami menambahkan tetes air mawar atau air kadi, untuk rasa yang menyegarkan dan banyak manfaat kesehatan,” ujar dia.
Beberapa keluarga Hijazi terkenal yang menawarkan sobia terbaik adalah Al-Khosha di Madinah, Al-Khodari dan Al-Hussaini di Makkah, serta keluarga Hanbazaza di Jeddah.
Di wilayah tengah Saudi, masyarakatnya berbuka puasa dengan aseedah, margoog, mafrouk dan matazeez, yang disiapkan dengan biji-bijian coklat, daging sapi, sayuran, madu, bawang, atau ghee.
Salah satu warga Riyadh, Samirah Al-Anizi, mengatakan hnini kerap menjadi penanda di meja buka puasa. Ini adalah makanan penutup Najdi tradisional, yang terbuat dari kurma, roti cokelat, serta mentega dan dibumbui dengan kapulaga dan kunyit.
“Hidangan ini disajikan hangat atau pada suhu kamar selama musim dingin, karena memberikan energi dan kehangatan,” kata Al-Anizi.
Dari Riyadh hingga Qassim, tawa adalah hidangan lain yang disajikan khusus untuk buka puasa. Makanan ini terbuat dari tepung gandum utuh, biji hitam dan gula.
Di Salam, salah satu hidangan paling populer adalah maqshush, terbuat dari soba yang dihias dengan kombinasi ghee, madu, kurma, tetes tebu dan gula.
Di wilayah selatan Kerajaan, seperti Jazan, buka puasa terdiri dari hidangan manis dan gurih tradisional, seperti moghsh dan marsa, serta mashghoutha.
Bisanya makanan ini terbuat dari tepung yang dicampur dengan susu segar dan disajikan panas dengan kurma. Sebagian besar keluarga menggunakan metode memasak tradisional untuk menyiapkan makanan.
Makanan pokok populer lainnya di wilayah ini adalah sup mogsh dalam mifa atau oven tradisional. Mangkuk dari batu akan menjadi tempat potongan daging, yang digabung dengan berbagai jenis sayuran.
“Menyiapkan sup mogsh adalah ciri paling menonjol di bulan Ramadhan. Keluarga akan bangun saat fajar dan menyalakan mifa, untuk menyiapkan sup dengan daging,” ucap seorang guru TK di Jazan, Nahla Zamim.
Menu Khas
Selain yang tersaji di atas, berikut ini deretan menu buka puasa Ramadhan khas Arab Saudi lain yang memiliki rasa lezat dan unik. Sangat menarik dicoba.

1. Falafel
Makanan khas Arab ini memiliki bentuk yang hampir sama dengan perkedel. Bedanya, falafel yang terbuat dari daging giling biasanya disantap dengan salad, acar, saus atau roti pita. Konon, falafel juga memiliki latar belakang sejarah yang panjang.

2. Muttabaq
Muttabaq merupakan roti khas Arab Saudi yang berisi daging cincang, telur, dan daun bawang.
Sekilas tampak seperti martabak, muttabaq memiliki tekstur luar yang sangat lezat dan renyah.
Makanan ini dapat disajikan dengan cara digoreng atau dipanggang.

3. Malabari paratha
Di Indonesia, makanan khas Arab yang satu ini biasa disebut roti canai, roti maryam, atau roti prata.
Proses pembuatan yang dipanggang bersama minyak membuat makanan ini memiliki tekstur yang sedikit garing, lembut dan berbentuk pipih.
Roti ini biasanya dihidangkan bersama dengan kari kambing atau domba.

4. Shaksuka
Hidangan selanjutnya dari Arab Saudi adalah shaksuka. Makanan yang terbuat dati telur ini memiliki bentuk yang serupa dengan omelet.
Shaksuka dimasak bersama saus tomat serta rempah-rempah khas dan dihidangkan bersama roti pita.

5. Aseeda
Kudapan yang satu ini sangat cocok untuk menjadi hidangan penutup yang sempurna. Terbuat dari adonan tepung terigu, aseeda memiliki tekstur yang kenyal dan lembut. (TAMAT/Dari berbagai sumber)