KALAM

Hendaklah Ada Amalanmu yang Disembunyikan

Hanya Allah yang tahu

   Oleh: H. Bangun Lubis [ Wartawan AsSAJIDIN.COM ]

BENTUK  kezuhudan seseorang tampak dari prilakunya sehari-hari. Kalau dia orang yang ikhlas dan tak ingin mengumbar amal perbuatannya yang baik, maka bolehlah dia dikatakan zhuhud dan orang yang ikhlas. Bukan berarti salah bila dia ingin memperlihatkan amalannya, namun lebih baik tak terlihat oleh orang lain.

Ada satu istilah dalam cerita para ulama terdahulu, adalah mengasingkan diri atau bersembunyi, dan ibadahnya ingin hanya Allah yang mengetahuinya, bukan untuk pamer apalagi riya’ dan sombong atas amal yang diperbuatnya.

“Sesungguhnya Allah mencintai hamba yang bertakwa, hamba yang hatinya selalu merasa cukup dan yang suka mengasingkan diri.” Mengasingkan diri berarti amalannya pun sering tidak ditampakkan pada orang lain.

Dalam sebuh ceramah Ibnul Mubarok dalam Majelis Para Ulama masa Rasulullah menjelaskan, “Jadilah orang yang suka mengasingkan diri (sehingga amalan mudah tersembunyi, pen), dan janganlah suka dengan popularitas.” Itu dikatakannya setelah mendengar Rasulullah mengemukakan itu pada sebuah majelis.

Lalu, Az Zubair bin Al ‘Awwam seorang sahabat terdahulu mengatakan, “Barangsiapa yang mampu menyembunyikan amalan sholihnya, maka lakukanlah. Ibrahim An Nakho’i mengatakan, “Kami tidak suka menampakkan amalan sholih yang seharusnya disembunyikan.” Sufyan bin ‘Uyainah pun mengatakan bahwa Abu Hazim berkata, “Sembunyikanlah amalan kebaikanmu sebagaimana engkau menyembunyikan amalan kejelekanmu.”

Lihat Juga :  Mourabitoun dan Mourabitat: Kisah Lelaki dan Wanita Penjaga al-Aqsha

Sahabat lainnya, Al Fudhail bin ‘Iyadh mengatakan, “Sebaik-baik ilmu dan amal adalah sesuatu yang tidak ditampakkan di hadapan manusia.” Basyr Al Hafiy seorang yang zhuhud di masa sahabat mengatakan, “Tidak selayaknya orang-orang semisal kita menampakkan amalan sholih walaupun hanya sebesar dzarroh (semut kecil). Bagaimana lagi dengan amalan yang mudah terserang penyakit riya’?”

Imam Asy Syafi’i dalam buku Riyadhus Sholihin menuliskan, “Sudah sepatutnya bagi seorang alim memiliki amalan rahasia yang tersembunyi, hanya Allah dan dirinya saja yang mengetahuinya. Karena segala sesuatu yang ditampakkan di hadapan manusia akan sedikit sekali manfaatnya di akhirat kelak.” Ar Robi bin Khutsaim –murid ‘Abdullah bin Mas’ud- tidak  pernah mengerjakan shalat sunnah di masjid kaumnya kecuali hanya sekali saja.

Di antara golongan yang mendapatkan naungan Allah di hari kiamat nanti adalah, “Seseorang yang bersedekah kemudian ia menyembunyikannya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya.” Permisalan sedekah dengan tangan kanan dan kiri adalah ungkapan hiperbolis dalam hal menyembunyikan amalan. Keduanya dipakai sebagai permisalan karena kedekatan dan  kebersamaan kedua tangan tersebut.

Lihat Juga :  Fadilah Asmaul Husna dzikir Al Alim

Contoh yang mempraktekan hadits di atas adalah ‘Ali bin Al Husain bin ‘Ali. Beliau biasa memikul karung berisi roti setiap malam hari. Beliau pun membagi roti-roti tersebut ke rumah-rumah secara sembunyi-sembunyi. Beliau mengatakan, “Sesungguhnya sedekah secara sembunyi-sembunyi akan meredam kemarahan Rabb ‘azza wa jalla.” Penduduk Madinah tidak mengetahui siapa yang biasa memberi mereka makan. Tatkala ‘Ali bin Al Husain meninggal dunia, mereka sudah tidak lagi mendapatkan kiriman makanan setiap malamnya. Di punggung Ali bin Al Husain terlihat bekas hitam karena seringnya memikul karung yang dibagikan kepada orang miskin Madinah di malam hari. Subhanallah, kita mungkin sudah tidak pernah melihat makhluk semacam ini di muka bumi ini lagi.

 Firmn Allah soal menembunyikan infaksedekah, antara lain pengertiannya demikian;Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu.” (QS. Al Baqarah: 271).

Ustad Iwan dari Khaszanah Kebajikan, menyebutkan bahwa betapa ikhsan nya jiwa seseorang bila dia pandai menyembunyikan amala dan perbuatan baiknya, tanpa harus diketahui oleh orang lain.

 

Back to top button