Empat Hal yang Perlu Dilakukan Muslim Kala Dilanda Bencana
AsSAJIDIN.COM — Gempa atau bencana apapun juga, bukan hanya sekedar peristiwa alam biasa yang menimbulkan kerusakan dan korban jiwa. Di balik itu semua, ada tanda-tanda kekuasaan Allah.
Allah Ta’ala berfirman, * Dan tidaklah Kami memberi tanda-tanda itu melainkan untuk menakut-nakuti.” (QS. Al-Israa: 59)
Oleh karena itulah manusia semestinya memikirkan hal itu. Kala musibah menimpa, sedih, takut, cemas, panik dan semua perasaan pasti bercampur baur jadi satu. Kerugian materi hingga korban jiwa mungkin tak terelakkan, namun inti dari setiap bencana bukan terletak pada rasa sedih dan kerugian semata.
Tentu, Allah memiliki maksud dengan menimpakan itu semua kepada manusia. Allah berfirman,
“Nikmat apapun yang kamu terima, maka itu dari Allah, dan bencana apa saja yang menimpamu, maka itu karena (kesalahan) dirimu sendiri.” (QS. An-Nisaa: 79)
Jadi, bencana yang terjadi itu sesungguhnya berasal dari perbuatan manusia sendiri. Itulah yang semestinya dipikirkan. Oleh karena itu, selain berlindung dari bala bencana, hendaknya manusia berlindung kepada Allah saat terjadi bencana, terlepas bencana itu menimpa diri sendiri maupun orang lain.
Apa yang harus dilakukan?
Ini 4 hal yang semestinya dilakukan seorang muslim ketika mengetahui tentang adanya bencana.
1. Taubat kepada Allah
Imam Ibnu Qoyyim al-Jauziyyah berkata, “Kadang-kadang Allah mengizinkan bumi bernapas sehingga mengakibatkan gempa dan tsunami yang dahsyat, sehingga hal itu menjadikan ketakutan kepada Allah, kesedihan, taubat dan berserah diri kepada Allah”.
2. Banyak berdzikir, do’a, dan istighfar kepada Allah
Imam Syafi’i mengatakan, “Obat yang paling mujarab untuk mengobati bencana adalah memperbanyak tasbih”. Imam as-Suyuthi berkomentar, “Hal itu karena dzikir dapat mengangkat bencana dan adzab, sebagaimana firman Allah:
“Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit” (QS. ash-Shoffat [37]: 143–144).
Renungkanlah juga firman Allah:
“Dan Allah sekali-kali tidak akan mengadzab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengadzab mereka, sedang mereka meminta ampun” (QS. al-Anfal [8]: 33).
Ayat mulia ini menunjukkan bahwa ada dua hal yang dapat melindungi manusia dari adzab. Pertama, adanya Nabi Muhammad di tengah-tengah manusia dan ini bersifat sementara. Kedua, istighfar dan meninggalkan segala dosa dan ini bersifat seterusnya sekalipun Nabi telah meninggal dunia.
3. Membantu para korban bencana
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
“Barang siapa yang membantu menghilangkan kesusahan seorang mukmin di dunia, maka Allah akan menghilangkan kesusahan darinya besok di hari kiamat” (HR. Muslim no. 2699).
Dahulu, tatkala terjadi gempa pada masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz, beliau menulis surat kepada para gubernurnya untuk bersedekah dan memerintah rakyat untuk bersedekah.
4. Menegakkan Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Sebagaimana telah disebutkan bahwa bencana itu disebabkan perbuatan manusia. Maka hendaknya kesalahan itu diperbaiki, salah satu caranya dengan menegakkan dakwah, saling menasihati, dan amar ma’ruf nahi munkar sehingga mengecillah kemungkaran. [*/SUMBER: MUSLIM]