SEHAT

Belum Ada Obatnya, Masyarakat Harus Aktif Lakukan Pencegahan Covid-19

ASSAJIDIN.COM — Angka sebaran kasus Covid-19 di Kota Palembang dinilai Dinas Kesehatan cukup fluktuatif dan angka sebaran kasus saat ini 30 persen. Lantaran obat untuk menangani pandemi ini belum ada, sehingga diimbau warga untuk berperan aktif melakukan pencegahan penularan.

Hal tersebut diungkapkan Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Palembang, dr Fauziah. Sebelumnya sempat ada kabar vaksin Covid akan disebar pada Oktober mendatang. Namun, menurutnya belum ada informasi pada pihaknya.

“Angka kasus di Palembang ini fluktuatif dengan kasus aktif 30 persen. Untuk kasus baru sebelumnya ada perkantoran dan pasar,” katanya.

Menurutnya, saat ini meskipun kasus terbilang bertambah tapi tidak signifikan. Angka pasien sembuh meningkat. Seperti berdasarkan data 18 Agustus 2020, pasien sembuh bertambah 13 atau menjadi 1.580. Kasus terkonfirmasi tidak bertambah tetap 2.441 dan meninggal dunia tidak ada penambahan tetap 128 orang.

Lihat Juga :  Angka Stunting Anak Sumsel di Atas Nasional

“Diharapkan masyarakat berperan aktif dalam pencegahan seperti menerapakan protokol kesehatan dalam keseharian,” katanya.

Terutama saat ini Kota Palembang berdasarkan rilis dari BNPB pada 9 Agustus lalu dinyatakan sebagai zona merah atau resiko tinggi. Namun, menurutnya berdasarkan perhitungan 15 indikator utama, meliputi kesehatan masyarakat yang terbagi menjadi 11 indikator epidemiologi. Serta dua indikator surveilans kesehatan masyarakat, dan dua indikator pelayanan kesehatan.

“Menurutnya, Palembang masih zona orange atau resiko sedang. Berbeda tersebut karena mereka menggunakan data RS online, all report, pemeriksaan laboratorium, yang masih ada data luar Palembang tapi masuk Palembang, karena rujukannya disini,” katanya.

Lihat Juga :  Alhamdulillah Pasien Sembuh Covid-19 di Sumsel Terus Bertambah

Menurutnya, saat ini pemerintah berperan aktif melakukan tracking agar tidak ada penambahan kasus baru. Selain itu, saat ini rumah sehat Jakabaring tidak lagi dipergunakan untuk isolasi kasus terkonfirmasi tanpa gejala.

“Ada rumah sakit yang akan menjadi tempat isolasi, tapi jika bisa di rumah kita arahkan di rumah,” katanya. (*/Kamayel Ar-Razi)

Back to top button