Selalu Berkomitmen Berikan Pengajaran Terbaik Bagi Siswa, Jaga Kepercayaan Orangtua Siswa
ASSAJIDIN.COM – Sekolah Islam Terpadu (SIT) Al Furqon Palembang berdiri untuk menjadi bagian dari pembangun peradaban umat Islam.
Kepala SIT Al Furqon ,Agus Priyatmono, S.Pd mengatakan, sebenarnya SIT Al Furqon berdiri ditengah kondisi sudah banyak SIT lainnya. Namun Al Furqon bukan sebagai pesaing tapi saling sinergis. Karena umat Islam di Indonesia 80 persen. Artinya umat Islam itu harus menggarap yang 80 persen itu.
“Sekarang sekolah Islam itu seberapa banyak yang menggarap yang umat Islam 80 persen itu? Artinya ketika mendirikan sekolah Islam walaupun sekolah Islam sudah ada bukan sebagai pesaing. Tapi sebuah sebagai mitra bahkan kita bersinergis dalam memberikan pendidikan terbaik untuk umat Islam dan untuk negeri ini. Karena negeri ini 80 persen umat Islam,” ujarnya saat diwawancarai diruang kerjanya, Senin (31/7/2023).
Agus mengungkapkan, untuk mengawali berdirinya SIT Al Furqon ini tentu kendala, cobaan dan rintangannya.
“Saya bergabung di sini tahun 2004. Sedangkan saya terjun di dunia pendidikan itu sebagai guru sejak tahun 1994, dan bergabung di SIT Al Furqon tahun 2004. Dulu sebagai guru sekaligus seluruh megang kepala TK dan SD sekaligus kepala yang membawa semuanya,” bebernya.
Butuh Perhatian Penuh Meningkatkan Kualitas
“Jadi di awal-awal dulu ingin menggandeng semuanya. Karena di awal itu kan lembaga ini sempat terjadi sedikit masalah dalam manajemen dalam sisi siswanya dan sebagainya. Maka ketika saya diminta bergabung di sini oleh yayasan dalam hal ini langsung dari Pak Emil menemui saya di Yogyakarta.
Jadi saya mengumpulkan semuanya. Kita membuka kebersamaan, kekeluargaan. Karena ini sangat penting dalam organisasi apapun ketika ini sudah terselesaikan sambil meningkatkan kompetensi profesional dan sebagainya. Kita harus bersinergis dengan siapapun karena kita makhluk sosial yang berorganisasi. Artinya kita bersinergis dengan lembaga lain menguatkan.
Kalau kita misalnya dulu kesulitan mencari siswa dari mulut ke mulut. Ya Alhamdulillah dengan kekuatan itu kita semakin tumbuh. Dari jumlah siswa yang sedikit ketika itu Alhamdulillah sekarang Allah memberikan kepercayaan kepada kita. Artinya sebuah nikmat yang besar bagi saya, sekarang jumlah siswa kita sudah hampir 1500 siswa dari TK sampai SMA,” paparnya.
Oleh sebab itu, sambung Agus, ke depan pihaknya berharap tetap menjaga keharmonisan secara kekeluargaan kebersamaan dan meningkatkan sinergis sekaligus meningkatkan profesionalisme.
“Kita selalu menata ulang semua. Karena yang ada pasti itu tantangan ke depan pasti ada. Kita juga meningkatkan kompetensi guru, karena customer kita adalah orang tua siswa atau wali siswa jadi kita harus menjaga kepercayaan tersebut,” katanya.
“Kita tingkatkanlah kompetensi guru supaya dapat menghasilkan output yang baik. Diharapkan sesuai dengan keinginan orang tua cita-cita orang tua, yang ingin anaknya ada perubahan,” tuturnya.
Agus menuturkan, anak yang diamanahkan disekolah disini, pihaknya berkomitmen mendidik dan merawat dengan sebaik-baiknya.
“Anak yang disekolahkan disini, kami anggap anak kami juga. Mari kita didik bersama-sama. Kebaikan-kebaikan di rumah kita optimalkan di sekolah. Begitupula sebaliknya kebaikan yang ada di sekolah kita optimalkan di rumah sehingga menyambung,” ucapnya.
Agus mengatakan, kedepan pihaknya akan meningkatkan profesionalisme dan meningkatkan hal yang kurang.
“Karena kami masih ada kurangnya. Dalam 20 tahun itu bukan kalau perjalanan manusia bukan perjalanan yang pendek melewati masa-masa itu. Kalau bahasa manusia itu kalau ada umur 17 tahun sweet seventeen. Kalau ini sudah 20 tahun, kita mulai berpikir karena sudah mulai dewasa. Jadi prestasinya bagaimana, pematangannya bagaimana.
