LENTERA

Cara Menyantuni Anak Yatim yang Paling Ideal

ASSAJIDIN.COM — Ada ragam cara yang bisa dilakukan untuk  cara membantu dan menyantuni anak yatim. Pada intinya semua hal  yang yang membawa kebaikan disukai Allah.

Tapi ada cara ideal yang paling disukai dan dianjurkan nabi kita Muhammad SAW. Apa itu? Untuk menjawabnya, dapat dilihat dari kisah berikut.

Suatu hari, Zainab–istri Ibnu Mas’ud–pergi hendak menemui Rasulullah SAW. Di depan pintu rumah beliau, ternyata ada seorang perempuan dari golongan Anshar yang juga ingin menemui Nabi Muhammad SAW.

Zainab pun berkata kepadanya dan memohon kepada Bilal untuk menyampaikan kepada Rasulullah SAW, ada dua orang perempuan yang sedang menunggu di depan pintu rumah beliau. Zainab ingin bertanya tentang sedekah kepada suami dan anak-anak yatim di rumah mereka. Apakah mereka itu akan mendapat balasan pahala?

Lihat Juga :  Yuk Santuni Anak Yatim yang Terdampak Pandemi

Bilal pun masuk dan menyampaikan pertanyaan tersebut. Rasulullah SAW bertanya, “Siapa mereka berdua?”

Bilal menjawab, “Seorang wanita Anshar dan Zainab.”

Nabi SAW bertanya, “Zainab yang mana?”

“Zainab istri Abdullah (Ibnu Mas’ud).”

Kemudian, Rasulullah SAW bersabda kepada Bilal, “Mereka berdua mendapatkan dua pahala, yakni pahala menjaga kekerabatan dan pahala sedekah” (HR Bukhari dan Muslim).

Dari keterangan di atas, hakikatnya menyantuni anak yatim itu adalah dengan cara membawa anak yatim ke dalam keluarga.

Keluarga Muslimin mencukupi kebutuhannya, mengajari dan mendidiknya sampai akil balig. Itulah bentuk santunan kepada anak yatim yang paling utama.

Lihat Juga :  Ayah, Ibu ini 4 Kemampuan Bersosial yang Perlu Diajarkan kepada Anak-anak

Penjamin anak yatim harus memperlakukan mereka seperti keluarganya sendiri dalam hal sandang, pangan, dan pendidikan. Itulah yang dilakukan para sahabat, sebagaimana dilukiskan dalam hadis di atas. Namun jangan pula tidak peduli bila merasa tak mampu. Sekecil-kecilnya niat baik adalah terus memberikan dukungan baik moril maupun material untuk anak yatim baik di lingkungan keluarga, tetangga hingga yang lain yang membutuhkan. (*/sumber: republika)

Back to top button