MOZAIK ISLAM

Rasanya Khas dan Lezat, ini Rahasia 1.500 Bubur Asyura di Masjid Suro, Hanya Ada di Bulan Muharram

ASSAJIDIN.COM — Terinspirasi dari almarhum Ustadz Taufik Hasnuri, Masjid Al-Mahmudiyah atau lebih dikenal dengan Masjid Suro, Kelurahan 36 Ilir pun sejak lima tahun terakhir rutin membuat bubur Asyura.

Bubur yang dibuat 10 Muharram tahun ini berbeda dari tahun sebelumnya dengan bumbu tambahan.

Sejak jam 7 pagi, panitia yang bertugas memasak mulai mempersiapkan beras dan bumbunya. Banyaknya Bubur Asyura ini sesuai dengan hasil sedekah yang diberikan untuk pembuatan bubur. Tahun ini panitia membuat 20 kg beras dan 20 kg daging.

Memasak bubur Asyura ini menggunakan kayu khusus yaitu kayu pelawan. Kayu ini lebih awet dan sangat panas. Harga untuk 1 batang kayu Rp6000. Untuk memasak sekitar 4 jam membutuhkan 50-60 batang. Bubur akan selesai dan matang sekitar sebelum zuhur.

Lihat Juga :  Masjid Al-Mahmudiyah atau Masjid Suro, Akhirnya Direnovasi, Silakan Berdonasi

Harum masakan khas tercium sangat lezat saat bubur akan mulai matang. Juru masak tidak akan berhenti mengaduk bubur karena dikhawatirkan akan gosong. Ada dua Gerengseng atau panci besar yang terbuat dari tembaga kuningan. Setiap Gerengseng memuat 10 kg beras dan 10 kg daging.

Juru Masak Bubur Asyura di Masjid Al-Mahmudiyah (Suro), Yusuf mengatakan, pada dasarnya pembuatan bubur ini sama dengan bumbu untuk buat sop. Seperti bawang merah, bawang putih, merica, pala, cengkeh, kayu manis, kecap asin, daun sop dan daun bawang.

“Agar lebih enak, bubur Asyura ini dagingnya kita masak dulu dengan bumbu malbi, jadi rasanya lebih enak,” katanya.

Lihat Juga :  One Day One Hadits : Makna Mukmin yang Kuat Lebih Baik dan Lebih Dicintai Allah

Satu kawah atau satu Gerengseng ini jika untuk memasak nasi minyak kapasitasnya 64 kg dan 72 kg. “Untuk bubur Asyura ini total bisa 1500 porsi. Bubur ini dibagikan kepada anak yatim dan masyarakat sekitar. Maknanya sangat bagus, bersedekah di 10 muharram ini pahala sangat besar,” katanya.

Pengurus Masjid Al-Mahmudiyah (Suro) Kiagus Muhammad Sholeh Solihin mengatakan, setelah shalat zuhur, bubur langsung dibagikan kepada anak yatim di 16 RT sekitar Kelurahan 30 Ilir. “Diharapkan ini dapat membagi kebajagiaan kepada anak yatim. Kita baru lima tahun ini dan terinspirasi dari almarhum Ustadz Taufik Hasnuri yang biasa membuat bubur ini di 14 Ulu,” katanya. (*/Sumber: maklumatnews/Kamayel Ar-Razi)

Back to top button