SYARIAH

 Masbuk Shalat Tarawih, Bagaimana Aturannya?

ASSAJIDIN.COM — Kalo di tengah tarawih kita kentut, bagaimana ? Apakah sama dengan masbuk shalat wajib?

Contoh kasus, misal rokaat ke 4 kita kentut, maka keluar masid & mengambil wudhu. Tapi kita kehilangan rokaat ke 3&4, sementara jamaah akan melanjutkan ke rokaat 5&6.

Jika diteruskan sampai witir bersama imam, maka saya cuma dapat 9 rokaat saja totalnya, karena yg 2 rokaat batal akibat buang angin.

Saya mesti gimana? Apa saya harus pisah dari jamaah tarawih saat mereka hendak witir & saya lanjutkan sendiri 2 rokaat yg batal + witir sendiri? Atau bagaimana?

 Untuk menjawab pertanyaan ini, misal seseorang tertinggal 2 rokaat dalam sholat tarawih, ada beberapa kemungkinan:

 Pertama: Ia mampu mengerjakan 2 rokaat di sela-sela waktu sebelum Imam witir, misalkan ada jeda waktu istirahat antar 2 rokaat sholat, ia bisa memanfaatkannya untuk melakukan 2 rokaat tsb sebelum Imam witir.

 Kedua: tidak ada kesempatan untuk melakukannya sebelum Imam witir. Ia bisa melakukannya setelah witirnya Imam.

 Misalnya karena ingin menyempurnakan bilangan Tarawihnya menjadi 11 rakaat (tertinggal karena masbuk) maka setelah berwitir bareng imam. Ia melanjutkan 2 rakaat lagi setelah witir tsb.

Lihat Juga :  Salat Tarawih di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi Bukan untuk Umum

 Terdapat banyak dalil yang menunjukkan boleh shalat setelah witir. Diantaranya,

Hadis dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ketika beliau menceritakan shalat malamnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

 ثم يقوم فيصلي التاسعة , ثم يقعد فيذكر الله ويمجده ويدعوه, ثم يسلم تسليماً يسمعنا , ثم يصلي ركعتين بعد ما يسلم وهو قاعد

 “….Kemudian beliau bangun untuk melaksanakan rakaat kesembilan, hingga beliau duduj tasyahud, beliau memuji Allah dan berdoa. Lalu beliau salam agak keras, hingga kami mendengarnya. Kemudian beliau shalat dua rakaat sambil duduk.”

(HR. Muslim 746)

 An-Nawawi mengatakan,

 الصَّوَاب : أَنَّ هَاتَيْنِ الرَّكْعَتَيْنِ فَعَلَهُمَا صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعْد الْوِتْر جَالِسًا ; لِبَيَانِ جَوَاز الصَّلَاة بَعْد الْوِتْر , وَبَيَان جَوَاز النَّفْل جَالِسًا , وَلَمْ يُوَاظِب عَلَى ذَلِكَ , بَلْ فَعَلَهُ مَرَّة أَوْ مَرَّتَيْنِ أَوْ مَرَّات قَلِيلَة .

 Yang benar, dua rakaat yang dikerjakan Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam setelah witir dalam posisi duduk adalah dalam rangka menjelaskan bahwa boleh shalat setelah witir, dan menjelaskan boleh shalat sunah sambil duduk, meskipun itu tidak beliau jadikan kebiasaan. Namun beliau lakukan sesekali atau beberapa kali.

Lihat Juga :  Hikmah dan Manfaat Bacaan Dzikir Laqod Ja Akum

(Syarh Shahih Muslim, 6:21).

 Ketiga: Kalaupun kondisi pertama dan kedua tidak bisa ia lakukan, ia tidak mengganti kekurangan jumlah rokaat tarawihnya, maka insyaAllah tidak mengapa. Dia tetap terhitung melakukan qiyaamu Romadhon (qiyamul lail di bulan Ramadhan)

 Dengan demikian yang benar Anda tetap melanjutkan shalat bersama imam sampai selesai witir.

 Mengapa tetap dianjurkan berwitir bersama imam walaupun sholatnya tertinggal 2 rakaat?

 Tujuannya, agar kita mendapatkan keutamaan sebagaimana yang disebutkan dalam hadis berikut,

 

ﻣَﻦْ ﻗَﺎﻡَ ﻣَﻊَ ﺍﻹِﻣَﺎﻡِ ﺣَﺘَّﻰ ﻳَﻨْﺼَﺮِﻑَ ﻛُﺘِﺐَ ﻟَﻪُ ﻗِﻴَﺎﻡُ ﻟَﻴْﻠَﺔ

 

“Siapa saja yang ikut shalat tarawih berjmaah bersama imam sampai selesai maka untuknya itu dicatat seperti shalat semalam suntuk.”

(HR. Abu Daud dan Turmudzi; dinilai sahih oleh Al-Albani).Wallahu a’lam. (*/sumber: Ustad Abusyamilhumaidy)

 

 

Back to top button