LENTERASYARIAH

Islam Membawa Cinta & Rahmat Allah

Oleh: H. Emil Rosmali ( Wartawan Assajidin.com )

Ada suatu yang begitu mulia dalam hati seorang muslim. Mereka tidak diperbolehkan baik oleh Allah maupun Rasul-Nya untuk membenci manusia dipermukaan bumi ini.  Setiap sesorang muslim hendaklah menanamkan rasa cinta dan kasih sayang di hatinya. Karena dengan cinta akan menurunkan Rahmat Allah kepadanya.

Lihatlah betapa Allah menyebutkan diri-Nya sebagai yang Maha Pengasih dan Lagi Maha Penyayang. Allah adalah Sang Khaliq yang demikian menabur cinta-Nya melalui Kasih dan Sayang-Nya. Tentunya, umat muslim harus mengambil hikmah dari apa yang dimilik oleh Allah tersebut. Dalam surah Al Fatihah: 1,  Allah menyebut kebesaran cinta-Nya; “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.”

Itulah yang menyababkan umat Islam hendaklah menyebut Bismillahirrohmanirrohim, setiap awal dari aktifitasnya. Setiap ia hendak mengawali bacaan-bacaan dalam ibadahnya. Karena begitu mulia kalimat itu, dan ditempatkan pula diawal mula kalimat Allah dalam Al Quranulkarim. Kesemua itu menunjukkan betapa Maha Pengasihnya Allah sebagai bentuk cintanya kepada hamba-Nya di muka bumi ini.

Nabi Muhammad SAW adalah Rasul Allah, yang mengemban amanat mengajarkan dan menyebarkan agama Islam kepada umat manusia melalui proses panjang dengan mengedepankan rasa yang penuh kasih sayang dan cinta karena Allah.  Allah SWT pun meminta agar Rasulullah mengajak dengan rasa cinta kepada Allah dalam menjalankan agama Islam ini. Dalam firman Allah menyuruh Rasulullah; “Katakanlah (Wahai Rasulullah), Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” (QS Ali Imran : 31).

Allah mengakui betapa Rasulullah adalah seorang yang mulia, yang dipastikan akan mengajak umat ini untuk mencintai Allah. Sebab dengan begitu, niscaya Allah pun akan mengasihi dan mengampuni dosa-dosa mereka. Allah begitu besarnya cintanya kepada hamba-Nya, hendaklah pula hamba ini mencintai Allah sepenuh hati dan jiwa. Melakukan ibadah dengn tekun dan ikhlas dan beriman hanya kepada Allah semata.

Lihat Juga :  Jangan Tergesa-gesa Ketika Membaca Al-fatihah dalam Shalat

 Cinta Hamba Cinta Allah

 Begitulah Islam dalam kesehariannya bergaul pada system kehidupan bersama dalam masyarakat, menebar cinta kepada semua umat manusia agar ridho dan rahmat Allah menyertai mereka. Rahmat Allah yang menaungi relung hati mereka dan membawa ummat ini kepada kebahagiaan jiwa yang hakiki. Adalah ketenangan jiwa yang diperoleh bila Rahmat Allah turun kepada mereka.

Sabda Rasulullah dalam satu hadis;“…dan pergaulilah manusia dengan ahlak yang baik.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, Darimi). Saling mendukung dan mengajak kepada kebaikan. Pergaulilah  manusia dengan semua  golongan, agama dan ras dengan pergaulan yang baik dengan moral dan etika serta akhlak yang penuh cinta dan kasih sayang,  sehingga manusia dapat merasakan Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam ini.

Tiada kata yang mengajak manusia kepada kemunkaran. Tidak juga kepada keburukan atau pertikaian yang tiada artinya. Bahkan Allah menyuruh orang yang beriman tetap baik kepada mereka yang jahat sekalipun. Dalam firman-Nya;” Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. (QS. Al Mumtahanah (60):8). “Allah hanya melarang kamu berkawan dengan mereka yang memerangimu. (QS. Al Mumtahanah (60):9).

 

Kita juga bisa melihat betapa Nuh menyebutkan dalam ayat Al Qquran, bahwa jika bukan Rahmat Allah dan kasih sayang Allah, maka dia menilai dirinya sebagai orang yang merugi,” Nuh berkata, “Ya Rabbku, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari memohon kepada Engkau sesuatu yang aku tiada mengetahui (hakekat)nya. Dan sekiranya Engkau tidak memberi ampun kepadaku, dan (tidak) menaruh belas kasihan (memberi rahmat) kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Hûd [11]:47).

Sesungguhnya Allah akan menanamkan Rahmatnya dan menariuh dalam jiwanya kebahagian dan kasih sayang, sehingga manusia memperoleh kenikmatan yang begitu mulia dan begitu indah. Saking sayangnya Allah, menyatakan kepastiannya untuk melebur dosa –dosa yang pernah dilakukan hamba-Nya. “ Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya”. (QS. Ath-Thalaq : 3). Bukti cinta-Nya Allah kepada manusia sebagai hamba-Nya.

Lihat Juga :  Jepang  Siapkan Menu Makanan Halal untuk Muslim Traveler pada Olimpiade 2020

Kata Allah;” Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.( QS An Nisa : 110). Apalagi namanya ini juka bukan kasih sayang dan cintanya Allah kepada hambanya kita ini.

Tentu jawabannya begitulah Allah menaruh kasih dan cinta kepada hamba-Nya. “Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan Dia Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. (QS Al Baqarah : 163). Semua tertulis di dalam kita yang suci ini, bagaimana kasih kasayng Allah kepada hmba-Nya dan seluruh makhluk. Untuk memperoleh Rahmat itu, adalah dengan menaruh cinta, dan satu lagi mengimani Al Quran, Firman Allah:”Dan apabila dibacakan Al-Qur`ân, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.”.  (Al-A’râf :7:204).

Pada masa Rasulullah, disebutkan betapa cinta Rasul kepada sahabat yang belum masuk Islam, membuat mereka memilih mengikuti Rasul. Ini sebuah penjelasan yang mengutarakan bagaimana Islam yang dibawa Rasulullah itu, begitu mengutamakan cinta dan kasih sayang dalam pergaulan sehari-hari. Banyak sahabat yang beragama Nasrani, lalu  karena cinta dan kasih sayang Rasulullah menaklukkan hatinya untuk menjadi Islam sejati.

Percayalah bahwa mereka yang saling mencintai diantara manusia, maka mereka akan merasakan cinta yang suci dan kebahagiaan yang hakiki. Sedangkan Allah dan Rasul-Nya melaksanakan cinta itu. Karena dengan mencitai, maka Allah akan memberikan Rahmatnya dan ampunannya. Inilah bentuk kebahagiaan yang tiada tara.(*)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button