Sabar Menghadapi Musibah adalah Kewajiban

ASSAJIDIN.COM — Kurang lebih sebulan Indonesia berperang melawan Covid 19. Juru Bicara Pemerintah Penanganan Corona di Indonesia, Achmad Yurianto dalam rilisnya 15 April 2020 mengatakan jumlah waega yang positif corona mencapai 5000 lebih dengan kematian tembus 400 orang dan yang dinaytakan sembuh di angka 300an orang.
Wabah Virus corona covid 19 merupakan Wabah Tha’un yakni penyakit yang mematikan.Pada masa Rasulullah dan para sahabat wabah tha’un pernah terjadi. Rasulullah SAW dan para sahabat telah mampu menyelesaikan persoalan ini secara cepat, efektif dan efisien.
Pertama, wabah virus corona ini adalah musibah yang telah di-qodlo-kan oleh Allah SWT. Islam memerintahkan kaum muslimin untuk bersabar ketika menghadapi musibah dan ridlo terhadap qodlo-Nya.
Sebagimana Sabda Rasulullah Saw: “Bahwa ada suatu azab yang Allah mengutusnya (untuk) menimpa kepada seseorang yang Dia kehendaki. Allah menjadikannya sebagai rahmat bagi orang-orang mukmin. Tidaklah bagi seseorang yang tertimpa tha’un kemudian ia berdiam diri di wilayahnya itu dengan sabar dan ia menyadari bahwa tha’un itu tidak akan menimpa kecuali telah ditetapkan Allah, kecuali ia memperoleh pahala bagaikan orang mati syahid. (HR. Al-Bukhari dari ‘Aisyah ra).
Sabar keika menghadapi musibah adalah kewajiban, yang Allah SWT akan memberikan pahala bagi siapa saja yang bersabar dan Allah SWT akan memberikan jalan keluar (solusi). Allah SWT berfirman, Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar“. (QS. Al-Baqarah: 153). Begitupun dalam Firman-Nya yang lain, Artinya: “Dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa“. (QS. Al-Baqarah: 177)
Artinya: “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas“. (QS. Az-Zumar: 10).
Kedua, bersabar bukan berarti diam tanpa solusi bersifat manusiawi(ikhtiar). Disinilah urgensinya kita merujuk kepada para ahli untuk mengatasi wabah ini. Ketika ada wabah para ahli kesehatan menghimbau “social distancing” yaitu berusaha meminimalkan interaksi, bertemu, berkumpul dalam jumlah massa yang banyak untuk sementara. Inilah yang paling efektif untuk menegah wabah menular dan menyebar, sehingga sangat ditekankan –maaf sekali lagi ditekankan- agar tetap di rumah dan tidak keluar dahulu apabila tidak ada kebutuhan yang sangat penting. Bahkan meminta pemerintah untuk melakukan lockdown atau karantina wilayah, yaitu mencegah dan melarang orang masuk di suatu wilayah serta melarang orang keluar dari suatu wilayah untuk mencegah wabah masuk maupun keluar. Dan konsep ini adalah konsep Islam sejak dahulu kala di mana Rasulullah shalllahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Artinya: “Jika kalian mendengar tentang thoún di suatu tempat maka janganlah mendatanginya, dan jika mewabah di suatu tempat sementara kalian berada di situ maka janganlah keluar karena lari dari thoún tersebut.” (HR Bukhari). (*)