Tiada Setitikpun Catatan yang Tersisa dalam Firman Allah
ASSAJIDIN. com – Hadist berikut ini begitu menarik. Karena Rasulullah SAW membentangkan ungkapan yang menakjubkan kepada umatnya, agar memperhatikan setiap zaman.
Sebab Al-Quran bukanlah saja hanya mengisahkan dan memaparkan tentang masa depan yang terungkap dalam risalah Islam. Namun sebagaimana dalam Al-Qur’an, Allah telah memaparkan setiap zaman, baik masa lalu, masa kini maupun masa depan.
Pantas Rasulullah SAW yang menegaskan dalam hadist ini yang berbunyi, “Didiklah anak-anakmu dengan sebaik mungkin,( yang sesuai kebutuhan zamannya), sebab mereka akan hidup di zaman yang berbeda dengan zamanmu saat ini.” (HR. Muslim). sebuah buku berjudul ” Membumikan Al-Qur’an, Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat”.
AlQuran menjelaskan bahwa yang dimaksud oleh ayat ma farrathna fi al-kitab min syay’ ( QS 6 :38) dan ayat: wa nazzalna ‘alayka al-kitab tibyanan likulli syay’ ( QS 16 :89) adalah bahwa Al-Qur’an tidak meninggalkan sedikit pun dan atau lengah dalam memberikan keterangan mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan tujuan-tujuan pokok Al-Qur’an, yaitu masalah-masalah akidah, syari’ah dan akhlak, lalu mencakup segala macam ilmu pengetahuan. Pengetahuan kekinian sebagaimana sekarang berkembang terus menerus, bahkan teknologi yang berasal dari penafsiran ilmuwan Islam.
Kemudian Allah SWT memerintahkan kita untuk memetik pelajaran dari peristiwa yang telah terjadi melalui firman-Nya, “Maka ambillah pelajaran wahai orang-orang yang memiliki pandangan.” (QS. Al-Hasyr: 2). Orang-orang yang belajar dari kesalahan masa lalu, akan mendapatkan pencerahan di masa mendatang. Prinsip ini terjadi dalam kehidupan para Rasul yang diutus Allah ke bumi.
Semula, para utusan tersebut menggunakan doa pamungkasnya dalam menyelesaikan aneka krisis berat yang dihadapi. Dalam ayat lainnya Allah meminta kita agar memperhatikan hari esok., “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Hasyr (59): 18).
Seluruhnya diungkapkan mengenai masa lalu, masa kini dan masa depan di dalam Al Quran. Semua tercantum dalam firman Allah tersebut. Bahkan ketika kita mempelajarinya, hanya sedikit yang kita peroleh karena luasnya Ilmu Allah tersebut. Al Qur’an sebagai salah satu mukjizat Nabi Muhammad SAW diturunkan 14 abad lalu , ayat-ayatnya banyak yang menjelaskan tentang masa depan dan berbagai macam yang bersifat ilmiah. Bahkan dengan kemajuan ilmu dan teknologi saat ini, banyak ayat-ayat Al Qur’an yang terbukti kebenarannya.
Para ilmuwan telah berhasil membuktikan kebenaran itu melalui sejumlah eksperimen penelitian ilmiah. Tentang kelahiran manusia, disebutkan Allah dalam firman-Nya”, bahwa Allah telah sangat teliti menjelaskan bagaimana asal muasal manusia diciptakan; “Kami telah menciptakan kamu; maka mengapa kamu tidak membenarkan? Adakah kamu perhatikan nutfah (benih manusia) yang kamu pancarkan? Kamukah yang menciptakannya? Ataukah Kami yang menciptakannya?” (QS. Al Waqi’ah:57-59). “Dan Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air.” (QS Al-Furqan: 54)
“Dan Allah menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari air mani.” (QS Faathir: 11). “Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan? Dia diciptakan dari air yang terpancar. Yang keluar dari antara tulang sulbi dan tulang dada. Sesungguhnya Allah benar-benar kuasa untuk mengembalikannya (hidup sesudah mati).” (QS Ath-Thaariq: 5-8).
Firman Allah yang di atas, menunjukkan betapa telitinya Allah, dengan rinci secara detail manusia diciptakan. Penciptaan manusia dan aspek-aspeknya yang luar biasa itu diungkap dalam ayat-ayat ini sedemikian rinci sehingga mustahil bagi orang yang hidup di abad ke-7 untuk mengetahuinya.
