Sebaik-baik Waktumu Adalah Kapan Engkau Menyadari Kekuranganmu
ASSAJIDIN.COM — Kata kata menjadi indah bilamana kita sungguh-sungguh menyimaknya lalu mengamalkannya.
Maka dari itu, mulai dari sekarang ini, mari kita simak baik baik mutiara kata dari orang terdahulu, sebagai bekal menapak selamat hidup di dunia dan setelahnya.
Berikut ini mutiara katanya …
1. “Rendah hati akan menumbuhkan kecintaan dan lapang dada menerima pemberian Allah SWT akan melahirkan ketenangan jiwa.” – Imam Syafi’i
2. “Biasakan untuk menyimak (mendengarkan) nasihat-nasihat, sebab sesungguhnya hati ketika kosong dari nasihat maka akan buta.” – Abdul Qadir Al-Jailani
3. “Bagaimana pun, untuk mencapai kesucian hati adalah dengan rendah hati.” – Jalaluddin Rumi
4. “Yang mendorong ke neraka itu lidah. Akan selamat manusia jika ia pandai menjaga lidahnya.” – Imam Ghazali
5. “Cahaya orang-orang bijak mendahului perkataan mereka. Maka di mana pun pencerahan batin terjadi, ungkapan mereka pun sampai.” – Ibnu Athaillah
6. “Jadikanlah dirimu dalam segala tingkah laku sebagai orang yang tidak ingin menerima pujian atau mengharap sanjungan orang lain karena itu adalah sifat riya yang akan mendatangkan cela pada dirimu.” – Luqman Al-Hakim
7. “Sebagian besar orang berdoa kepada Allah hanya pada saat butuhnya saja dan ketika harapan terpenuhi, mereka berbalik dengan sombong. Mungkin mereka pikir Allah bisa ditipu.” – Dr. Aidh Al-Qarni
8. “Setiap ucapan yang meluncur pasti membawa corak kalbu tempat asal perkataan itu.” – Ibnu Athaillah
9. “Sesungguhnya orang yang mencintai akan menaati orang yang dicintainya.” – Syair Arab
10. “Salat adalah pembersih hati dari kotoran dosa dan pembuka pintu kegaiban.” – Ibnu Athaillah
11. “Khusyu’ adalah menghadapkan hati di hadapan Rabb azza wa jalla dengan sikap tunduk dan rendah diri.” – Ibnu Qayyim
12 “Sebaik-baik waktumu adalah kapan engkau menyadari kekuranganmu dan engkau pun kembali mengakui kerendahanmu.” – Ibnu Athaillah
13. “Agar pedihnya ujian terasa ringan, hendaklah engkau tahu bahwa Allah-lah yang mengujimu.” – Ibnu Athaillah
14. “Makna menyia-nyiakan salat bukanlah meninggalkannya sama sekali, tetapi mengakhirkannya dari waktu yang seharusnya.” – Ibnu Abbas
Sumber : Bola.com