SYARIAH

Doa Terkabul Sesuai Prasangka Hamba Allah

Oleh: Emil Rosmali (Pimpinan Umum Assajidin Group )

ASSAJIDIN.com – Ini adalah hadist Qudsi yang begitu popular dalam masyarakat. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Allah Ta’ala berfirman, Aku sesuai dengan persangkaan hamba pada-Ku (Muttafaqun ‘alaih).

Hadits ini mengajarkan bagaimana seorang muslim harus huznuzhon pada Allah dan memiliki sikap roja‘ (harap) pada-Nya.

Mengenai makna hadits di atas, Al Qodhi ‘Iyadh berkata, “Sebagian ulama mengatakan bahwa maknanya adalah Allah akan memberi ampunan jika hamba meminta ampunan. Allah akan menerima taubat jika hamba bertaubat.

Allah akan mengabulkan do’a jika hamba meminta. Allah akan beri kecukupan jika hamba meminta kecukupan. Ulama lainnya berkata maknanya adalah berharap pada Allah (roja’) dan meminta ampunannya” (Syarh Muslim, 17: 2).

Yakinilah bahwa ketika engkau berdoa, Allah akan mengijabah atau mengabulkan doa mu. Memperbanyak doa adalah suatu perkara yang sangat baik. Sebab memperbanyak doa adalah salah satu perintah Allah .

Firman Allah :”Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.” [QS. Al-Mukmin: 60].

Namun jika kita merasa doa kita belum terkabul, maka kita tidak boleh putus asa. Kita harus ber-husnudhan (berprasangka baik) pada Allah ta’ala dengan terus introspeksi diri sendiri. Ketika berdoa, kita harus memperhatikan adab-adab berdoa, diantaranya : ikhlash, sungguh-sungguh, khusyuk, penuh kerendahan, dan yakin bahwa doa kita pasti akan dikabulkan, sebagaimana firman Allah di atas tadi.

Lihat Juga :  One Day One Ayat: Surat Al Ahzab 56, Keutamaan Bershalawat

Hal itu tergambar dalam firman Allah SWT dalam surah Yusuf ayat 87: “Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah hanyalah orang-orang kafir,” (QS. Yusuf [12]: 87).
 

Dalam kajian yang disampaikan oleh Ustadz Mugiono, M.Pdi pada Ahad pekan lalu di Mesjid Al Furqon, Jl. R. Soekamto menyarankan, agar memulai  doa dengan memuji Allah, memuliakan dan mengucapkan shalawat Nabi. Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan Nasa’i, juga oleh Turmudzi yang menyatakan sahnya, dari Fudhalah bin ‘Ubeid: “Bahwa Rasulullah saw. mendenganr seorang laki-laki berdoa selesai shalatnya tanpa membesarkan Allah dan menucapkan shalawat Nabi

Maka sabdanya: ‘Orang ini terlalu tergesa-gesa’!” Lalu dipanggilnya orang itu, lalu katanya kepadanya – atau juga kepada orang-orang lain – “Jika salah seorang diantaramu berdoa, hendaklah dimulai dengan membesarkan asma Allah yang Maga Agung dan Maha Mulia itu serta menyanjung-Nya, lalu mengucapkan shalawat atas Nabi saw., setelah itu barulah berdoa; meminta apa yang diinginkannya.”

Begitu Rasulullah memberikan seruanagar kita mengawali doa dengan menyanjung Allah ta’ala dan bershalawatlah kepada Nabi Muhammad shallallaahu ’alaihi wasallam. Bila pun doa kita terhalang, bisa jadi  karena adanya beberapa faktor, diantaranya, bisa saja makan dan minum yang kita konsumsi adalah makan yang tidak baik alias haram

Lihat Juga :  Mau Idul Adha, tapi Baru Lahiran, Akikah Dulu atau Berkurban?

Jika Bermaksiat.

Ustads Mugiono mengatakan,   bila seorang anak manusia melakukan maksiat atau melakukan sesuatu yang diharamkan Allah;  “Bagaimana mungkin kita mengharap terkabulnya doa, sedangkan kita sudah menutup jalannya dengan dosa dan maksiat”.

Apalagi katanya, meninggalkan kewajiban yang diwajibkan oleh Allah. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Demi Dzat yang jiwaku di tangan-Nya, hendaklah kalian menyuruh yang ma’ruf dan mencegah kemungkaran atau (kalau tidak kalian lakukan) maka pasti Allah akan menurunkan siksa kepada kalian, hingga kalian berdoa kepada-Nya, tetapi tidak dikabulkan” [Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi ]

RasulullahSholollohualaihi wasallam bersabda : “Berdoalah kepada Allah dan kamu yakin akan dikabulkan. Ketahuilah bahwa Allah tidak akan mengabulkan doa orang yang hatinya lalai dan tidak khusyu’ “ [Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi).         .

Kalaupun misalnya Allah ta’ala belum mengabulkan doa pada saat itu, kita harus sabar dan ridha bahwasannya Allah ta’ala mempunyai hikmah yang sangat besar. Allah ta’ala sangat sayang terhadap hamba-Nya dan seorang hamba tidak tahu tentang akibat urusannya. Terkadang seseorang mengharapkan sesuatu, padahal itu jelek buat dia. Sebaliknya, seseorang membenci sesuatu, padahal itu baik buat dia. Wallaahu a’lam.(*)

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button