Uncategorized

Bunker Jepang dan Pasar 16 Ilir Potensi Jadi Cagar Budaya Palembang

ASSAJIDIN.COM — Sebagai kota tertua di Indonesia dengan usia 1337, Kota Palembang memiliki beragam unsur rupa bumi dan unsur cagar budaya yang bisa dikembangkan. Hanya saja sejauh ini terkendala pendataan hingga konflik dengan keluarga.

Asisten I Bidang Pemerintahan Setda Kota Palembang, Faizal AR mengatakan, ditetapkan menjadi cagar budaya agar dapat dikembangkan ini menjadi destinasi wisata dengan dilakukan perbaikan, dan penataan sehingga mendatangkan wisatawan dan menjadi pendapatan asli daerah.

Pihaknya meminta camat dan lurah untuk mendata potensi yang bisa ditetapkan sebagai cagar budaya salah satunya usia dan keterkaitan sejarah. Kemudian Dinas Kebudayaan akan mengkroscek nilai dari rupa bumi, benda, lagu, makanan, wilayah, dan lainnya apakah sudah layak jadi cagar budaya.

Lihat Juga :  RT/RW Diminta Awasi Pendatang Baru Antisipasi Covid-19

“Salah satu yang berpotensi menjadi cagar budaya itu Bunker Jepang di Charitas, hanya saja sulit untuk pendekatan dengan pihak terkait, bahkan tidak bisa dimasuki,” katanya, Selasa (1/12/2020).

Selain itu yang menjadi potensi adalah Pasar 16 Ilir. Pasar 16 Ilir masuk ke dalam syarat karena selain bangunan zaman kolonial juga karena merupakan pusat ekonomi. “Selain itu yang sudah menjadi cagar budaya diantaranya Makam Ki Gede Ing Suro,” katanya.

Kepala Dinas Kebudayaan Kota Palembang, Zanariah, dikatakan cagar budaya jika sudah berusia diatas 50 tahun. Palembang sangat berpotensi menjasi kota pusaka tingkat dunia, dengan kekayaan peninggalan seperti sriwjaya, kesultanan palembang darussalam, kolonial, dan lainnya.

Lihat Juga :  Hasil Sidang TACB Nasional di Surabaya , Makam SMB II di Ternate, Berhasil Jadi Cagar Budaya Nasional

Dikatakannya, bahwa Disbud juga punya tim ahli cagar budaya untuk menilai rupa bumi dan cagar budaya yang dilaporkan atau didata. “Ini dimaksudkan untuk pelestarian cagar budaya karena kita punya banyak potensial untuk dijadikan cagar budaya,” katanya. (*/sumber: assajidingroup/Kamayel Ar-Razi)

Back to top button