MOZAIK ISLAM

Menjaga Takwa Pasca Ramadhan

ASSAJIDIN.COM — Ramadhan adalah bulan yang agung. Bulan Ramadhan juga sebagai moment spesial bagi orang mukmin. Momen spesial tersebut dapat membuat seseorang meningkatkan ibadah, keimanan dan keqakwaan serta hubungan sosialnya.

Suasana keimanan dan ketaqwaan sangat terasa di bulan ini. Setiap orang berlomba-lomba untuk beribadah dengan maksimal. Semua ini terjadi karena pada hakikatnya manusia itu memiliki naluri beragama dalam dirinya. Naluri beragama tersebut dapat tetap kuat jika keadaan sekitarnya pun memperkuatnya.

Bulan Ramadhan ini bisa disebut sebagai momentum latihan dan training. Hal ini dikarenakan ritme aktivitas yang dilakukan oleh manusia pada bulan Ramadhan itu hampir sama. Mulai dari shalat, shaum, shalat tarawih, tadarus, berdakwah, dan lainnya. Aktivitas tersebut terus-menerus dilakukan oleh manusia hingga satu bulan penuh dan jika terus dilakukan maka akan menciptakan habit atau kebiasaan baru yang lebih taat, lebih disiplin dan tentunya lebih baik. Ditambah dengan keadaan lingkungan sekitar yang sama-sama menjalankan hal tersebut.

Lihat Juga :  Marhaban Ya Ramadhan, Sambutlah Bulan Penuh Rahmat dengan 5 Target ini

Pertanyaannya, apakah ritme seperti itu dapat tetap terjaga atau tidak setelah bulan Ramadhan ini berakhir? Bisa jadi hanya sebagian kecil orang yang melakukan ritme tadi masih dapat bertahan ketika Ramadhan telah pergi. Kita bisa melihat faktanya di hari terakhir bulan Ramadhan masjid menjadi sepi dan pusat perbelanjaan penuh sesak.

Terlebih, apabila Ramadhan telah pergi maka hidup yang penuh dengan ketaatan dan ketaqwaan pun ikut pergi. Sementara, pengaruh/dukungan lingkungan sekitar selama Ramadhan tersebut akan nyaris hilang ketika Ramadhan telah berakhir.

Untuk menjaga ritme ketaatan dan ketaqwaan seorang mukmin, perlu disertai pengaruh/dukungan yang positif dari lingkungan sekitarnya. Hal ini akan sulit diwujudkan bila kita tetap hidup dalam keadaan sekular. Beribadah secara intens di bulan Ramadhan namun kembali bermaksiyat di sebelas bulan berikutnya.

Lihat Juga :  Kelak Ada Padang Mahsyar, Apakah Berada di Bumi?

Karena itu, selepasnya kita dari bulan mulia ini, hendaklah kita berazzam untuk mempertahankan kebaikan yang telah dilakukan. Tempaan berpuasa yang mengajarkan kerendahan hati, ketaatan dan peduli orang lain diupayakan terus dilanjutkan d bulan bulan biasa hingga Ramadhan yang akan datang. Wallahu’alam bishawab. [*/Sumber: islampos]

Back to top button