Uncategorized

Maradona, dari Gol Tangan Tuhan Hingga “Saya Palestina”

ASSAJIDIN.COM — Setiap orang yang wafat meninggalkan kenangan. Tahun 1986, Argentina vs Inggris di Perempat Final Piala Dunia, kenangan pertama tercipta.

Maradona mencetak gol ke gawang Inggris menggunakan tangannya. Tak hanya wasit dan hakim garis, bahkan kiper The Three Lions (julukan bagi Inggris) Peter Shilton pun tak menyadari “tangan” itu. Gol Tangan Tuhan terjadi.

“Saya berlari sambil berteriak, ‘gol’ lalu saya melihat ke belakang untuk mengetahui apakah wasit memutuskan gol, dan dia melakukannya!” tutur Maradona di BBC Sports seusai pertandingan.

Gol dengan tangan. Sebenarnya tak hanya dilakukan Maradona. Ada Paul Scholes (Manchester United), Raul Gonzales (Real Madrid) dan Lionel Messi (Barcelona). Gol tangan Scholes dianulir wasit, sedangkan gol tangan Raul dan Messi tak sepopuler Maradona.

Berkat Gol Tangan Tuhan dan aksi solo run Maradona, Argentina melaju ke semifinal, bahkan jadi Juara Piala Dunia 1986. Empat tahun kemudian, Maradona kembali membawa Argentina ke puncak Piala Dunia, sebelum akhirnya dikalahkan Jerman (dulu Jerman Barat) di Final 1990.

Lihat Juga :  Masyallah, Anggota Girls Squad ini Putuskan Berhijrah

Sejak berakhirnya era Maradona, Argentina selama 30 tahun terakhir belum pernah kembali menjuarai Piala Dunia. Satu-satunya keberhasilan Argentina adalah mencapai final Piala Dunia 2014. Lagi-lagi di final dikalahkan Jerman.

Tak hanya bagi Argentina, Maradona juga menyihir rakyat kota Naples, tempat klub sepakbola Napoli bernaung. Maradona mengantarkan Napoli meraih scudetto, gelar Serie A Italia pertama mereka di musim 1986/1987. Gelar ini sangat istimewa, karena kala itu sulit sekali tim dari Italia Selatan bersaing dengan tim Italia Utara seperti Inter Milan, AC Milan, dan Juventus.

Maradona membuat Napoli makin bersinar dengan menyabet kembali gelar juara Serie A di musim 1989/1990, Coppa Italia di musim 1986/1987, UEFA Cup di musim 1988/1989, dan Supercoppa Italiana di tahun 1990.

Memories of Maradona ternyata tak berhenti disana. Dieguito (julukan bagi Maradona) aktif mendukung perjuangan rakyat Palestina.

Tahun 2012 Maradona menyatakan dirinya sebagai “Pendukung nomor satu rakyat Palestina.” Tahun 2013 Dieguito kembali mengungkapkan “Hidup Palestina!”

Tahun 2014 saat Israel menggempur Jalur Gaza, Maradona menyatakan, “Apa yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina adalah memalukan.”

Lihat Juga :  Azis Gagap : Superqurban “Energi Berkelanjutan”

“In my heart, I’m Palestinian.” Ini kalimat terakhir yang ia ucapkan pada Juli 2018 dalam mendukung perjuangan Palestina. Dua tahun sebelum ia wafat.

Dukungan Maradona bagi Palestina ini bahkan jadi inspirasi bagi bintang sepakbola lainnya. Ada Cristiano Ronaldo (Portugal), Mesut Ozil (Jerman), Eric Cantona (Prancis) dan Gianluigi Buffon (Italia). Ronaldo melelang sepatu emasnya 1,4 juta euro untuk membantu sekolah di Gaza, Palestina. Ozil juga menyumbangkan hadiahnya untuk Gaza, dan Cantona mengecam Presiden Prancis yang mendukung Israel.

Sedangkan Buffon lebih heroik, kiper Italia ini meneriakkan kalimat ‘Free Palestine’ justru saat melakoni pertandingan melawan Israel dalam babak Kualifikasi Piala Dunia 2018. Akibatnya, sempat ada percobaan penyerangan terhadap Buffon.

“Saya Palestina.” Ungkapan ini mewarnai akun instagram pencetak Gol Tangan Tuhan. Karena “Stand with Palestine is to stand with Humanity.” Sang legenda telah menginspirasinya. RIP, Diego Armando Maradona. (*/Sumber: anonim)

Back to top button