Jangan Pandang Anak Sebelah Mata

Suatu hari ibu Sahreni (34) dan suaminya Marlan (40) mengeluhkan keadaan anaknya Irwan (10) yang duduk di bangku kelas IV SD karena nilai raportnya turun pada semester ini.”Saya ini bingung nilai raportnya turun terus,”kata Sahreni.
Semester ganjil lalu anaknya berada pada posisi ranking 21, sekarang semester ganjil ini turun menjadi ranking 23. Segala cara menurutnya sudah dilakukannya bersama suami agar anaknya bisa mencapai ranking yang lebih baik, namun belum juga bisa diraih oleh Irwan.
Suami dan istri itu pun sudah mendatangi sekolah untuk berkonsultasi dengan ibu atau bapak guru yang menjadi wali kelas Irwan. Sahreni pun mendapat nasehat agar mereka sabar menididik anaknya Irwan.
Sepekan dari peristiwa kedatangan suami istri itu ke sekolah, ternyata ada satu berita yang menyangkut Irwan. “Ibu, anak ibu memperoleh sesuatu yang lain dari perkiraan kita,”kata Ibu Wali kelas Irwan melalui telepon yang diterima oleh ibu Sahreni.
Rasa cemas pun ada pada hati Sahreni, ketika mendapat telepon itu. Tetapi rasa cemas itu kemudian mereda yang dibarengi dengan rasa hari.”Masak sih bu. Apa iya..bisa begitu ya,”katanya mennyambut telepon tersebut.
Sahreni kemudian berlari mendekati suaminya. “Pa, ternyata ank kita memperoleh surprise dari teman-temannya. Walaupun dia tidak dapat renking, tapi dia memperoleh penghargaan yang amat luar biasa dari teman-temannya. Mereka sangat menyayangi Irwan pa,”ujarnya dengan tangis hari. Tadinya, dia mengira anaknya tidak memiliki keunggulan apa-apa di sekolah ternyata oleh teman-temannya dinobatkan sebagai anak yang menyenangkan.
Cerita gurunya, ibu Mira, ketika dibuat angket dengan pertanyaan siapa anak yang paling disayangi dan paling disenangi mereka. 90 persen anak-anak menjatuhkan pilihan kepada Irwan anak mereka. Sahreni yang menceritakan ini kepada As SAJIDIN waktu lalu, menunjukkah rasa haru dengan linang air mata. “Kadang saya menyesal memarahi anak. Padahal anak –anak kita mungkin saja ada kelebihan lain dari yang lain,”ujarnya.
Ikhtibar yang diperoleh oleh cerita Irwan, menunjukkan bahwa tak semua anak dengan ranking yang rendah, lalu kemudian tidak memiliki keunggulan di sisi lain. Terbukti Irwan, walaupun ia memperoleh renking 23, namun rekan satu kelasnya memilih dia sebagai sahabat dan teman yang menyenangkan dan sekaligus teman yang paling mereka sayangi. Irwan telah menunjukkan bahwa dirinya mampu menempatkan diri di hati teman-temannya walaupun nilai prestasinya di sisi lain rendah.(*)
Oleh; Endang Kurniasih