SYARIAH

Redakan Emosi, Ucap Ta’awudz Ketika Kamu Sedang Marah

ASSAJIDIN.COM — Ada beberapa sebab agar seseorang selamat dari kemarahan atau permusuhan serta mampu menahan amarah yaitu dengan menjauhi sebab sebabnya dan ini merupakan tindakan preventif.

Seperti kata Nabi Muhammad Shallallualaihi wassalam “Janganlah kalian marah”. Maksud kalimat ini adalah jangan kalian mendatangi sebab sebab tempat yang bisa membuat kalian marah dan jangan kalian marah ketika dalam kondisi terjadi sesuatu yang memancing amarah kalian.

Ustadz Nurfitri Hadi, MA, Pada live streaming YouTube The Ghuroba mengatakan Hal pertama kita lakukan tindakan preventif dan diantaranya kita hilangkan dan membersihkan diri dari kesombongan, bangga diri, angkuh dan semangat melakukan sesuatu yang tercela, bercanda yang bukan pada tempatnya.

Kita memohon perlindungan dan pertolongan kepada Allah dari godaan setan. Terkadang, ketika kita hendak marah atau melihat orang akan marah dan kita katakan kepada orang tersebut untuk mengucapkan Istighfar namun hal tersebut belum tepat dilakukan ketika sedang marah, Akan tetapi setelah selesai marah barulah kita mengucapkan Istighfar.

Dari sahabat Sulaiman bin Surd Ra, beliau menceritakan: Suatu hari saya duduk bersama Nabi Saw. Ketika itu ada dua orang yang saling memaki. Salah satunya telah merah wajahnya dan urat lehernya memuncak. Kemudian Rasulullah Saw. bersabda:

Lihat Juga :  Kriteria Puasa Berkualitas Menurut Imam Al-Ghazali

“Sungguh saya mengetahui ada satu kalimat, jika dibaca oleh orang ini, marahnya akan hilang. Jika dia membaca ta’awudz: “A’uudzu billahi minas syaithanir rajiim,” marahnya akan hilang.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Lalu, Ketika sedang emosi atau marah, maka sebaiknya mengambil posisi yang lebih rendah. Maksudnya adalah ketika kita emosi atau marah di saat sedang berdiri, maka hendaklah kita duduk untuk meredakan emosi tersebut. Jika kita marah pada saat posisi duduk, maka hendaklah kita berbaring. Dengan begitu kita akan sulit untuk bergerak atau melakukan perlawanan pada saat marah.

Dari Abu Dzar Ra, Rasulullah Saw. menasehatkan: “Apabila kalian marah, dan dia dalam posisi berdiri, hendaknya dia duduk. Karena dengan itu marahnya bisa hilang. Jika belum juga hilang, hendak dia mengambil posisi tidur.” (HR. Ahmad dan Abu Daud)

Mengubah kondisi saat sedang marah menjadi salah satu pilihan ajaran Nabi Muhammad Shallallualaihi wassalam.

“Seperti contoh Ali bin Abi Thalib ketika sedang marah kepada Fatimah, yang ia lakukan adalah pergi dari rumah lalu kemudian datang ke Masjid. Kemudian, ketika marah usahakan untuk diam. Kata Nabi Muhammad Shallallualaihi wassalam “Kalau kalian sedang marah usahakanlah untuk diam”.

Lihat Juga :  Selain Terapi Dokter, Begini Pengobatan Penderita Depresi (Sakit Jiwa) Secara Islam

Hal yang bisa dilakukan dalam diam sehingga tidak keluar kata-kata yang tidak disukai oleh Allah Ta’ala yang bisa menyakiti hati orang lain. Hadits yang menyatakan untuk diam berbunyi:

“Jika salah seorang di antara kalian marah, diamlah.” (HR. Ahmad)

Selain diam dan berganti posisi, ada baiknya untuk coba mengambil air wudhu. Air wudhu selain berfungsi untuk membersihkan diri juga memiliki manfaat untuk membersihkan hati.
Ketika terjadi marah lakukanlah berwudhu supaya redam. Karena setan diciptakan dari api maka ketika di redamkan dengan air wudhu maka akan redam. Emosi marah merupakan sifat setan, setan berasal dari api. Untuk meredakan api hendaknya basuh dengan air, yaitu air wudhu. Hal ini sesuai dengan hadits nabi yang berbunyi:

“Sesungguhnya amarah itu dari setan, dan setan diciptakan dari api. Api akan padam dengan air. Apabila salah seorang dari kalian marah, hendaknya berwudhu.” (HR. Abu daud). (*/Tri jumartini)

Back to top button