Amalan Melembutkan Hati
ASSAJIDIN.COM — AMALAN melembutkan hati menjadikan manusia lebih tawadhu rendah hati, tidak sombong dan peduli terhadap sesama. Dalam Islam telah diajarkan bagaimana untuk mempunyai hati lembut.
Allah berfirman :
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ الله لِنتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظّاً غَلِيظَ القلب لاَنْفَضُّواْ مِنْ حَوْلِكَ
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.” (QS. Ali Imron: 159).
Lantas bagaiman caranya agar kita memiliki hati lembut? dilansir dari Aboutislam, berikut 7 tips untuk memiliki hati lembut:
1. Membaca Alquran
Cobalah untuk bergabung dalam halaqah di daerah rumah Anda. Dalam halaqah ini, cobalah untuk belajar sebanyak mungkin kandungan Alquran. Jika tidak bisa bergabung komunitas tersebut, Anda dapat membaca Alquran atau mendengarkan di rumah dengan bantuan keluarga. Alquran dapat menyejukkan hati seseorang ketika membaca bahkan mendengarkannya.
Baca Juga: Serangan 11 September, Cerita Imam Shamsi Ali di New York Dikirim Bunga oleh Pendeta (3)
2. Perbanyak zikir (mengingat Allah)
Nabi bersabda: kadang-kadang saya melihat selubung di hati saya, dan saya memohon kepada Allah untuk pengampunan seratus kali dalam sehari. (HR. Muslim)
Ibnu Umar meriwayatkan bahwa Nabi bersabda: jangan menikmati pembicaraan berlebihan kecuali ketika mengingat Allah. Pembicaraan berlebihan tanpa peringatan Allah mengeraskan hati, dan mereka yang paling jauh dari Allah adalah mereka yang hatinya keras. (At-Tirmidzi)
Manfaat zikir demikian luar biasa bagi kehidupan dunia-akhirat. Allah pun senantiasa mengulang-ulang perintah tersebut agar kita terus menerus mengamalkannya.
Baca Juga: Setelah Serangan 11 September, Imam Shamsi Ali: Islam Semakin Berkembang di Amerika Serikat (4)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْراً كَثِيراً
“Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dengan dzikir yang sebanyak-banyaknya.” (QS. Al-Ahzab [33]: 41).
Bahkan saat kita usai salat pun, Allah tekankan agar kita terus berdzikir kepada-Nya.
فَإِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلاَةَ فَاذْكُرُواْ اللّهَ قِيَاماً وَقُعُوداً وَعَلَى جُنُوبِكُمْ فَإِذَا اطْمَأْنَنتُمْ فَأَقِيمُواْ الصَّلاَةَ إِنَّ الصَّلاَةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَاباً مَّوْقُوتاً
“Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat, ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring” (QS. An-Nisa [4]: 103).
—–
3. Perbanyak doa (permohonan)
An-Nawwas ibn Saman Al-Kilabi berkata: Rasulullah berkata: tidak ada hati yang tidak ada di antara dua jari yang maha penyayang. Jika dia menghendaki, dia membimbingnya dan jika dia menghendaki, dia mengirimkannya sesat.
Utusan Allah biasanya berkata: Hai engkau yang membuat hati tabah, buatlah hati kami tabah dalam berpaut pada agama-Mu. Dia berkata: Skala ada di tangan yang maha penyayang; Dia akan menyebabkan beberapa orang bangkit dan yang lain akan jatuh sampai hari kiamat. (Ibnu Majah)
Tujuan memohon kepada Allah Swt agar senantiasa berada dalam bimbingan dan rahmat-Nya, agar selamat dalam menjalani kehidupan dunia dan akhirat, mengungkapkan rasa syukur terhadap Allah Swt, meminta perlindungan Allah Swt dari godaan setan yang terkutuk, serta membuat hati agar tidak sombong.
4. Ingatlah kematian
Dengan mengingat kematian, akan membuat hati kita menjadi lebih lembut. Kalian bisa mengunjungi makam keluarga atau tokoh agama terdahulu dan mengirimnya doa.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلاَّ مَتَاعُ الْغُرُورِ
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. [Ali Imran:185].
Maut merupakan ketetapan Allah. Seandainya ada seseorang yang selamat dari maut, niscaya manusia yang paling mulia pun akan selamat. Dengan mengigat kematian dapat menjadikan hati manusia menjadi lembut. (*)