Sejarah Itu Berulang
Kemudian kematangan organisasinya bagaimana, sistem setiap organisasi pasti diuji. Sejarah itu seperti roda sesuatu yang berulang peristiwa ini pasti berulang ujiannya juga berulang. Tapi dalam bentuk yang berbeda maka ketika ujian profesional diuji. Kita akan diuji terus tinggal kita yang diberi amanah ini untuk bagaimana menyelesaikan masalah itu depan.
Kalau dari kita di manajemen SIT , karena manajemen SIT Al Furqon saya membawahi bagian pendidikan berarti membawahi semua unit pendidikan dari TK, SD, SMP, SMA dan asrama atau program persekolahan, jadi yang dipikirkan dari SDM sampai program-programnya seperti apa,” tuturnya.
Agus menjelaskan, sesuai dengan visi misi Al Furqon supaya terwujud lembaga ini menjadi bagian pembangunan peradaban umat Islam. Dalam pengertian menjadi bagian itu tidak mesti semuanya ibaratnya suatu sistem bagian yang kecilnya saja.
“Jadinya ibarat rantai bagiannya satu rantainya itu tapi kita menjadi bagian tapi bagian ini diharapkan menjadi lembaga atau sekolah yang unggul dan menjadi contoh atau rujukan. Kita menjadi contoh cita-citanya seperti itu. Jadi terwujudnya sekolah Islam terpadu Al Furqon Palembang bagian yang merupakan bagian pembangunan peradaban umat Islam sebagai sekolah yang unggul dan rujukan,” bebernya.
Karena sambung Agus, kalau bicara unggul maka harus bermutu dulu. “Maka kami sebelum unggul harus bermutu dulu semuanya. Kita benahi pelayanan, mutu guru, fasilitas, lulusan semua kita benahi. Kalau akreditasi, Alhamdulillah semua unit akreditasinya A.
Artinya kita sudah sesuai standa. Kemudian standar kedua kita ini masuk dalam komunitas ada nama wadahnya di Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT). Jadi lembaga ini membawahi semua lembaga IT di Indonesia. Biasanya ada logo ada nomor dan kalau sudah ikut lisensinya mirip akreditasi maka sudah sesuai standar jadi kita mengikuti itu,” katanya.
Akreditas A Sebuah Predikat Sangat Baik
“Ketika mendapat nilai itu jadi nilai tertinggi bisa dikatakan unggul, kita bisa menjadi contoh. Jadi kebaikan-kebaikannya kita itu kita bagikan. Dalam pengertian unggul rujukan itu kita harus baik dulu baru berbagi untuk menjadi contoh,” ucapnya.
Agus berharap, di milad 20 SIT Al Furqon tetap mempererat tari persaudaraan, kekeluargaan. Karena ini keluarga besar. Karena ini dianggap siapapun yang masuk dalam lembaga ini menjadi bagian dari keluarga ini. Bahkan, walaupun ada yang sudah resign tapi mereka ada kerinduan ingin kembali.
“Ada juga yang sudah di luar ingin kembali lagi. Jadi kita temukan di dalam ini sebuah ikatan keluarga lah ikatan keluarga dalam Islam. Dalam pendidikan ini kita mendapat amanah di dunia pendidikan jadi dunia pendidikan ini bahwa kita semuanya sebagai pendidik siapapun yang ada di sini maupun security semuanya adalah pendidik. Kita ingin tumbukan terus meningkatkan kekeluargaan, kebersamaan harus ditingkatkan lagi.
Kemudian meningkatkan lagi sinergis yang sudah terjalin. Alhamdulillah kita juga bersyukur ketika kita ada event-event tertentu dukungan dari stakeholder dari luar itu luar biasa. Jadi kalau ada lembaga-lembaga negeri atau swasta dunia usaha, maka dapat kita bagi dengan sekolah lainnya. Supaya sekolah Islam lainnya juga maju.
Kita mengharapkan keberkahan namanya berkah itu menambah sebuah kebaikan. Ketika kita baik dan kita bagi. Harapannya keberkahan itu bagi yang membagi dan keberkahan bagi yang dibagi. Secara SDM kita kita tanamkan juga di guru-guru kita jaga kita rawat kebersamaan ini kekeluargaan ini supaya semakin baik kedepannya. Siapapun di sini saudara kita dan siapapun di sini keluarga kita,” tandasnya.
Penulis: Yanti Rizki