Makam Ulama Palembang Kini Hilang, KOPZIPS Ziarahi Makam Menantu Syekh Abdus Somad Al-Falimbani
AsSAJIDIN.COM — Komunitas Pecinta Ziarah Palembang Darussalam dan Sumatera Selatan (KOPZIPS), Minggu (26/11) kembali menggelar ziarah bulanan, pada bulan November ini KOPZIPS menziarahi makam salah satu Ulama besar Palembang yang cukup berpengaruh dalam sejarah Palembang, yaitu Syekh Kgs. Datuk. H. Muhammad Zen.
Kondisi makam ini sudah hilang jejaknya sama sekali. Lokasinya terletak di Talang Suro Palembang, terletak di daerah Jalan Ki Ranggo Wirosentiko, Lorong Pribadi, Kelurahan 30 Ilir, Kecamatan IB 1 Palembang, tepatnya disekitaran area Langgar Cahaya Islam.
Makam ini letaknya menurut penuturan zuriat dan penuturan warga yang pernah berziarah beberapa puluh tahun yang lalu tidak jauh dari Langgar Cahaya Islam yang merupakan komplek makam dari kakek Syekh Zen yaitu Tuan Faqih Jalaludin.
Berdasarkan catatan sejarah , Syekh Zen lahir sekitar tahun 1760 dan wafat tahun 1819 dalam perang Palembang melawan kolonial Belanda tahun 1819-1821 zaman Sultan Mahmud Badaruddin II.
Syekh Zen merupakan cucu Ulama besar Kraton Palembang Darussalam yakni Tuan Faqih Jalaludin dengan nasab Syekh Kgs. Muhammad Zen bin Kgs. Syamsuddin bin Tuan Faqih Jalaludin sampai ke Syekh Jumadil Kubro dan sampai lagi ke Rasulullah SAW.
Menurut cerita dalam manaqib Ulama besar NU di Palembang yakni KH. M. Zen Syukri itu diambil oleh orang tua Kyai Zen Syukri dari nama datuknya yakni Syekh Zen ini.
Makam Syekh Zen terdapat di bagian depan mihrab Langgar Cahaya Islam, namun jejak fisik makam sudah hilang dan tidak nampak lagi karena sudah menjamurnya bangunan rumah (pemukiman warga di bagian).
Syekh Zen adalah menantu dari Ulama besar Kraton Palembang Darussalam waktu itu yakni Syekh Abdus Somad bin Abdurrahman Al-Falimbani yang dinikahkan dengan anak Syekh Somad yang bernama Rukiah binti Abdus Somad.
Selain sebagai menantu Syekh Somad, dengan guru sekaligus mertuanya ini beliau diangkat menjadi khalifah tarekat sammaniyah.
Syekh Zen wafat pada 12 Juli 1819 (18 Sya’ban 1234 H) pada hari sabtu terjadi perang menteng di Palembang yang membuat Syekh Zen gugur sebagai syahid setelah mengumandangkan ratib saman dan jihad membela agama dan negara.
Berkat jasa beliau ini sangat layak untuk di angkat menjadi pahlawan nasional.
Diakhir ziarah Ketua DPP KOPZIPS , Muhamad Setiawan, S.H., M.H (Cek Wan) sempat menangis karena sedih atas kondisi makam Syekh Kgs. Datuk. H. Muhammad Zen yang sudah lama hilang.
“Wong Pelembang lah lamo dak ngeloroi makam beliau, jadi model cak inilah akhirnyo makam beliau hilang” katanya.
Dia mengajak masyarakat Palembang untuk merawat semua makam bersejarah yang ada, jangan sampai kejadian serupa terulang.
“ Kita juga akan melaporkan hal ini kepada Dinas Kebudayaan kota Palembang,” katanya.
Diakhir ziarah , selain berziarah ke makam Syekh Zen, KOPZIPS juga menziarahi beberapa makam kramat lainnya yang tidak masyhur dan hampir hilang dengan harus segera diselamatkan yakni :
1. Makam Kramat Datuk Eko (7 Ulu, sudah hilang) makam tua cina belakang langgar 7 Ulu (sudah hilang)
2. Makam Kramat Tuan Putri Kembang Dadar (belakang RM Padang 7 Ulu, (tidak bisa ziarah karena ditutup)
3. Kramat Jero Pasar 7 Ulu
4. Musolla Nurul Ittihad yang berdiri tahun 1809 (5 Ulu)
5. Kramat di Lorong Kenduruan Laut
“6. Kramat di Lorong Kenduruan Darat (Syekh Ahmad Hayyin)
7. Kramat di Lapangan Lorong Kenduruan Ayeb
8. Kramat Lorong Pulo
“Semoga makam-makam ini segera dijadikan Cagar Budaya, sehingga para peziarah mudah untuk mengunjungi makam-makam ini, mengingat beliau semua adalah orang penting dan juga Ulama pada masanya,” katanya. (*/Sumber: Rilis)