Al-Khawarizmi: Penemu Angka Nol dan Bapak Aljabar Dunia

ASSAJIDIN.COM — Muḥammad Ibn Musa Al-Khawarizmi atau Al-Khawarizmi dikenal sebagai bapak aljabar. Ilmuwan muslim ini adalah salah satu pemikir paling berpengaruh sepanjang masa.
MENGUTIP buku Al-Khawarizmi: Bapak Aljabar dan Algoritma karya Hamid Sakti Wibowo (2023), matematikawan ini memiliki nama lengkap Muhammad Ibn Musa Al Khawarizmi.
Selain andal dalam bidang matematika, dia juga merupakan seorang astronom dan ahli geografi pada abad ke-9.
Al Khawarizmi lahir di Kota Khawarizm yang sekarang masuk wilayah Uzbekistan sekitar tahun 780. Saat masih kecil keluarganya pindah ke Baghdad, Irak.
Tahun 780 hingga 850M adalah zaman kegemilangan al-Khawarizmi.
Al Khawarizmi wafat antara tahun 220 dan 230M. Ada yang mengatakan al-Khawarizmi hidup sekitar awal pertengahan abad ke 9 M.
Sumber lain menegaskan beliau hidup di Khawarism, Uzbekistan pada tahun 194H/780M dan meninggal tahun 266H/850M di Baghdad.
Namun seperti yang dikutip dari Wikipedia bahwa menurut sejarawan Islam al-Tabari, ia menjelaskan bahwa al Khawarizmi berasal dari kota bernama Qutrubbull yang berada di dekat Baghdad, Irak.
Bapak Aljabar
Al Khawarizmi dikenal sebagai ‘Bapak Aljabar’ karena karya-karya hebatnya seputar matematika terutama dalam pengembangan aljabar dan algoritma.
Karya terbesarnya berjudul Al Kitab al-Mukhtasar fi Hizan al-jabr wa’l-Muqabala yang artinya Buku yang Disingkat tentang Hisab Aljabar dan Al Muqabalah.
Kata aljabar yang saat ini dipakai merupakan kata depan dari kitab karya Al Khawarizmi tersebut.
Selain menjelaskan soal aljabar, buku karyanya itu juga merumuskan dan menjelaskan detail tabel trigonometri.
Aljabar adalah kompilasi aturan, bersama dengan demonstrasi, untuk menemukan solusi persamaan linier dan kuadrat berdasarkan argumen geometris intuitif, bukan notasi abstrak yang sekarang dikaitkan dengan subjek.
Algorism
Mengutip buku Kisah Ulul Azmi dan Tokoh Islam Hebat karya Tethy Ezokanzo (2019), orang-orang Barat memanggil Al Khawarizmi dengan nama Algorism.
Nama tersebut mencerminkan penghormatan mereka terhadap Al Khawarizmi karena telah menemukan salah satu bidang matematika yang sangat penting yakni algoritma.
Algorism sendiri berarti proses menghitung dengan angka Arab. Algorism kemudian lebih dikenal sebagai algorithm.
Karena kata algorism sering dikelirukan dengan arithmetic hingga akhiran -sm diganti menjadi -thm.
Angka Nol
Konsep nol sebenarnya sudah ada sejak zaman dulu. Nol yang mewakili ketiadaan telah disadari ratusan tahun sebelum masehi. Namun mereka bingung untuk mengekspresikannya dalam sebuah simbol.
Pada abad ke-7 Masehi seorang matematikawan India terkenal bernama Brahmagupta yang kemudian memberi simbol nol dengan 0. Dia juga yang mengembangkan aturan operasi bilangan dengan nol.
Seorang astronom India bernama Kankah kepada Khalifah Al Mansur membawa sebuah buku berjudul Shindind yang berisi tentang perhitungan yang cukup akurat tentang pergerakan bintang.
Khalifah al Mansur meminta kepada ilmuwan di Bayt al Hikmah menerjemahkan Shindind ke dalam bahasa Arab yang kemudian diberi judul Shind al Hindi Kabir.
Ketertarikan al Khawarizmi terhadap matematika akhirnya mempertemukan dia dengan kitab tersebut.
Ia menyempurnakan kembali beberapa perhitungan yang melibatkan angka nol dari Brahmagupta.
Hasilnya adalah satu kitab lain yang juga terkenal dari Al Khawarizmi yang berjudul Al-Jami wa al-Tafriq bi Hisab al-Hind.
Kitab tersebut lalu tersebar ke Eropa yang diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dengan judul, Algoritmi de numero Indorum.
Ini juga menjadi awal pengembangan ilmu dan nama algoritma yang berasal dari nama al Khawarizmi.
Geografi
Selain mendalami ilmu Matematika, Al Khwarizmi pun memiliki kontribusi besar dalam bidang Geografi.
Melansir buku Al-Khawarizmi (Algorism) oleh NIN Studio, ia adalah sosok yang telah merevisi pandangan Ptolemaios dan mengoreksinya secara detail.
Sekitar 70 ahli geografi bekerja di bawah kepemimpinannya dan mereka berhasil membuat peta pertama bola dunia pada tahun 830 M.
Astronomi
Mengutip buku Pengantar Ilmu Falak bapak karya Watni Marpaung (2015), Al Khawarizmi pun melahirkan banyak karya di bidang astronomi.
Ia telah membuat tabel yang mengelompokkan ilmu perbintangan serta memperbaiki data astronomis yang ada pada buku terjemahan Sindhind.
Selain itu, Al Khawarizmi pun menemukan zodiac atau ekliptika miring sebesar 23,5 derajat terhadap equator.
Sehingga lahirlah kitab berjudul Al Mukhtasar fi Hisab Jabr wal Muqabalah dan Shurat al-Ardh yang memberikan pengetahuan penting dalam ilmu falak. (Dari berbagai sumber)