Puluhan Ribu UMKM Menjerit, Produk Nganggur tak Hasilkan Rupiah karena Pandemi
Silakan Ajukan Bantuan ke Kelurahan

ASSAJIDIN.COM — Pandemi Covid-19 sangat terasa dampaknya dari ekonomi kepada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Pemerintah Kota Palembang memastikan produktivitas UMKM menurun drastis, sehingga berbagai upaya bantuan modal usaha diberikan agar bangkit kembali.
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Palembang, Ana Heriana melalui Kabid Pemberdayaan Usaha Mikro, Juanaria mengatakan, setelah dilakukan pendataan pada 2019 lalu, Kota Palembang memiliki 37.902 pelaku UMKM dari berbagai jenis. Baik kuliner, kerajinan, fashion, juga jasa.
“Dampak pandemi ini memang sangat berdampak terutama bagi usaha mikro dan kecil ini. Seperti tidak adanya event di Palembang, berkurangnya acara-acara, sehingga produk yang dihasilkan dan harusnya bisa menjadi rupiah itu sangat minim,” katanya.
Untuk membantu UMKM bangkit kembali di era baru ini, ada bantuan dari presiden yang disalurkan melalui perbankan. Di Palembang sekitar 12.202 UMKM, masing-masing mendapatkan jatah bantuan sebesar Rp2,4 juta.
“Yang dapat bantuan UMKM yang benar-benar butuh untuk bangkit lagi, secara detail itu yang tahu pihak bank penyalur bantuan ini,” katanya.
Selain bantuan dari Presiden RI, ada juga pinjaman tanpa bunga dan agunan ini diberikan Pemerintah Kota Palembang kerja sama dengan PT Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Palembang. “Tahun ini ditarget 4000 UMKM, tahun lalu terealisasi 4.020,” katanya.
Setiap pedagang atau UMKM mendapatkan pinjaman Rp3 juta dengan tanpa agunan dan bunga. Sebab bunga disubsidi oleh Pemkot Palembang. Ini akan sangat membantu pelaku usaha kecil yang akan mengembangkan usahanya.
“Sehingga, setiap orang bisa menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain dengan usaha tersebut,” ujarnya.
Bagi masyarakat yang memiliki usaha, bisa mengajukan pinjaman dengan cara mendaftarkan diri ke kelurahan, yang mana data tersebut akan diperiksa dari kelurahan, kecamatan, dan Dinas Koperasi dan UMKM, dan nantinya BPR akan melakukan survey.
“Bank yang menentukan. Sebagian besar diterima, kalau mereka tidak memilik BI checking, tidak masalah,” katanya.
Salah seorang pelaku UMKM di Kota Palembang, Dian mengatakan, sejak pandemi tidak ada orderan untuk pemesanan makanan ringan yang biasa dipesan oleh beberapa instansi yang rutin melakukan berbagai acara.
“Sebelum pandemi biasanya rutin orderan untuk kue/ makanan ringan yang kita buat. Biasanya ada 100 kotak sehari. Sekarang tidak ada lagi pesanan, jadi saya jualan lewat medsos agar ada pelanggan lain,” katanya. (*/Sumber: assajidingroup/Kamayel Ar-Razi)