Khutbah Jumat : Hikmah Wabah Corona Menurut Alquran
ASSAJIDIN.COM — Sidang Jum’at yang dimuliakan Allah
Marilah kita bersyukur kepada Allah robbil alamin dan bersyukur kepada kedua orang ibu/bapak kita masing-masing, sholawat dan keselamatan semoga tercurah sampai kepada seluruh para nabi dan rosul Allah, dimulai dari nabi Adam As sampai dengan nabi Muhammad Saw.
Sidang Jum’at yang dimuliakan Allah
Dalam sabdanya, Rosul pernah berkata, sungguh aneh perkara orang mukmin, diberi nikmat ia bersyukur, diberikan kesusahan pun ia bersyukur. Jadi disimpulkan ciri mukmin itu senantiasa bersyukur dalam segala keadaan termasuk dalam wadah covid-19 ini.
Sidang Jum’at yang dikasih sayangi Allah
Dalam menyikapi wabah covid-19 ini kita perlu renungkan kenapa pendemi ini terjadi? Mencari tahu dan berusaha melakukan perbaikan jika pun didapati pelajaran berharga dari peristiwa ini. Dalam khutbah ini khatib akan menyampaikan Tabir Hikmah Pendemi Corona dari pandangan Al-Qur’an.
Sidang Jum’at yang dimuliakan Allah
Ada satu ayat yang perlu kita telaah
فَأَرۡسَلۡنَا عَلَيۡهِمُ ٱلطُّوفَانَ وَٱلۡجَرَادَ وَٱلۡقُمَّلَ وَٱلضَّفَادِعَ وَٱلدَّمَ ءَايَٰتٖ مُّفَصَّلَٰتٖ فَٱسۡتَكۡبَرُواْ وَكَانُواْ قَوۡمٗا مُّجۡرِمِينَ ١٣٣
“Maka Kami kirimkan kepada mereka taufan, belalang, kutu, katak dan darah sebagai bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa.” (Qs. 7:135)
Sidang Jum’at yang dimuliakan Allah
Salah satu yang Allah kirim kepada kaum pendosa yaitu kutu, yang dalam bahasa arab alkummal atau kummal, kalau di bahasa kita kumal/kumel/kumalan itu sesuatu yang kotor atau jorok. Kutu itu hadir karena airnya kotor atau jorok, sedangkan kutu itu sendiri sesuatu yang sangat kecil dan sulit dilihat.
Virus Corona sama persis seperti kutu, yang kecil tak terlihat, ia hadir karena kita adalah kaum pendosa. Lalu dosa apa yang kita buat? Mungkin tidak kita sadari bahwa mulai dari 2016 lalu negeri sudah masif melakukan pendosaan, contoh pendosaan yang terus berlangsung yaitu prasangka buruk, iri dengki, fitnah, hoaks, saling membenci, memutarbalikkan kebenaran, merendahkan orang lain, merasa paling suci, memaksakan kehendak dan berpecahbelah.
Hanya di negeri ini orang bebas menghina dan mencaci orang lain, bahkan sekelas ulama dan umaroh pun tak lepas dari hinaan dan cacian. Apakah ini disebut orang beriman? Bukan sama sekali.
Jamah sidang Jum’at yang berbahagia
Tuhan maha lembut kepada kita, setidaknya ada tiga hikmah peringatan Allah melalui pendemi Corona ini.
- Tutup Mulut
Kenapa mulut ditutup? Karena mulut kita terlalu kotor, karena mulut kita sering digunakan menyakiti orang lain, karena mulut ini sering menghina orang lain, menebarkan kebencian, kebohongan, dengan mulut ini hal benar diputar menjadi salah dan salah menjadi benar, dengan mulut ini mengajak orang lain membenci. Maka pada hari ini Allah kunci mulut itu dengan disimbolkan memakai masker.
ٱلۡيَوۡمَ نَخۡتِمُ عَلَىٰٓ أَفۡوَٰهِهِمۡ وَتُكَلِّمُنَآ أَيۡدِيهِمۡ وَتَشۡهَدُ أَرۡجُلُهُم بِمَا كَانُواْ يَكۡسِبُونَ ٦٥
“Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.”(Qs 36:65)
- Cuci Tangan
Tangan yang dicuci adalah tangan yang kotor, sudah terlalu banyak pendosaan yang kita buat dengan tangan seperti mencuri, mengambil hak orang lain, korupsi, tanda tangan palsu, penganiaya, pemukul istri/anak, dengan tangan berbuat semena-mena dan perbuatan buruk lainnya.
- Berdiam diri di rumah
Banyak dari kita berjalan demi kepentingan pribadi atau golongan, maka disini Allah ajarkan kita untuk lebih mementingkan lingkungan dan alam sekitar. Banyak di antara kita lebih sering ke majlis dari pada ke gubuk-gubuk si miskin, banyak di antara kita sering ke masjid tapi sedikit sekali ke rumah yatim dan miskin. Bukankah pendiri bangsa ini pernah berkata, “jika engka mau mencari Tuhan maka carilah di gubuk-gubuk orang miskin.
