NASIONAL

Presiden Jokowi Komentar ini Setelah Jadi Orang Pertama Divaksin Sinovac

AsSAJIDIN.COM — Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menerima dosis pertama vaksin COVID-19. Jokowi merupakan orang yang pertama divaksin Corona di Indonesia.
Dalam siaran langsung di akun YouTube Sekretariat Presiden, Jokowi menerima dosis pertama vaksin COVID-19 Sinovac. Sebelum disuntik, Jokowi dites tekanan darah dan ditanya ada atau tidaknya gejala yang ia rasakan.

Setelah itu proses penyuntikan dilakukan di meja ketiga. Tak lama kemudian, dokter menyuntikkan vaksin ke tubuh orang nomor satu di Indonesia itu. Penyuntikan vaksin untuk Jokowi dilakukan oleh Prof Dr Abdul Muthalib, Wakil Ketua Dokter Kepresidenan.

“Nggak terasa sama sekali,” kata Jokowi saat ditanyai oleh dokter tentang apa yang ia rasakan setelah diberi vaksin.

Selain Jokowi, sederet pejabat lain juga turut divaksinasi. Di antaranya Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Ketua PB IDI dr Daeng M Faqih.

Lihat Juga :  Beli Cabai 2 Kg di Pasar Baru Tanjung Enim Sumsel, Pak Jokowi Beri Uang Rp 200 Ribu dan Bantuan Tunai

Berikut beberapa fakta vaksin sinovac yang telah disuntikkan ke Jokowi hari ini.

1. Dapat restu dari BPOM
Vaksin COVID-19 CoronaVac buatan Sinovac resmi sudah mendapat restu dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dalam bentuk emergency use authorization (EUA) pada Senin (11/1/2021). Dalam uji klinis, vaksin Sinovac menunjukkan efikasi 65,3 persen.

Izin penggunaan darurat pun keluar hanya berselang 2 hari dari rencana penyuntikan pertama, yakni hari ini Rabu (13/1/2021). Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan menjadi orang pertama yang mendapat suntikan vaksinasi.

2. Efikasi 65,3 persen
Analisis interim hasil uji klinis di Bandung menunjukkan bahwa efikasi vaksin Sinovac sebesar 65,3 persen. Kepala BPOM Penny K Lukito menjelaskan angka ini berarti vaksin Sinovac menunjukkan harapan untuk bisa menurunkan kejadian penyakit COVID-19 hingga 65,3 persen.

Efikasi yang didapat lebih kecil dibanding hasil uji klinis di Turki yakni sebesar 91,25 persen dan di Brasil yakni 78 persen. Namun temuan terbaru menunjukkan efikasi di Brasil turun menjadi 50,4 persen. Menurut ahli epidemiolog dr Jarir At Thobari, perbedaan ini dipengaruhi banyak faktor, terutama perbedaan kondisi epidemiologi di tiap negara.

Lihat Juga :  Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo Tidak Masuk Cagar Budaya, Berikut Penjelasannya

Namun yang terpenting, nilai efikasi yang didapat sudah lebih tinggi dari persyaratan yang ditetapkan oleh organisasi kesehatan dunia WHO yakni 50 persen.

3. Imunogenesitas 99,23 persen
Selain dari efikasi vaksin sinovac, imunogenesitas atau kemampuan untuk membentuk antibodi berfungsi membunuh dan menetralkan virus juga dinilai dalam uji klinis fase 3. Dari uji coba yang dilakukan di Bandung, didapatkan data antibodi sampai 3 bulan setelah penyuntikan sebesar 99,23 persen.

Efek samping yang ditimbulkan dari vaksin Sinovac adalah ringan hingga sedang.  (*/sumber: detik.com)

Back to top button