Peran Penting Orangtua Bagi Anak yang Terlahir Fitrah (Suci)
AsSAJIDIN.COM — Anak Dilahirkan dengan Fitrahnya itulah bunyi sebuah hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.
كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ
Latin: Kullu mauludin yuladu alal fitrah
Artinya:
“Setiap anak dilahirkan dalam fitrahnya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadits diatas senada dengan hadits berikut ini:
كُلُّ إِنْسَانٍ تَلِدُهُ أُمُّهُ عَلَى الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ
Latin:
Kullu insaani taliduhu ammuhu alal fitrah, fa abawaahu yuhawwa daanihi auyunasshiraa nihi auyumajjisaa nihi
Artinya :
Seorang bayi tidak dilahirkan ke dunia ini melainkan ia berada dalam kesucian (fitrah). Kemudian kedua orang tuanyalah yang akan membuatnya menjadi Yahudi, Nasrani, ataupun Majusi. (HR. Bukhari)
Dikutip dari buku Sekolah Tak Berdinding karya Elina Lestariyanti (2021:65), setiap anak dilahirkan masih fitrah. Jika diibaratkan dengan kertas, manusia terlahir seperti kertas putih, tanpa goresan tinta, tanpa cacat, dan bebas dari dosa. Mesipun orangtua yang melahirkannya mungkin telah berbuat dosa.
Dalam Islam tidak dikenal adanya dosa warisan.
Kata fitrah juga tertulis dalam Alquran Surat Ar-Rum ayat 30 yang artinya,
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui” (QS. Ar-Rum:30)
Dari hadits kullu mauludin yuladu alal fitrah menjelaskan betapa besarnya pengaruh orang tua terhadap anaknya, bukan hanya dari fisiknya saja, namun dalam mendidik dan membesarkan seorang anak.
Seperti pribahasa buah apel jatuh tidak jauh dari pohonnya. Artinya seorang anak memiliki fisik dan sifat yang tidak jauh dari orang tuanya.
Maka tugas dari orang tua adalah mendidik anak dengan kebaikan. Sehingga kelak anak akan menjadi seorang yang baik. Di sisi lain, apabila orang tua mengajari anak dengan keburukan, maka akan menciptakan hal yang serupa. Misalnya ketika orang tua berlaku keras, maka saat dewasa anak akan menjadi pribadi yang keras, baik kepada orang tuannya maupun orang lain.
Karena itu sejak awal orang tua, melahirkan seorang anak tidak hanya dengan memberikan modal secara fisik seperti asupan makanan maupun minuman yang dibutuhkan, tetapi juga memberikan kapada anaknya makanan spiritual rohani, batin, itu berupa keyakinan, keimanan, dan kemuliaan akhlak.
Itulah penjelasan tentang makna hadits kullu mauludin yuladu alal fitrah. Semoga menjadikan pembelajaran orang tua dalam mendidik anak. (*/sumber: kumparan)