Jika Kamu Berbuat Jahat, Sesungguhnya Kejahatan itu Bagi Dirimu Sendiri
AsSAJIDIN.COM — Allah Subhanahu Wata’ala berfirman dalam surat Al Isra’ ayat 7 yang bunyinya;
إِنْ أَحْسَنتُمْ أَحْسَنتُمْ لِأَنفُسِكُمْ وَإِنْ أَسَأْتُمْ
”Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat maka kejahatan itu bagi dirimu sendiri…”
Sesungguhnya jiwa- jiwa yang fitrahnya hidup akan merasa bahagia apabila mampu memberi manfaat untuk orang lain. Sebaliknya, jiwa yang fitrahnya mati dan tertutup justru merasa bahagia jika melihat kesusahan dan penderitaan orang lain. Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:
“Jika kebaikanmu menyenangkanmu dan kejahatanmu menyusahkanmu, maka kamu adalah seorang mukmin. “ (HR. Ahmad).
Para sahabat yang pernah hidup bersama Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wa Sallam merupakan orang- orang yang sangat suka memberi manfaat kepada orang lain. Sebagai contoh, Khalifah Umar bin Khattab ra. Dan beberapa sahabat lainnya yang ketika mendapatkan harta langsung didistribusikan lagi kepada orang lain.
Diriwayatkan bahwa ketika mendapatkan kiriman harta tersebut, Umar langsung memanggil salah seorang pembantunnya dan memerintahkan agar harta tersebut dikirimkan kepada Abu Ubaidah bin Jarrah ra. Umar juga meminta pembantunya agar menunggu sejenak di rumah Abu Ubaidah untuk memerhatikan apa yang akan ia lakukan dengan harta tersebut. Tampaknya, Umar ingin melihat bagaimana Abu Ubaiddah mengguanakan hartanya.
Ketika pembantu itu sampai dirumah Abu ubaidah, ia meyampaikan, “Amirul Mukminin mengirimkan harta ini kepada Anda untuk dipergunakan sesuai kebutuhan yang anda kehendaki.”
Kemudian Abu Ubaidah memanggil pembantunnya. Lalu mereka mulai membagi- bagikan harta pemberian Umar itu kepada para fakir miskin hingga seluruh harta tersebut habis. Pembantu Umar pulang dan menyampaikan apa yang telah ia liat. Umar kemudian kembali memberi pembantu itu uang sebesar empat ratus dirham ntuk diserahkan kepada Muadz bin Jabal ra. Sama seperti sebelumnya, Umar meminta pembantunya untuk memperhatikan Muadz.
Ternyata Muadz pun memanggil hamba sahayanya untuk membagi- bagikan harta tersebut kepada fakir miskin hingga habis. Bahkan, ketika istri Muadz melihat dari dalam rumah dan berkata kepada suaminya,”Demi Allah, aku juga termasuk orang miskin,” Muadz hanya menjawab,”Ambillah dua dirham saja.”
Umar kemudian menyuruh lagi unuk mengirimkan harta kepada Saad bin Abi Waqqas ra. Ternyata, Saad pun melakukan hal yang sama. Pembantu Umar itu kembali pulang dan melaporan semua yang dilihatnya. Mendengar sikap mereka, Umar menangis dan berkata,” Alhamdulillah, segala puji syukur bagi Allah.”
Begitulah sikap dan perilaku para sahabat Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wa Sallam dalam mendayagunakan karunia yang diberikan oleh Allah Subhanahu Wata’ala. Hidup mereka selalu ingin digunakan untuk memberi manfaat bagi manusia yang lain walaupun sebenarnya diri mereka sendiri sangat membutuhkan.(*/sumber: hidayatullah.com)