Kalau kita pahami saham bumi prioritas itu miliknya orang fakir dan miskin, tapi kita sibuk dengan diri sendiri jungkat jungkit menyembah Allah, basah lidah mulut muji Tuhan tapi kita tidak peduli dengan si fakir dan miskin. Maka pada hari ini Allah tutup semua rumah ibadah, masjid bahkan masjidil haram dan kakbah pun ditutup oleh Allah.
أَرَءَيۡتَ ٱلَّذِي يُكَذِّبُ بِٱلدِّينِ ١ فَذَٰلِكَ ٱلَّذِي يَدُعُّ ٱلۡيَتِيمَ ٢ وَلَا يَحُضُّ عَلَىٰ طَعَامِ ٱلۡمِسۡكِينِ ٣ فَوَيۡلٞ لِّلۡمُصَلِّينَ ٤ ٱلَّذِينَ هُمۡ عَن صَلَاتِهِمۡ سَاهُونَ ٥ ٱلَّذِينَ هُمۡ يُرَآءُونَ ٦ وَيَمۡنَعُونَ ٱلۡمَاعُونَ ٧
Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat,(yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya, dan enggan (menolong dengan) barang berguna. (Qs 107:1-7)
Sidang Jum’at yang dimuliakan Allah
Salah satu pendosaan kita yang menyebabkan murkanya Allah adalah hidup glamor/suka dipuji/memamerkan harta kekayaan tapi tidak berkasih sayang dengan memberikan kelebihan kepada se-sama.
وَإِذَآ أَرَدۡنَآ أَن نُّهۡلِكَ قَرۡيَةً أَمَرۡنَا مُتۡرَفِيهَا فَفَسَقُواْ فِيهَا فَحَقَّ عَلَيۡهَا ٱلۡقَوۡلُ فَدَمَّرۡنَٰهَا تَدۡمِيرٗا ١٦
“Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.” (Qs 17:16)
Allah akan hancurkan negeri Indonesia ini jika penduduk negeri ini hidup mewah, berfoya-foya, hedonisme, bersaing dan sombong dalam kekayaan sedangkan si miskin sebelah rumah hanya menjadi penonton, hanya dibiarkan saja dan dipandang sebelah mata.
Jamaah sidang Jum’at yang berbahagia
Hari ini kita semua ketakutan, kita semua kelaparan,kita semua kekurangan harta, maka pada hari ini juga kami mengajak bagi saudara-saudara ku yang berlebihan harta dan jiwa, mari kita berbuat baik dengan memberi makan sesama terlebih kepada yang miskin terdekat rumah kita yang saat ini tidak kerja/tidak punya penghasilan akibat pendemi corona.
وَلَنَبۡلُوَنَّكُم بِشَيۡءٖ مِّنَ ٱلۡخَوۡفِ وَٱلۡجُوعِ وَنَقۡصٖ مِّنَ ٱلۡأَمۡوَٰلِ وَٱلۡأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ ١٥٥ ٱلَّذِينَ إِذَآ أَصَٰبَتۡهُم مُّصِيبَةٞ قَالُوٓاْ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّآ إِلَيۡهِ رَٰجِعُونَ ١٥٦ أُوْلَٰٓئِكَ عَلَيۡهِمۡ صَلَوَٰتٞ مِّن رَّبِّهِمۡ وَرَحۡمَةٞۖ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُهۡتَدُونَ ١٥٧
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (Qs. 2:155-157)
Kemudian Allah berfirman
Aku benar-benar bersumpah dengan kota ini (Mekah) dan kamu (Muhammad) bertempat di kota Mekah ini, dan demi bapak dan anaknya. Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah. Apakah manusia itu menyangka bahwa sekali-kali tiada seorangpun yang berkuasa atasnya? Dan mengatakan: “Aku telah menghabiskan harta yang banyak”. Apakah dia menyangka bahwa tiada seorangpun yang melihatnya? Bukankah Kami telah memberikan kepadanya dua buah mata, lidah dan dua buah bibir. Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan, Tetapi dia tiada menempuh jalan yang mendaki lagi sukar. Tahukah kamu apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu? (yaitu) melepaskan budak dari perbudakan, atau memberi makan pada hari kelaparan, (kepada) anak yatim yang ada hubungan kerabat, atau kepada orang miskin yang sangat fakir. Dan dia (tidak pula) termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang. Mereka (orang-orang yang beriman dan saling berpesan itu) adalah golongan kanan. Dan orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, mereka itu adalah golongan kiri. Mereka berada dalam neraka yang ditutup rapat. (Qs 90:1-20)
Sidang Jum’at yang dimuliakan Allah
Dari dua ayat ini yang perlu kita lakukan dalam wabah covid-19 ini adalah Sabar, mengembalikan semuanya kepada Allah dan saling berpesan kasih sayang, wujud konkritnya memberikan shodaqoh kepada sesama yang fakir miskin. Semoga Allah meridhoi kita semua dan mengangkat wabah ini di bumi tercinta. (*/Sumber: naskah khutbah Muhammad Alimuddin/fasilitator pemahaman alquran/penyuluh agama tinggal di Bangka Belitung)