Beberapa di antaranya sebagai berikut: 1. Manusia tidak diciptakan dari mani yang lengkap, tetapi dari sebagian kecilnya. 2. Sel kelamin laki-lakilah yang menentukan jenis kelamin bayi. 3. Janin manusia melekat pada rahim sang ibu bagaikan lintah. 4. Manusia berkembang di tiga kawasan yang gelap di dalam rahim.
Orang-orang yang hidup pada zaman kala Al Qur’an diturunkan, pasti mengetahui bahwa bahan dasar kelahiran berhubungan dengan mani laki-laki yang terpancar selama persetubuhan seksual. Fakta bahwa bayi lahir sesudah jangka waktu sembilan bulan tentu saja merupakan peristiwa yang gamblang dan tidak memerlukan penyelidikan lebih lanjut.
Akan tetapi, sedikit informasi yang dikutip di atas, seperti dalam sebuah artikel dalam ruang kolom Republika, yang menyatakan bahwa berada jauh di luar pengertian orang-orang yang hidup pada masa itu. Ini baru disahihkan oleh ilmu pengetahuan abad ke-20.
Pelajaran Bagi Manusia
Begitupun mengenai keberadaan fungsi gunung. Gunung ada atau muncul karena tumpukan lempengan-lempengan raksasa yang membentuk kerak bumi. lempengan yang lebih kuat menyelip ke bawah sedangkan lempengan yang lemah melipat ke atas membentuk dataran tinggi dan gunung. Banyak sekali fungsi gunung , Antara lain penahan guncangan, penyalur pembuangan tenaga panas bumi,penyubur tanah dan lain lainnya.
Al Qur’an menjelaskan fungsi gunung dalam beberapa ayat dalam Al Qur’an, antara lain : “Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka, dan telah Kami jadikan (pula) di bumi itu jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk.” (QS Al Anbiya:31). “Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan?, dan gunung-gunung sebagai pasak?” (QS. An Naba’: 6-7).
Ilmu bumi moderen telah membuktikan bahwa gunung-gunung memiliki akar di dalam tanah dan akar ini dapat mencapai kedalaman yang berlipat dari ketinggian mereka di atas permukaan tanah. Jadi, kata yang paling tepat untuk menggambarkan gunung-gunung berdasarkan informasi ini adalah kata “pasak” karena bagian terbesar dari sebuah pasak tersembunyi di dalam tanah.
Pengetahuan baru diperkenalkan di paruh kedua dari abad ke-19. Sebagaimana pasak yang digunakan untuk menahan atau mencencang sesuatu agar kokoh, gunung-gunung juga memiliki fungsi penting dalam menyetabilkan kerak bumi. Mereka mencegah goyahnya tanah. Allah berfirman: “Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk. (QS. An Nahl, 16:15) .
Kemudian lagi, sains dan teknologi telah menunjukkan bagaimana otak manusia bekerja sebagai ciptaan Allah. Dalam firmanNya Allah mengemukakan; “Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya Kami tarik ubun-ubunnya. .. Yaitu ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka.” (QS. Al Alaq:15-16).
Ungkapan “ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka” dalam ayat di atas sungguh menarik. Penelitian yang dilakukan di tahun-tahun belakangan mengungkapkan bahwa bagian prefrontal, yang bertugas mengatur fungsi-fungsi khusus otak, terletak pada bagian depan tulang tengkorak.
Para ilmuwan hanya mampu menemukan fungsi bagian ini selama kurun waktu 60 tahun terakhir, sedangkan Al-Qur’an telah menyebutkannya 1400 tahun lalu. Jika kita lihat bagian dalam tulang tengkorak, di bagian depan kepala, akan kita temukan daerah frontal cerebrum (otak besar). Jelas bahwa ungkapan “ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka” benar-benar merujuk pada penjelasan di atas.
Fakta yang hanya dapat diketahui para ilmuwan selama 60 tahun terakhir ini, telah dinyatakan Allah dalam Al-Qur’an sejak 14 abad lalu. Tentu ini baru sebagian dari sejumlah pengetahuan dan ilmu yang diterangkan dalam Al Quran. Masih banyak lagi ayat yang menjelaskan mengenai sains dan teknologi atau ilmu pengetahuan yang menjelaskan berbagai ragam lainnya.(*)