Kesempurnaan Hanya Milik Allah
![](https://assajidin.com/wp-content/uploads/2023/10/allah-nama.jpg)
ASSAJIDIN.COM — Kesempurnaan hanya milik Allah semata, oleh karenanya umat Muslim wajib mengimani hal itu. Kesempurnaan Allah Ta’ala telah dijelaskan dalam Alquran dengan berbagai macam isinya.
Salah satu ayat Alquran tentang kesempurnaan hanya miliki Allah tertuang dalam surat Al Ikhlas ayat
1-4, yang berbunyi:
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ اللَّهُ الصَّمَدُ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ
Artinya: Katakanlah Muhammad, Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. Allah tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.
Dikutip dari buku Tafsir Surat Al Ikhlas oleh Al Hafis Abdul Qasim At Tabrani, di dalam surat Al Ikhlas terdapat salah satu nama baik Allah Asmaul Husna As Samad. Nama ini merupakan perwakilan dari segala sifat Allah yang kekal, sempurna, dan abadi.
Isi Surat Al-Ikhlas menunjukkan bahwa Allah adalah Esa, Allah tidak beranak, tidak diperanakkan, dan tidak pula mempunyai istri. Sehingga hanya Allah yang wajib diimani, karena hanya Dia-lah Dzat yang patut disembah dan berkuasa atas segala makhluk di muka bumi.
Dalam rukun iman, percaya kepada Allah menempati urutan pertama. Artinya, iman atau percaya kepada Allah adalah meyakini tanpa ragu sedikitpun bahwa Allah adalah satu dan sempurna.
Dengan kepercayaan inilah, umat manusia akan mengimani adanya para malaikat, kitab-kitab, para rasul, adanya hari kiamat, dan percaya adanya takdir Allah.
Selain surat Al Ikhlas, ayat alquran lainnya yang menegaskan tentang kesempurnaan hanya milik Allah adalah surat Al Furqan ayat 2, yang berbunyi:
الَّذِيْ لَهٗ مُلْكُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَلَمْ يَتَّخِذْ وَلَدًا وَّلَمْ يَكُنْ لَّهٗ شَرِيْكٌ فِى الْمُلْكِ وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ فَقَدَّرَهٗ تَقْدِيْرًا
Artinya:
Yang memiliki kerajaan langit dan bumi, tidak mempunyai anak, tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan(-Nya), dan Dia menciptakan segala sesuatu, lalu menetapkan ukuran-ukurannya dengan tepat.
Faidh dalam buku Etika Islam menjelaskan, kandungan ayat di atas menyadarkan umat manusia bahwa Allah adalah Sang Maha Pencipta dan Maha Sempurna. Dia-lah yang merancang segala sesuatu di alam semesta ini dengan segala kehendak-Nya dalam proses dan hasil.
Selain kedua ayat di atas, berikut ayat-ayat Alquran yang menegaskan kesempurnaan hanya miliki Allah, dikutip dari jurnal Tuhan Dalam Perspektif Al-Qur’an oleh M. Syafieh.
Ayat Alquran tentang Kesempurnaan Hanya Milik Allah
Surat Al Hasyr Ayat 24
هُوَ اللّٰهُ الْخَالِقُ الْبَارِئُ الْمُصَوِّرُ لَهُ الْاَسْمَاۤءُ الْحُسْنٰىۗ يُسَبِّحُ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ ࣖ
Artinya: Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Dia memiliki nama-nama yang indah. Apa yang di langit dan di bumi bertasbih kepada-Nya. Dan Dialah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.
Surat As Shafat ayat 180-182
سُبْحٰنَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَۚ وَسَلٰمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَۚ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Artinya: Mahasuci Tuhanmu, Tuhan Yang Mahaperkasa dari sifat yang mereka katakan Dan selamat sejahtera bagi para rasul.Dan segala puji bagi Allah Tuhan seluruh alam.
Surat Ar-Rum ayat 27
وَهُوَ الَّذِيْ يَبْدَؤُا الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيْدُهٗ وَهُوَ اَهْوَنُ عَلَيْهِۗ وَلَهُ الْمَثَلُ الْاَعْلٰى فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ ࣖ
Artinya: Dan Dialah yang memulai penciptaan, kemudian mengulanginya kembali, dan itu lebih mudah bagi-Nya. Dia memiliki sifat yang Mahatinggi di langit dan di bumi. Dan Dialah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.
Maha Suci Allah SWT yang telah menciptakan segenap makhluq dengan segala kekurangan dan kelemahan mereka. Dialah satu-satunya Dzat yang memiliki kesempurnaan. Dan sesungguhnya tiada satu makhluq pun di alam semesta ini kecuali pasti tidak sempurna dan lemah. Semuanya pasti memiliki sisi kekurangan. Justru ketika ada yang sempurna, maka tentu itu bukanlah makhluq, karena sesungguhnya yang sempurna hanyalah Allah SWT.
Dengan merelakan ketidaksempurnaan diri kita sebagai makhluq, dan memang demikianlah seharusnya, maka kita akan dapat menjalani hidup ini dengan semangat bersyukur dan bersabar, dan kita tidak perlu terbebani oleh sesuatu yang memang diciptakan bukan untuk kapasitas kita, melainkan melaksanakan apa yang ada di hadapan kita dengan niat pengabdian kepada Pencipta kehidupan ini.
Justru ketika kita dipaksa untuk menjadi sempurna, maka ketika itulah kita bisa menjelaskan bahwa kita bukanlah Tuhan, sama seperti makhluq lainnya. Allah SWT hanya memerintahkan kita untuk berbuat baik sesuai kemampuan yang dititipkan-Nya kepada kita, bukan memerintahkan kita untuk menjadi sempurna atau menghapus kekurangan kita sama sekali. Sekuat apapun kita berusaha untuk menghindari kekurangan dan kesalahan dalam usaha kita, misalnya untuk tidak menyakiti siapapun, maka tetap saja di sana pasti ada kekurangan dan kesalahan, baik disadari ataupun tidak. Kita tidak mungkin selalu benar, namun yang penting adalah usaha dalam mengikuti kebenaran.
Dan dengan mengakui ketidaksempurnaan diri kita sebagai manusia biasa, kita pun akan bisa hidup tenang dan nyaman sebagai apa adanya diri kita saat ini. Yang penting adalah bahwa kita telah berusaha semampu kita untuk melaksanakan apa-apa yang telah diperintahkan oleh Allah SWT.