PLN UIW S2JB Ubah Parit Jadi Hidroponik, Gunakan Teknologi UV Panen Lebih Cepat
PALEMBANG, ASSAJIDIN.COM –Sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan, sejak akhir 2020 PT PLN Unit Induk Wilayah Sumatera Selatan Jambi dan Bengkulu (UIW S2JB) mengubah parit di Jalan Gubernur H Bastari, Jakabaring menjadi media hidroponik dan kolam ikan.
Parit yang kurang terawat di sepanjang jalan menuju Jakabaring Sport Center (JSC) menjadi perhatian PT PLN UIW S2JB. Sebagai pilot project, pihaknya menyulap parit khususnya di depan kantor PLN Jakabaring menjadi tempat budidaya hidroponik dan kolam ikan.
Luasan media yang digunakan untuk bercocok tanam dan budidaya ikan ini sekitar 8×30 meter. Dengan kapasitas 8 set di antaranya satu set berjumlah 250 lubang, jadi totalnya ada 2000 lubang.
Mulai dari Sawi Dakota, Pakcoy, Selada Merah, Bayam Merah, Kailan, Bayam Brazil, Kangkung dan Bayam Hijau. Di parit tersebut, PLN membuat jembatan untuk berpijak dan memelihara ikan.
Manager PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Palembang, Nanang Prasetyo mengatakan, Jalan Gubernur H Bastari menjadi jalur utama menuju Jakabaring Sport City (JSC) dan jalan tol Palembang – Indralaya.
“Akan sangat indah jika parit di sepanjang jalan mulai dari pangkal jalan Jakabaring hingga JSC dimanfaatkan untuk hidroponik, selain menata lingkungan juga membantu perekonomian warga sekitar,” katanya.
Hidroponik ini menjadi pilot project PLN atas perhatian terhadap kondisi lingkungan yang kurang menarik di jalan Gubernur H Bastari itu. Atas kerjasama dengan Forum Daerah Aliran Sunga (DAS) dan Komunitas Hidropinik Sumatera Selatan (Sumsel), maka dibuatlah hidroponik tersebut.
“Selain lingkungan menjadi terkelola dengan baik, juga menjadi ekosistem untuk perekonomuan dan edu wisata mulai SD sampai kuliah, bisa belajar disana bagaimana mengelola ikan dan membuat hidroponik,” katanya.
Selain sudah beberapa kali panen dan hasilnya dibagikan ke masyarakat sekitar, hidroponik di tepian jalan ini pun bisa memberdayakan dan menambah pemasukan warga sekitar. Contohnya saja, PLN memberdayakan pedagang bunga di dekat media hidroponik.
“Hidroponik di atas parit ini pun bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah. Contohnya, jika setiap lubang sayuran dijual Rp2.000 dikali dengan total 2.000 lubang, maka penghasilan sekali panen Rp4 juta,” katanya.
Budidaya hidroponik pun ditambah dengan kemajuan teknologi yang digagas PLN, yakni memasang lampu Ultraviolet (UV) untuk menyinari tanaman selama 24 jam. Dengan bantuan UV, panen biasanya 4 minggu sekali menjadi 3 minggu sekali. Penelitian ini melibatkan salah satu universitas di Kota Palembang.
“Hipotesa kami sinar UV ini bisa mempercepat pertumbuhan. Tanaman ini pada prinsipnya membutuhkan air, nutrisi dan matahari. Jika tercukupi maka hidroponik ini bagus,” katanya.
PLN mengharapkan bisa bersinergi dengan pemerintah daerah, BUMN, BUMD melalui CSR yang digunakan untuk membuat hidroponik di sepanjang jalan Jakabaring. “Selain estetika kota menjadi baik, juga menambah kebutuhan protein ikan dan sayur masyarakat,” katanya.
Hidroponik ini pun dirawat oleh Desti (32), penjual bunga di dekat kantor PLN Jakabaring. Menurutnya, seminggu sekali ia mengisi delapan drum air, memberi nutrisi pada airnya dengan alat ukur, mengukur PH air setiap pekan, dan seminggu dua kali disemprot untuk hama sayuran.
“Sawi Dakota, Pakcoy, Selada Merah, Bayam Merah, Kailan, Bayam Brazil dijual Rp50.000/ kg atau 2 ons Rp10.000, Kangkung dan Bayam Hijau Rp10.000/ 3 ons,” katanya. (Pitria)