MOZAIK ISLAM

Allah Sama Memuliakan Perempuan dan Laki-Laki

Dahulu, kelahiran anak perempuan menjadi sesuatu yang memalukan bahkan bisa jadi orangtuanya akan membunuh anak itu bila perlu

  Oleh: Bangun Lubis  [ Pemimpin Redaksi ASSAJIDIN.COM ]

Kita harus mengakui bahwa pada masa lalu, kelahiran anak perempuan menjadi sesuatu yang memalukan bahkan bisa jadi orangtuanya akan membunuh anak itu bila perlu. Entah yang apa yang menyebabkan pada zaman Jahiliah itu, kelahiran anak perempuan dapat membuat orangtuanya bermuka masam dan merah padam.

Sebagaimana digambarkan Allah SWT dalam Firman-Nya : “Padahal apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, wajahnya menjadi hitam (merah padam), dan dia sangat marah. (QS. An Nahl  (16): 58).

Malah, : “Dia bersembunyi dari orang banyak, disebabkan kabar buruk yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan (menanggung) kehinaan atau akan membenamkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)? Ingatlah alangkah buruknya (putusan) yang mereka tetapkan itu. (QS. An Nahl  (16): 59)

Begitu terhinanya umat zaman itu. Namun, zaman berganti, pemikiran pun makin terbuka terang benderang, masa kebodohan dan kezaliman itu berakhir juga. Manusia makin memiliki pemikiran akan kebenaran Allah. Lalu Allah pun memberikan hidayah yang begitu mulia sehingga lahirnya seorang Nabi mulia Muhammad SAW, zaman jahiliah semacam itu pun hilang dan sirna, berganti dengan zaman kemuliaan perempuan.

Pemuliaan Islam terhadap perempuan,  kesamaan kedudukan perempuan dengan laki-laki, terlihat dalam bentuk sempurna wujud dan masing-masing memiliki potensi menjadi khalifah Allah SWT dengan tugas memakmurkan bumi. Dalam hal menerima beban taklif (melaksanakan hukum) dan balasannya kelak di akhirat pun sama diberikan Allah SWT.

Kata Allah ; “Sungguh, laki-laki dan perempuan muslim, laki-laki dan perempuan mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.”(QS. Al Ahzab (33): 35).

Surah Al Quran di atas, menunjukkan bahwa mereka yakni perempuan dan laki-laki memiliki kedudukan yang sama. Lalu, mereka yang meminta ampun atas dosa-dosa mereka kepada Allah sajalah yang Allah sampaikan kemuliaan hingga menjadikan surge sebagai tempat kehidupan mereka kelak di akhirat. Tidak ada beda. Kepatuhan laki-laki dan kepatuhan perempuan kepada Allah lah yang menjadikan mereka mendapat julukan makhluk yang bertakwa di sisi Allah.

Lihat Juga :  Kisah Nabi Sulaiman dan Anak yang Tampan serta Hidup Terjamin

 Perempuan yang Lemah Lembut

Setelah zaman jahiliah berakhir, tidak ada lagi istilah, dalam Islam yang dapat memandang rendah dan pun yang meremehkan perempuan atau juga laki-laki. Kendati berkenaan dengan kodrat dan bawaanya sebagai mana yang dijelaskan dalam Firman Allah berikut ini : ”Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. At Taubah (9):  71)

Allah memberikan rahmat yang sama kepada keduanya, mereka tidak saling merendahkan. Namun saling tolong menolong dalam perbuatan. Apa saja yang terkait dengan kehidupan dalam dunia ini. Bahkan bila pun mereka memperoleh kedudukan tertentu,  kesemua itu sudah menjadi fitra perempuan ataupun laki-laki. Allah tidak membedakan mereka, tetapi jelas dalam firman Allah: “Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para “perempuan (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. An Nisa (4):  32).

Islam memberikan tempat yang mulia bagi wanita dan islam menyetarakan kedudukan wanita dengan kaum pria. Dalam al-Qur‟ān sendiri tidak ditemui satu buktipun pun tentang apa yang disampaikan dalam kitab-kitab suci lain bahwa wanita diciptakan lebih rendah dari pria atau bahwa Hawa diciptakan dari salah satu tulang rusuk kiri Adam.

Di samping itu, dalam Islam tidak ada satu pun hal yang dapat digunakan untuk memandang rendah dan pun yang meremehkan wanita berkenaan dengan kodratnya. Banyak lagi kaum wanita yang secara aktif turut menegakkan kebenaran dan memberikan andil dalam usaha perbaikan di dunia.

Pada waktu permulaan menegakkan agama Islam, nabi Muhammad dibantu dan didukung oleh istrinya, Siti Khadijah. Sungguh pun bagi kaum wanita kurang dibenarkan; untuk mengendalikan jabatan khalifah baik dilakukan sendirian maupun bersama kaum pria, namun pada permulaan Islam terdapat banyak wanita terpelajar dan terkemuk.

Lihat Juga :  QS Al-baqarah Ayat 222 Sesungguhnya Ilmu tentang Haid Juga Ditujukan kepada Kaum Laki-laki untuk Dipahami

Kita tahu juga bahwa Istri Rasulullah, Siti Aisyah, sebagai orang cerdas, yang memiliki intelektua  melebihi kaum pria . Kekurangan yang ada pada diri kaum wanita tidak akan mengurangi derajatnya, karena masih banyak jabatan-jabatan penting yang dapat dipegangnya sesuai dengan kondisi kewanitaannya.

Sekalipun Allah menitipkan kepemimpinan kepada kaum laki-laki sebagaimana  Firman Allah Swt: Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.”(QS. An-Nisa: 34).

Wanita memiliki kodrat yang lemah lembut sebagai kurnia Allah dapat dipandang sebagai faktor pengimbang kaum pria dalam kehidupan, wanita dapat melakukan apa yang tidak dapat dikerjakan oleh pria, seperti mengatur rumah tangga, mengasuh anak-anak dan lain-lain. Ada tugas masing – masing setelah keduanya berumah tangga.

“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan”.(QS. Al Baqarah (2): 23)

Tidak alasan diantara mereka saling merendahkan, karena baik perempuan dan laki-laki adalah sama di mata Allah. Yang membedakan mereka tetap adalah ketakwaannya.(*)

 

Back to top button